Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Merpati Selandia Baru, Burung Penting bagi Budaya Lokal

Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Kimberley Collins)
Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Kimberley Collins)

Selain terkenal dengan keindahan alamnya yang memukau Selandia Baru juga terkenal akan keberagaman satwanya yang luar biasa. Nah, diantara banyaknya satwa di Selandia Baru, Hemiphaga novaeseelandiae atau merpati selandia baru jadi salah satu yang terbilang unik. Keunikan burung endemik ini tercermin dari beberapa hal, seperti penyebarannya, habitatnya, ciri fisiknya, populasinya, hubungannya dengan masyarakat, sampai perannya bagi ekosistem.

Jika dibandingkan dengan merpati lain, merpati selandia baru juga menunjukan beberapa perbedaan yang cukup mencolok. Perbedaan-perbedaan inilah yang membuat merpati selandia baru sangat menarik untuk dibahas. Jika kamu penasaran dengan burung ini maka kamu datang ke tempat yang tepat karena artikel ini akan membahas beberapa fakta unik mengenai merpati selandia baru!

1. Menjadi "harta karun" dan simbol bagi masyarakat Selandia Baru

Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Pseudopanax)
Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Pseudopanax)

Dilansir iNaturalist, burung yang punya nama lokal kererū ini menyandang gelar sebagai taonga atau harta karun bagi budaya Suku Māori di Selandia Baru. Gelar tersebut disandang oleh burung ini karena ia punya peran penting bagi Suku Māori, yaitu sebagai sumber makanan utama mereka. Namun saat ini perburuan terhadap merpati selaindia baru mulai dilarang. Sekarang Suku Māori hanya mengizinkan untuk mengambil dan memanfaatkan tulang dan bulu dari burung yang sudah mati.

Tak hanya Suku Māori, pelarangan perburuan tersebut juga didukung oleh banyak pihak, seperti pemerintah dan organisasi Royal Forest and Bird Protection Society of New Zealand. Saking didukungnya, Royal Forest and Bird Protection Society of New Zealand sempat menobatkan merpati selandia baru sebagai Bird of the Year pada tahun 2018. Tentunya hal tersebut sangat membanggakan dan sekaligus membuktikan kalau merpati ini merupakan simbol yang penting bagi masyarakat Selandia Baru.

2. Individu dewasa memiliki warna bulu layaknya pelangi

Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Geoff McKay)
Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Geoff McKay)

Biasanya merpati domestik yang sering berkeliaran cenderung memiliki warna gelap dan tidak memiliki banyak perpaduan warna. Namun hal tersebut berbeda dengan merpati selandia baru karena burung ini justru punya warna yang bervariasi dan sangat mirip dengan warna pelangi. Tercatat, hewan ini punya beberapa perpaduan warna, yaitu putih di perut, pink di kaki, hijau di leher, cokelat di sayap, hitam di sayap, dan ungu di kepala serta punggung. Tak hanya indah, warna-warna yang ia miliki juga berguna, khususnya untuk berkamuflase dan bersembunyi di pepohonan.

Merpati selandia baru juga cukup besar dengan panjang maksimal mencapai 50 centimeter dan bentang sayap di angka 75 centimeter. Kepalanya kecil, lehernya sedikit panjang, badannya ramping namun berisi, dan paruhnya juga kecil. Oleh karena itu, jika dilihat dari warna, corak, ukuran, dan bentuk tubuhnya maka dapat disimpulkan kalau merpati selandia baru cukup berbeda dari merpati domestik yang sering berkeliaran dan dipelihara oleh banyak orang.

3. Populasinya terus memuncak sejak tahun 2010an

Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Rosa Stewart)
Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Rosa Stewart)

Awalnya populasi merpati selandia baru sempat menurun drastis sejak kolonisasi bangsa Eropa. Penurunan tersebut disebabkan oleh beberapa hal, seperti perburuan liar, kerusakan habitat, industrialisasi, sampai alih fungsi lahan. Untungnya hal tersebut tidak berlangsung lama dan setelah bangsa Eropa hengkang dari Selandia Baru populasi burung ini perlahan mulai membaik. Puncaknya terjadi pada tahun 2010an di mana terjadi lonjakan populasi yang signifikan, jelas The New Zealand Herald.

