6 Fenomena Langit Februari 2025, Ada Hujan Meteor

Memasuki bulan Februari 2025, langit malam kembali menyajikan berbagai fenomena astronomi menarik yang sayang untuk dilewatkan. Dari hujan meteor hingga fase Bulan yang memukau, Februari akan menjadi waktu yang ideal bagi para pengamat bintang untuk menyaksikan keindahan tata surya.
Dengan cuaca yang mendukung, beberapa peristiwa ini bisa diamati dengan mata telanjang. Dilansir laman Badan Riset dan Inovasi Nasional berikut adalah rangkaian fenomena langit yang akan terjadi di Februari 2025.
1. Hujan meteor Alpha Centaurid ( 8 Februari)

Hujan meteor Alpha Centaurid akan mencapai puncaknya pada 8 Februari 2025. Fenomena ini menampilkan sekitar 25 meteor per jam yang bergerak dengan kecepatan tinggi, yakni 56 km/detik.
Meteor-meteor ini berasal dari puing-puing komet yang tertinggal di jalurnya dan memasuki atmosfer Bumi dengan kecepatan luar biasa. Rasi bintang Centaurus menjadi titik radian atau asal munculnya meteor, sehingga pengamatan terbaik akan dilakukan di belahan bumi selatan.
2. Elongasi Timur maksimum Merkurius (9 Februari)
Pada tanggal 9 Februari, Merkurius akan mencapai elongasi timur maksimum, yaitu posisi di mana ia tampak paling jauh dari Matahari dalam pandangan dari Bumi. Dalam konfigurasi ini, Merkurius menjadi lebih mudah terlihat di langit barat setelah Matahari terbenam.
Sebagai planet terdalam di tata surya, Merkurius sering kali sulit diamati karena selalu berada dekat dengan Matahari.
Namun, saat elongasi maksimum, sudut pemisahannya dari Matahari menjadi lebih besar. Ini menjadikannya lebih terang dan tampak seperti bintang putih kecil di langit senja.
Pengamatan bisa dilakukan sekitar 30 hingga 45 menit setelah Matahari terbenam, terutama dari lokasi dengan cakrawala barat yang terbuka.
3. Bulan purnama (12 Februari)

Bulan akan mencapai fase purnama pada 12 Februari. Dalam fase ini, seluruh permukaannya yang menghadap Bumi akan disinari Matahari. Ini menciptakan cahaya yang terang di langit malam.
Fase ini selalu menjadi momen istimewa bagi para pengamat langit untuk menikmati keindahannya dengan mata telanjang. Bulan purnama Februari ini sering disebut "Snow Moon" di budaya barat, karena biasanya terjadi di tengah musim dingin.
4. Bulan di titik apogee (18 Februari)
Pada 18 Februari, Bulan akan mencapai titik apogee, yaitu jarak terjauhnya dari Bumi dalam orbit elipsnya. Saat berada di apogee, Bulan akan berjarak sekitar 405.000 km dari Bumi, sedikit lebih jauh dibanding saat perigee (jarak terdekatnya).
Akibatnya, ukuran tampak Bulan di langit akan sedikit lebih kecil dibanding biasanya, meskipun perbedaan ini tidak selalu terlihat dengan mata telanjang. Fenomena ini sering dikaitkan dengan variasi kecil dalam gaya pasang surut air laut yang dipengaruhi oleh gravitasi Bulan.
5. Konjungsi Merkurius dan Saturnus (26 Februari)

Pada 26 Februari, langit senja akan menampilkan fenomena langka berupa konjungsi antara Merkurius dan Saturnu. Kedua planet ini tampak berpapasan sangat dekat satu sama lain.
Dengan jarak sudut hanya 1,7 derajat, kedua planet ini akan tampak hampir berdampingan jika diamati dari Bumi. Konjungsi ini bisa disaksikan di ufuk barat setelah Matahari terbenam hingga keduanya menghilang di cakrawala sekitar pukul 19.00-20.00 WIB.
Merkurius, yang lebih dekat ke Matahari, akan tampak lebih terang dibanding Saturnus, yang bersinar lebih redup. Dengan bantuan teleskop, pengamat dapat melihat detail lebih lanjut, termasuk kemungkinan cincin Saturnus yang samar.
6. Bulan baru (28 Februari)
Bulan akan memasuki fase Bulan baru pada 28 Februari, menandai awal siklus lunar yang baru. Dalam fase ini, Bulan berada di antara Bumi dan Matahari, sehingga membuatnya tampak tidak terlihat di langit malam.
Ini adalah waktu terbaik bagi pengamat langit untuk menikmati keindahan bintang, planet, dan objek langit lainnya tanpa gangguan cahaya Bulan. Fase Bulan baru juga menjadi momen penting bagi para pengamat yang ingin melihat langit yang benar-benar gelap.
Februari 2025 akan menjadi bulan yang menarik bagi para pencinta astronomi dengan berbagai fenomena langit yang bisa diamati. Setiap peristiwa ini menawarkan keindahan dan wawasan baru tentang dinamika tata surya kita.