10 Fakta Unik Primata, Jenis Makhluk Hidup yang Mencakup Manusia 

Mamalia, khususnya primata, memang jenis makhluk hidup yang baru belakangan muncul di Bumi jika dibandingkan dengan reptil, ikan, amfibi, serangga, dan sebagainya. Namun ternyata, kemunculan primata pun terjadi sudah sangat lama. Laman National Geographic menyebut bahwa nenek moyang primata bernama Purgatorius hidup sekitar 65 juta tahun lalu.

Penampilan Purgatorius sama sekali tidak seperti primata saat ini. Malah, penampilan dan ukuran mereka lebih mirip tikus. Namun, penemuan fosil menunjukkan bahwa mereka adalah pemanjat pohon yang sangat ulung dan suka makan buah layaknya primata zaman modern.

Dalam taksonomi, manusia sebagai primata tergabung dalam genus Homo. Saat ini hanya manusia (Homo sapiens) yang masih bertahan hidup dari genus ini. Namun sebenarnya, kita bukanlah satu-satunya. Ada beberapa makhluk lain dari genus Homo yang pernah hidup di Bumi dan mereka biasanya disebut sebagai manusia purba.

Laman Britannica menyebut beberapa contohnya, misalnya Homo habilis, yang hidup sekitar 2,6 juta tahun lalu. Ada pula Homo erectus, Homo heidelbergensis, dan Homo neanderthalensis atau disebut juga Neanderthal. Meski masih sangat primitif, mereka diketahui sudah bisa menciptakan dan menggunakan alat-alat sederhana dalam kehidupannya.

Sementara, jika kita meninjau masa kini, ada beberapa hewan primata yang kekerabatannya sangat dekat dengan manusia. Yang pertama adalah simpanse, yang disebut The Dodo mempunyai kesamaan genetik sekitar 98,6 hingga 99 persen dengan manusia.

Ada pula bonobo, yang punya kesamaan 99,6 persen dengan simpanse sehingga tentu sangat dekat pula kekerabatannya dengan manusia. Bonobo bahkan menunjukkan emosinya dengan cara yang sama seperti kita. Ada pula gorila yang memiliki persamaan genetik hingga 98 persen dengan kita.

Selain berkerabat dekat dengan manusia, gorila juga tercatat sebagai primata terbesar yang hidup saat ini, tepatnya spesies gorila timur dataran rendah (Gorilla beringei graueri) yang bisa tumbuh hingga setinggi hampir 190 cm dan berat lebih dari 200 kg.

Namun, ukuran gorila masih tak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan primata terbesar yang pernah hidup, yaitu Gigantopithecus blacki atau umumnya hanya disebut Gigantopithecus. Primata yang punah sekitar 100 ribu tahun lalu ini bisa tumbuh hingga setinggi 3 meter dan berat 500 kg!

Ukuran tersebut sangat luar biasa, tapi National Geographic menyebut bahwa justru ukurannya itulah salah satu penyebab hewan raksasa ini punah. Karena sangat besar, Gigantopithecus butuh makanan yang sangat banyak. Makanya, ketika terjadi perubahan iklim yang menyebabkan kawasan hutan berubah jadi sabana, Gigantopithecus pun punah karena tak dapat cukup makanan.

Lalu, bagaimana dengan primata terkecil di dunia? Predikat itu dimiliki oleh lemur tikus Madame Berthe (Microcebus berthae) yang panjang tubuhnya hanya 9 cm, ekor 14 cm, dan berat 30 gram. Seperti bisa kamu lihat di gambar, saking kecilnya hewan ini sampai bisa muat di telapak tangan manusia!

Jika berbicara soal warna, kebanyakan primata hanya berwarna cokelat, hitam, atau putih. Namun, ternyata ada juga primata yang memiliki warna-warni mencolok, yaitu mandrill (Mandrillus sphinx). Mereka adalah monyet terbesar di dunia, dan penampilan mereka mencolok karena wajahnya dihiasi warna biru dan merah serta warna kuning di rambut sekitar wajahnya.

Bahkan, bagian bokong mandrill pun dihiasi warna biru kemerahan. Laman San Diego Zoo menyebut bahwa warna paling mencolok terdapat pada mandrill jantan karena mereka menggunakan warna-warni itu untuk menarik perhatian betina.

Umumnya, primata adalah hewan diurnal, yaitu hewan yang beraktivitas pada siang hari dan tidur pada malam hari. Namun, tidak semua primata seperti itu. Ada pula primata nokturnal, misalnya aye-aye (Daubentonia madagascariensis). Mereka mampu mencari makan pada malam hari dengan penglihatan tajam dari matanya yang besar.

Ada pula monyet dari famili Aotidae yang biasa disebut monyet malam karena mencari makan pada malam hari. Tarsius, lemur kerdil, lemur tikus, galago, dan loris lambat adalah contoh-contoh lain primata yang merupakan hewan nokturnal.

Selain merupakan nokturnal, loris lambat ternyata punya keunikan lain. Loris lambat dari genus Nycticebus ternyata merupakan hewan berbisa! Bisa mereka dihasilkan dari kelenjar di dekat ketiaknya.

Ketika terancam oleh predator, loris lambat akan menyentuh cairan dari kelenjar tersebut lalu menaruhnya di giginya dan bersiap menggigit. Induk loris juga menggunakan bisanya itu untuk melindungi bayinya dengan cara melumuri tubuh bayinya dengan bisa tersebut. Selain itu, diperkirakan mereka juga bisa menggunakan bisanya itu untuk berburu.

Ironis, manusia sebagai primata justru kerap melakukan kegiatan yang merugikan sesama primata, bahkan membuat mereka terancam punah. Laman Treehugger menyebut bahwa jumlah spesies primata di dunia ada sekitar 700 dan lebih dari setengahnya sudah terancam punah. Penyebabnya adalah perburuan serta kerusakan habitat yang disebabkan aktivitas manusia.

Jenis-jenis primata yang paling terancam punah mencakup beberapa spesies lemur, indri, orang utan tapanuli, marmoset, tamarin, dan banyak lagi. Semoga manusia bisa melakukan sesuatu untuk menyelamatkan sesama makhluk primata supaya mereka gak harus lenyap dari muka bumi.

Itulah sepuluh fakta unik tentang primata, jenis hewan yang paling berkerabat dengan manusia. Semoga berbagai jenis primata di dunia ini bisa terus lestari, ya!