6 Fakta Unik Suni, Antelop Kecil yang Pandai Berkamuflase!

Suni merupakan antelop kecil yang penyebarannya sangat terbatas. Mereka berada dalam famili Bovidae dan memiliki nama ilmiah Nesotragus moschatus. Panjang tubuhnya mencapai 57--62 sentimeter, tingginya 30--43 sentimeter dan beratnya kisaran 4,5--6 kilogram. Warna tubuhnya cokelat kemerahan, bagian punggungnya lebih gelap daripada sisi tubuh dan kakinya. Bagian perut, dagu, tenggorokan dan kaki dalamnya berwarna putih.
Sementara itu, ada lingkaran hitam di sekitar mata dan di atas kukunya. Hanya jantan yang punya tanduk sepanjang 8--13 sentimeter, melengkung ke belakang dekat dengan kepalanya. Penasaran dengan gaya hidupnya? Penjelasan berikut ini bisa memberikan gambaran besar tentang itu.
1. Wilayah penyebaran suni

Penyebaran suni berada di bagian tenggara pesisir Afrika, mulai dari tenggara Kenya hingga Natal dan Transvaal di bagian timur laut Afrika Selatan. Suni juga bisa ditemukan di Pulau Zanzibar dan Mafia di lepas pantai Tanzania. Dilansir Animal Diversity, suni menghina semak-semak lebat dan kering, entah itu berada di hutan pegunungan dengan ketinggian di atas 9.000 kaki atau di semak belukar tepi sungai.
2. Mereka cukup teritorial

Suni sebenarnya cukup pemalu, mereka cenderung lebih aktif saat malam hari dan lebih suka tidur di siang hari serta berteduh di area yang sejuk. Suni memang sosial, tapi jantan sangat teritorial dan melindungi wilayahnya dengan baik. Mereka menandai wilayahnya dengan sekresi dari kelenjar preorbital, bahkan ada yang meninggalkan kotorannya di pinggiran wilayahnya.
3. Apa yang dimakan oleh suni?

Berdasarkan kajian anatomi lambung dan fisiologi pencernaannya, diduga bahwa suni memerlukan pakan dengan kandungan energi tinggi yang mudah dicerna dan rendah seperti buah, bunga dan pucuk. Akan tetapi, penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa makanan suni terdiri dari serasah dedaunan berguguran yang melimpah di habitatnya, tapi nutrisinya berkualitas rendah.
Dilansir Animal Diversity, suni juga tampaknya bekerja sama dengan monyet sykes dan colobus merah saat memakan buah yang jatuh. Suni mendapatkan kelambapannya dari tumbuh-tumbuhan sehingga tidak terlalu bergantung pada sumber air.
4. Bagaimana cara suni melindungi dirinya?

Dilansir Siyabona Africa, saat suni merasa ada bahaya yang mendesak, mereka membeku dan tidak bergerak. Suni lebih suka bersembunyi hingga dirasa bahaya menjauh, pada saat itulah mereka melompat dan menghindar di sekitar semak-semak. Mereka bisa berkamuflase di area sekitarnya dengan baik, khususnya di rerumputan kering. Ketika berkomunikasi satu sama lain, mereka menggunakan aroma dan vokalisasi seperti gonggongan lemah serta siulan.
5. Hanya jantan yang memiliki tanduk

Pada spesies suni, hanya jantan yang memiliki tanduk berukuran antara 6,5--13,3 sentimeter. Tanduknya lebar, hitam, bergerigi dan miring ke belakang sehingga sejajar dengan wajahnya. Kamu bisa membedakan suni dari antelop kecil lainnya dengan tidak adanya jumbai rambut panjang di kepala dan lututnya.
6. Sistem perkawinan suni

Tidak ada waktu spesifik untuk musim kawin suni sebab mereka berkembang biak sepanjang tahun, tapi kebanyakan kelahiran terjadi antara bulan November dan Maret. Jantan hanya kawin dengan satu betina atau lebih, tapi mungkin ada betina lain yang berbagi tempat di wilayah jelajahnya. Setelah mengandung selama 183 hari, betina melahirkan satu bayi.
Anak suni tetap disembunyikan di tumbuhan lebat dan setiap saat dikunjungi oleh betina untuk merawatnya. Proses tersebut biasanya berlangsung selama dua bulan. Betina mencapai dewasa reproduktifnya pada usia 6--18 bulan, begitu pula dengan jantan.
Suni ternyata sangat pemalu, mereka cenderung menghindari pemangsa dengan tetap diam di tempatnya. Saat ini, mereka diklasifikasikan sebagai Least Concern oleh IUCN dengan total populasi 365,000 individu. Tren populasinya masih stabil, tapi bukan berarti mereka terhindar dari ancaman. Mereka terancam oleh pemburu, kehilangan habitat dan dimangsa oleh anjing, khususnya mereka yang di Afrika Selatan.