Untuk memonitor populasi merpati selandia baru, pada tahun 2013 sampai 2021 diadakan sebuah ekspedisi bernama The Great Kererū Count. Ekspedisi tersebut berlangsung selama 10 hari tiap tahunnya dan dilakukan dalam upaya memonitor dan mencatat populasi merpati selandia baru. Ekspedisi tersebut jadi salah satu ekspedisi sains terbesar di Selandia Baru dan untungnya ekspedisi tersebut berjalan dengan lancar. Setelah The Great Kererū Count selesai, para ahli mengungkap fakta bahwa penampakan burung ini meningkat sebanyak 79% dari tahun 2010 sampai 2020. 

4. Keberadaannya sangat krusial bagi kelestarian hutan

Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/neil.dalphin)
Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/neil.dalphin)

Secara umum, merpati selandia baru merupakan frugivor yang sangat suka memakan buah-buahan. Namun ia bukan frugivor sejati dan terkadang juga terlihat memakan material tumbuhan lain, seperti daun dan bunga. Kebiasaan makan tersebut juga tak hanya bermanfaat bagi kehidupan burung ini. Nyatanya kebiasaan makan yang ia miliki punya peran yang cukup krusial bagi hutan, alam, lingkungan, dan ekosistem secara keseluruhan, jelas artikel di jurnal New Zealand Journal of Ecology.

Pertama, burung ini bisa membantu penyerbukan dan penyebaran biji-bijian yang akhirnya membuat pohon terus tumbuh dan hutan semakin subur. Tak hanya itu, kebiasaan makan biji-bijiannya juga penting bagi kesehatan hutan dan keseimbangan ekosistem. Karena peran pentingnya tersebut, burung ini jadi salah satu hewan yang tidak boleh musnah dari hutan. Jika burung ini musnah atau populasinya menurun drastis maka hutan yang subur bisa rusak dan pohon-pohon tidak bisa tumbuh dengan baik.

5. Mampu membuat sarang di ketinggian 9 meter

Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Tony Stoddard)
Merpati selandia baru (commons.wikimedia.org/Tony Stoddard)

Laman Animalia menjelaskan kalau merpati selandia baru merupakan burung yang sering membuat sarangnya di atas pohon. Tak hanya itu, pemilihan pohonnya juga tak sembarangan. Tercatat, hewan ini lebih suka membuat sarang di pohon tinggi yang ketinggiannya sekitar 1,8 sampai 9,1 meter. Hal ini terbilang unik jika mengingat kalau merpati selandia baru bukanlah burung berukuran raksasa. Namun, pemilihan tersebut juga masuk akal karena membuat sarang dan telurnya aman dari terkaman predator atau ancaman lain.

Merpati selandia baru sendiri punya kebiasaan monogami dan ia termasuk hewan yang sangat setia. Saking setianya, burung ini hanya akan kawin dan bereproduksi dengan satu pasangan dalam beberapa kali musim kawin. Musim kawin hewan ini juga terkesan acak dan biasanya dipengaruhi oleh beberapa hal, seperti lokasi dan ketersediaan makanan. Layaknya burung lain, individu jantan burung ini juga sangat aktif saat musim kawin dan mereka akan menari sampai menunjukan warna bulunya dalam upaya menarik perhatian individu betina.

Sekilas mungkin keunikan merpati selandia baru hanya nampak dari warnanya yang memukau. Namun setelah diulik lebih dalam ternyata keunikan yang ia miliki lebih dari sekadar warna. Dapat terlihat kalau hewan ini punya peran yang penting bagi kelestarian hutan dan keseimbangan ekosistem. Ia juga jadi burung yang sangat penting bagi masyarakat Selandia Baru. Tak hanya itu, bahkan burung pemakan buah ini juga termasuk hewan yang sangat setia, lho.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us