Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Unik Ulat Karnivora, Kanibal yang Dapat Menyerupai Mangsanya

Ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)
Ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)
Intinya sih...
  • Ulat karnivora baru ditemukan di Hawaii, disebut "the bone collector" karena menggunakan tulang mangsa untuk bertahan hidup.
  • Spesies ini hidup di jaring laba-laba, menyamar dengan tubuh mangsanya, dan mampu beradaptasi dengan keberadaan laba-laba invasif.
  • Ulat ini merupakan hewan kanibal dan sangat langka, dengan upaya konservasi diperlukan untuk mencegah kepunahan.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Di balik keindahan surga tropisnya, Hawaii juga merupakan rumah bagi berbagai spesies yang cantik, hingga predator yang sangat menyeramkan. Baru-baru ini, dunia Sains dikejutkan dengan temuan baru pada spesies ulat. Sebagaimana yang umumnya kita kenal, ulat merupakan hewan herbivora maupun omnivora. Namun, ada keunikan tersendiri dari temuan spesies baru oleh tim peneliti Universitas Hawaii. Spesies kecil yang baru saja ditemukan adalah ulat, namun ia adalah ulat karnivora atau pemakan daging.

Para ilmuwan berhasil mengidentifikasi spesies ini di pegunungan Pulau O'ahu, Hawaii. Karena keunikan perilakunya, ulat karnivora ini mendapat julukan the bone collector. Ia belum pernah ditemukan di spesies kupu-kupu atau ngengat dari ordo Lepidoptera lainnya. Selengkapnya, simak fakta menarik dari ulat pemakan daging dari Hawaii berikut ini.

1. Merupakan spesies larva ngengat yang baru dideskripsikan

Ngengat dari ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)
Ngengat dari ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)

Ulat pengumpul tulang berukuran sekitar seukuran kuku jari. Setelah sekitar 2-3 bulan, ulat ini kemudian bermetamorfosis menjadi ngengat yang lebih kecil dari sebutir beras. Para peneliti melaporkan ulat tersebut merupakan larva ngengat dalam genus Hyposmocoma yang baru dideskripsikan dan belum memiliki nama ilmiah. 

Detail perilaku dan kehidupan tentang si pengumpul tulang dijabarkan dalam sebuah studi yang terbit di jurnal Science pada 24 April lalu, dengan judul "Hawaiian caterpillar patrols spiderwebs camouflaged in insect prey's body parts". Jurnal ini ditulis oleh Daniel Rubinoff, Michael San Jose, dan Camiel Doorenweerd, yang merupakan ilmuwan dari University of Hawai'i Manoa.

2. Hidup berdampingan dengan laba-laba

Ilustrasi laba-laba yang hidup di batang pohon (pexels.com/Gizem Gökce)
Ilustrasi laba-laba yang hidup di batang pohon (pexels.com/Gizem Gökce)

Uniknya, spesies ini hidup di jaring laba-laba di dalam batang pohon, di antara bebatuan, dan di dalam ruang tertutup lainnya. Cara hidupnya yang berdampingan dengan laba-laba ini belum pernah ditemukan sebelumnya pada spesies ulat apa pun. Para ilmuwan memperkirakan perilaku tersebut sebagai upaya untuk bertahan hidup. Mereka mampu menyamarkan diri dari tuan rumah Arakhnida (laba-laba).

Bahkan selama penelitian, para peneliti tidak menemukan ulat larva yang mati dibungkus jaring laba-laba. Selain itu, ulat ini juga berkeliaran di jaring empat spesies laba-laba yang bukan asli Hawaii. Hal ini memberikan fakta bahwa larva ngengat ini mampu beradaptasi dengan keberadaan laba-laba invasif (spesies pendatang).

3. Perilaku memangsa yang unik

Ulat karnivora ini memangsa serangga yang terperangkap di jaring laba-laba. Tulang-tulang mangsanya akan digunakan untuk menghias diri dengan tujuan bertahan hidup. Selain menempelkan serpihan serangga yang mati pada dirinya, ia juga menggunakan rangka luar laba-laba yang telah mengelupas.

Cara ulat ini menempelkan kerangka mangsanya ke tubuhnya pun unik, yaitu dengan menyesuaikan dan menyusun tulang-tulang itu sebelum ditempelkan ke tubuhnya. Jika potongan tulang terlalu besar, ulat itu akan mengunyahnya hingga kecil. Sehingga seluruh bagian tubuhnya bisa tertutupi dengan baik.

Mereka juga tidak pilih-pilih jenis serangga mati untuk menjadi hiasan tubuhnya. Dikutip dari Mental Floss, para peneliti menemukan ada bagian-bagian tubuh kumbang, lalat, kumbang kulit kayu, laba-laba, dan semut pada tubuh seekor larva.

4. Ulat karnivora juga kanibal

Spesimen ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)
Spesimen ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)

Hasil penelitian juga menyebut ulat ini merupakan hewan kanibal. Para peneliti mengetahui hal ini setelah menempatkan dua larva di kandang yang sama, yang menyebabkan larva yang lebih besar memangsa saudara-saudaranya yang lebih kecil dan lebih lemah. Inilah sebabnya hanya ditemukan satu pengumpul tulang per jaring laba-laba.

5. Merupakan spesies yang sangat langka

Para peneliti ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)
Para peneliti ulat pengumpul tulang (go.hawaii.edu/Cq8/University of Hawaii Manoa)

Penelitian yang dilakukan untuk mengidentifikasi ulat pengumpul tulang sangatlah lama. Selama 22 tahun berjalan, ilmuwan hanya menemukan 62 spesimen dalam kisaran 15 kilometer persegi hutan pegunungan Wai'anae, O'ahu.

Para ilmuwan khawatir populasi spesies tersebut mungkin tidak stabil dan seperti fauna endemik Hawaii lainya yang terancam oleh predator. Tanpa upaya konservasi, ulat pengumpul tulang kemungkinan akan punah.

Hingga saat ini, spesies ulat pemakan daging atau karnivora disebut sangat langka. Menurut Rubinoff, hanya ada sekitar 0,13% spesies Lepidoptera di planet ini yang merupakan karnivora. Sehingga sangat sulit bagi ulat untuk berevolusi dengan memakan daging, sekaligus punya kebutuhan mendesak untuk segera dilindungi keberadaannya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us