NASA Temukan Komponen Pembentuk Kehidupan di Sampel Asteroid Bennu

- Wahana antariksa OSIRIS-REx kembali ke Bumi pada tahun 2023 setelah mengumpulkan 4,3 ons butiran debu dan batu dari asteroid Bennu pada tahun 2020.
- Sampel Bennu mengandung 14 dari 20 asam amino yang membentuk protein biologis, lempung, air garam, dan sejumlah besar amonia yang bereaksi dengan formaldehida.
- Sampel tersebut juga mengandung material asin yang terbentuk saat air menguap, memberikan gambaran tentang bagaimana kelimpahan material tersebut terbentuk.
Wahana antariksa OSIRIS-REx kembali ke Bumi pada tahun 2023 setelah mengumpulkan 4,3 ons (121,6 gram) butiran debu dan batu berharga dari asteroid Bennu pada tahun 2020. Kendati pengembalian sampel itu merupakan prestasi teknik yang luar biasa, kedatangannya di Bumi hanyalah awal dari petualangan ilmiah.
Pada 29 Januari, Badan Penerbangan dan Antariksa (NASA) mengumumkan temuan oleh dua tim yang mempelajari sampel Bennu. Butiran-butiran itu mengungkapkan bahwa Bennu mengandung banyak asam amino, termasuk 14 dari 20 asam amino yang membentuk protein biologis—bahan yang membentuk makhluk hidup.
Dianggap kehidupan
Dikutip dari laman Astronomy, meskipun tidak satu pun dari penemuan ini dianggap sebagai kehidupan itu sendiri, mereka adalah molekul yang digunakan kehidupan untuk membangun dirinya sendiri. Keberadaan mereka sangat memperkuat teori bahwa bahan-bahan tersebut dikirim ke Bumi oleh asteroid seperti Bennu.
Para ilmuwan juga mengungkap penemuan lempung dan air garam, zat yang hanya terjadi saat air menguap perlahan. Hal ini menginformasikan sejarah air di tata surya, dan khususnya interaksi antara air dan molekul yang dibutuhkan untuk kehidupan.
“Asteroid menyediakan kapsul waktu ke dalam sejarah planet asal kita, dan sampel Bennu sangat penting dalam pemahaman kita tentang bahan apa saja di tata surya kita yang ada sebelum kehidupan dimulai di Bumi," kata Nicky Fox, Associate Administrator of the Science Mission Directorate at NASA Headquarters.
Sebuah awal kehidupan

