Kucing Juga Bisa Pikun! Ini 8 Gejala Demensia yang Harus Dipantau

- Kucing bisa mengalami demensia seperti manusia
- Delapan gejala demensia pada kucing yang perlu diperhatikan
- Cara merawat kucing dengan demensia untuk memperlambat perburukannya
Siapa sangka, kucing juga bisa mengalami demensia seperti manusia. Kondisi ini disebut feline cognitive dysfunction syndrome, yaitu penurunan fungsi otak akibat penuaan. Biasanya ditandai dengan perubahan perilaku yang gak bisa dijelaskan lewat penyakit lain.
Penurunan kognitif ini ternyata cukup umum terjadi pada kucing tua, lho. Lebih dari separuh kucing berusia 15 tahun menunjukkan tanda-tanda demensia, bahkan gejalanya bisa muncul sejak usia tujuh tahun. Itu sebabnya, penting buat kamu mengenali tanda-tandanya sejak dini supaya bisa memberikan perawatan terbaik.
Berikut delapan gejala demensia pada kucing yang sebaiknya kamu perhatikan.
1. Suara mengeong yang tidak biasa

Kucing yang mulai pikun bisa jadi lebih sering mengeong tanpa alasan jelas, terutama di malam hari. Kadang suaranya juga terdengar lebih keras atau bernada cemas. Kondisi ini bisa terjadi karena kucing merasa bingung atau kesepian akibat gangguan kognitifnya. Jika hal ini muncul terus-menerus, sebaiknya mulai perhatikan waktu dan situasi saat ia mengeong untuk membantu dokter hewan melakukan evaluasi.
2. Perubahan interaksi dengan manusia

Kucing yang dulu cuek bisa mendadak jadi manja, atau sebaliknya, kucing yang biasanya ramah bisa tiba-tiba menghindar. Dalam banyak kasus, kucing dengan demensia terlihat bingung atau bahkan gak mengenali orang yang akrab dengannya. Kadang, mereka juga lebih gampang marah atau takut saat diajak berinteraksi. Hal ini muncul karena otaknya mulai kesulitan memproses memori dan mengenali wajah.
3. Pola tidur yang berubah

Kamu mungkin mulai melihat kucingmu jadi lebih sering tidur di siang hari dan gelisah di malam hari. Pola tidur yang terbalik ini sering muncul pada kucing berusia lanjut dengan gangguan kognitif. Saat ritme tidurnya kacau, mereka bisa tampak mondar-mandir atau mengeong di malam hari karena merasa bingung. Biasanya, kondisi ini membuat pemilik ikut terganggu karena kucing menjadi lebih aktif di waktu yang salah.
4. Kebiasaan buang air jadi berantakan

Kucing dengan demensia kadang lupa lokasi kotak pasir atau gak sadar sedang ingin buang air. Akibatnya, mereka bisa pipis atau pup di tempat yang gak biasa, seperti lantai atau sofa. Meskipun masalah ini bisa juga disebabkan penyakit lain seperti infeksi saluran kemih, perubahan mendadak dalam kebiasaan toileting tetap patut diwaspadai. Pastikan kamu gak langsung memarahi kucingmu, ya, karena mereka melakukannya bukan dengan sengaja.
5. Terlihat bingung atau tersesat di rumah sendiri

Salah satu tanda paling jelas dari demensia adalah disorientasi. Kucing bisa tiba-tiba kehilangan arah di dalam rumah, menatap dinding tanpa tujuan, atau tersangkut di balik furnitur. Kadang mereka bahkan berdiri di depan pintu yang salah, seolah lupa arah keluarnya. Gejala ini terjadi karena bagian otak yang mengatur orientasi ruang mulai menurun fungsinya, membuat mereka sulit mengenali lingkungan yang sudah sangat familier.
6. Aktivitas berkurang drastis

Kucing yang dulunya aktif bisa terlihat malas bermain atau berhenti mengeksplorasi lingkungan. Mereka juga mungkin jarang merawat diri, misalnya malas menjilat bulunya sendiri. Kondisi ini bukan hanya tanda penuaan biasa, tapi bisa menunjukkan bahwa otak mereka mulai kehilangan semangat dan koordinasi motorik halus. Jika dibiarkan, hal ini bisa berdampak pada kesehatan kulit dan bulu.
7. Terlihat lebih cemas tanpa sebab

Kucing pikun sering kali tampak gelisah di situasi yang sebelumnya biasa saja. Mereka bisa tiba-tiba bersembunyi, takut suara keras, atau memilih berdiam di tempat tinggi. Perasaan cemas ini muncul karena otak mereka sulit membedakan antara hal berbahaya dan yang tidak. Beberapa pakar hewan menyebut, lingkungan yang stabil dan tenang bisa membantu mengurangi stres pada kucing dengan gangguan kognitif.
8. Susah belajar hal baru

Kucing dengan demensia sering kesulitan mempelajari hal baru atau bahkan lupa kebiasaan lamanya. Mereka bisa lupa letak mangkuk makan, kesulitan menemukan jalan ke litter box, atau gak merespons panggilan namanya. Penurunan kemampuan belajar ini merupakan tanda bahwa bagian otak yang mengatur memori jangka pendek mulai melemah. Perlu kesabaran ekstra dalam merawat kucing seperti ini, terutama saat kamu mencoba memperkenalkan rutinitas baru.
Merawat kucing dengan demensia

Sayangnya, belum ada obat untuk menyembuhkan demensia pada kucing. Tapi, kamu bisa membantu memperlambat perburukannya dengan beberapa cara sederhana. Misalnya, berikan stimulasi mental lewat mainan interaktif, permainan mencari makanan, atau sekadar mengajaknya bermain ringan.
Pada kucing dengan kondisi ringan, cara ini bisa membantu menjaga fungsi otak lebih lama. Namun, jika gejala sudah berat, terlalu banyak perubahan justru bisa bikin mereka tambah bingung. Selain itu, konsultasikan dengan dokter hewan soal pemberian suplemen yang cocok untuk kucing. Beberapa produk yang mengandung antioksidan dan asam lemak sehat dipercaya bisa membantu menjaga kesehatan otak, tapi pastikan hanya menggunakan produk yang memang aman untuk kucing, ya.
Demensia pada kucing memang gak bisa disembuhkan, tapi bisa dikelola dengan perhatian dan kasih sayang yang tepat. Dengan mengenali gejalanya sejak dini, kamu bisa membantu kucingmu tetap nyaman dan bahagia di masa tuanya. Merawat kucing pikun memang butuh kesabaran ekstra, tapi mereka tetap kucing yang sama, hanya butuh sedikit lebih banyak cinta dan pengertian darimu!



