Bennu, seperti asteroid lainnya, menyediakan jendela untuk melihat tata surya awal. Bagi para ilmuwan, batuan angkasa ini adalah lingkungan murni, tak tersentuh oleh siklus cuaca, air, batuan, dan lain-lain yang rumit yang terjadi di planet dan bulan. Mereka dapat mengungkap material yang ada di masa awal tata surya, dan sejarah sederhana tentang bagaimana material tersebut terbentuk.
Selain 14 asam amino biologis, sampel dari Bennu juga mengandung 19 asam amino non-biologis lainnya, serta lima basa nukleotida yang membentuk RNA dan DNA. Tim tersebut juga menemukan sejumlah besar amonia, yang bereaksi dengan formaldehida, yang juga terdapat di Bennu, untuk menghasilkan banyak asam amino, sehingga memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana kelimpahan material tersebut terbentuk.
Kekayaan kimia yang kompleks, termasuk komponen kimia yang diperlukan untuk kehidupan, menjadikan sampel Bennu sebagai alat yang ampuh untuk menyelidiki bagaimana kehidupan muncul.
“Data dari OSIRIS-REx memberikan gambaran besar tentang tata surya yang penuh dengan potensi kehidupan,” kata Dworkin.
Temuan lainnya
Penemuan besar lainnya dari sampel Bennu adalah material asin yang terbentuk saat air menguap. Asteroid seperti induk Bennu kemungkinan terbentuk langsung dari akumulasi batuan es. Pada suatu titik, es itu pasti mencair, karena air diperlukan untuk membentuk banyak material yang ditemukan di Bennu.
Namun, air asin menunjukkan bahwa mereka juga bisa menguap. Mungkin berlawanan dengan intuisi, hilangnya air ini juga penting. Hanya saat air menghilang, sebagian kimia menjadi mungkin untuk menciptakan material yang suatu hari nanti dapat diserap oleh kehidupan.
Investigasi yang cermat
Analisis ini tidak mungkin dilakukan tanpa misi pengembalian sampel. OSIRIS-REx memiliki tugas yang menantang untuk mengambil sampel dari Bennu dan mengangkutnya ke Bumi.
Namun, para ilmuwan memiliki tugas yang berbeda tetapi sama menantangnya begitu mereka tiba yakni tidak membiarkan atmosfer Bumi memengaruhi kapsul waktu batuan antariksa itu.
Tim McCoy, kurator meteorit di Museum Sejarah Alam Smithsonian di Washington, DC, mengemukakan bahwa khususnya ketika mempelajari sejarah air, kontaminasi uap air apa pun akan membuat penelitian mereka menjadi mustahil. Sejarah air di tata surya dapat diketahui hanya karena kurasi sampel asteroid yang cermat.
Sampel-sampel tersebut dikeluarkan dari rakitan wahana antariksa dalam kotak sarung tangan yang bersih, tanpa terkena udara luar. Wadah sampel dipompa penuh dengan nitrogen, gas inert. Sampel-sampel tersebut kini dibagi ke sejumlah lembaga, sebagian untuk mengakui upaya internasional yang dilakukan dalam misi tersebut, dan sebagian lagi agar tidak ada satu kecelakaan pun yang dapat menghancurkan semua sampel.
Potensi penemuan lain

Misi Apollo ke bulan juga membawa banyak sampel. Berkat pelestarian yang cermat, para ilmuwan masih dapat melakukan eksperimen pada sampel bulan, meskipun sudah lebih dari 50 tahun sejak berakhirnya misi Apollo.
Jason Dworkin, ilmuwan proyek OSIRIS-REx, mengemukakan bahwa sebagian besar sampel Bennu masih belum dieksplorasi. Dengan kurasi yang sama cermatnya seperti sampel Apollo, para ilmuwan akan mampu menemukan penemuan baru selama beberapa dekade mendatang.
"Petunjuk yang kami cari sangat kecil dan mudah hancur atau berubah akibat paparan lingkungan Bumi. Itulah sebabnya beberapa penemuan baru ini tidak akan mungkin terjadi tanpa misi pengembalian sampel, langkah-langkah pengendalian kontaminasi yang cermat dan kurasi serta penyimpanan yang cermat atas materi berharga dari Bennu ini," kata Danny Glavin, salah satu penulis pendamping.
Kehidupan kidal
Dari setiap penemuan ilmiah yang hebat, tidak hanya muncul jawaban, tapi juga lebih banyak pertanyaan. Salah satu pertanyaan terbesar yang ditawarkan oleh sampel Bennu adalah tentang "tangan" molekul.
Banyak molekul berbentuk kiral, yang berarti bentuknya bisa mengambil salah satu dari dua bentuk cermin, kiri atau kanan. Kehidupan yang kita kenal sangat menyukai molekul kidal, dan telah berevolusi untuk menggunakan dan memproduksinya.
Para ilmuwan tidak tahu mengapa, tapi mereka menduga bahwa molekul kidal yang berlimpah di Bumi purba mungkin telah memunculkan preferensi ini.
Namun, sampel Bennu memiliki jumlah molekul kidal dan kanan yang sama banyaknya. Jika Bennu memang mewakili asteroid yang mengantarkan bahan-bahan untuk kehidupan, maka pertanyaan mengapa kehidupan lebih menyukai tangan kidal masih menjadi misteri.