Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal Salah Kaprah Tentang Dinosaurus, Jangan Gampang Percaya!

Rekonstruksi kerangka dinosaurus (commons.wikimedia.org/Matthew Deery)
Rekonstruksi kerangka dinosaurus (commons.wikimedia.org/Matthew Deery)
Intinya sih...
  • Dinosaurus hidup pada tiga periode berbeda: trias, jura, dan kapur
  • Hanya dinosaurus non-avian yang punah, sementara dinosaurus avian masih bertahan hingga kini
  • Manusia purba hidup bersama dinosaurus avian, bukan dinosaurus non-avian seperti Tyrannosaurus atau Apatosaurus
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dinosaurus memang terkenal, namun dibalik pamornya tersebut tak banyak orang yang mengenal hewan purba ini dengan baik. Sebaliknya, banyak orang yang masih salah kaprah tentang kehidupan, evolusi, jenis, dan kebiasaan dinosaurus. Tentunya hal tersebut tidak bisa dibiarkan karena bisa berpengaruh buruk terhadap pengetahuan dan pemahaman masyarakat secara luas.

Hal-hal salah kaprah tersebut juga mampu menyebar dengan mudah, khususnya di era digital seperti saat ini. Nah, supaya kamu tidak termakan hal salah kaprah tentang dinosaurus maka kamu harus membaca dan menyimak artikel ini dengan seksama!

1. Semua dinosaurus hidup pada satu zaman yang sama

Tidak semua dinosaurus hidup di satu zaman yang saman (commons.wikimedia.org/PaleoNeolitic)
Tidak semua dinosaurus hidup di satu zaman yang saman (commons.wikimedia.org/PaleoNeolitic)

Sampai sekarang masih banyak orang yang berpikir kalau semua spesies dinosaurus hidup di satu waktu yang sama, padahal hal tersebut tidak benar. Sebenarnya, dinosaurus, tepatnya dinosaurus non avian hidup pada satu zaman, yaitu zaman mesozoic. Namun, zaman mesozoic dibagi lagi menjadi tiga periode, yaitu periode trias, periode jura, dan periode kapur, jelas Britannica. Nah, tiap periode tentunya dihuni oleh spesies dinosaurus yang berbeda.

Periode paling awal adalah periode trias yang berlangsung sekitar 252 sampai 201 juta tahun yang lalu dan dihuni dinosaurus purba seperti Coelophysis dan Plateosaurus. Periode kedua adalah periode jura yang berlangsung selama 201 sampai 145 juta tahun yang lalu dan mulai dihuni oleh dinosaurus raksasa seperti Allosaurus dan Stegosaurus. Periode terakhir adalah periode kapur yang dihuni oleh Tyrannosaurus dan Triceratops dan berlangsung selama 145 sampai 66 juta tahun yang lalu saat dinosaurus non avian punah.

2. Semua dinosaurus sudah punah

Burung merupakan jenis dinosaurus yang masih hidup (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)
Burung merupakan jenis dinosaurus yang masih hidup (commons.wikimedia.org/Charles J. Sharp)

Banyak orang yang mengira kalau semua dinosaurus punah pada kepunahan masal 66 juta tahun yang lalu. Padahal, dinosaurus yang punah hanya dinosaurus non avian seperti Tyrannosaurus, Velociraptor, dan Triceratops. Nah, selain itu dinosaurus lain yang disebut dinosaurus avian tidak punah, bahkan mereka mampu bertahan hidup hingga saat ini. Dinosaurus avian yang dimaksud adalah burung, jelas BirdLife International.

Lebih lanjut, dinosaurus non avian adalah penyebutan bagi dinosaurus yang sudah punah sementara dinosaurus avian adalah jenis dinosaurus yang mencakup semua spesies burung. Jadi, burung bukanlah keturunan dinosaurus melainkan burung adalah dinosaurus. Dalam hal ini, burung termasuk ke klad theropoda yang menjadikannya berkerabat dekat dengan dinosaurus predator seperti Tyrannosaurus, Allosaurus, Velociraptor, Spinosaurus, dan Deinocychus.

3. Semua dinosaurus berukuran raksasa

Terdapat banyak jenis dinosaurus berukuran kecil (commons.wikimedia.org/Bruce McAdam)
Terdapat banyak jenis dinosaurus berukuran kecil (commons.wikimedia.org/Bruce McAdam)

Mungkin kamu lebih akrab dengan dinosaurus raksasa seperti Tyrannosaurus, Spinosaurus, dan Argentinosaurus. Tidak mengherankan mengingat mereka sangat terkenal dan panjangnya bisa mencapai puluhan meter dengan bobot mencapai ratusan ton. Tapi jangan salah, dibalik gempuran dinosaurus-dinosaurus raksasa ternyata ada banyak dinosaurus berukuran mungil, lho.

Salah satunya adalah Microraptor yang panjangnya hanya sekitar 80 centimeter dengan bobot 1 kilogram, seukuran dengan burung gagak, jelas National History Museum. Ada lagi genus dinosaurus kecil bernama Oculudentavis yang panjang kepalanya hanya sekitar 1,4 centimeter, menjadikannya salah satu dinosaurus terkecil. Dinosaurus avian juga banyak yang berukuran kecil, salah satunya adalah Mellisuga helenae (burung kolibri madu) yang panjang maksimalnya hanya sekitar 6 centimeter.

4. Manusia purba hidup berdampingan dengan dinosaurus

Manusia dan dinosaurus hidup di zaman yang berbeda (commons.wikimedia.org/Mariana Ruiz Villarreal)
Manusia dan dinosaurus hidup di zaman yang berbeda (commons.wikimedia.org/Mariana Ruiz Villarreal)

Sebenarnya ada sesuatu yang unik tentang hal salah kaprah ini. Jika ada yang bilang manusia purba hidup bersama dinosaurus sebenarnya hal itu tidak salah. Nyatanya, entah manusia purba atau manusia modern memang hidup berdampingan dengan dinosaurus. Namun dinosaurus yang dimaksud adalah burung atau dinosaurus avian. Tapi jika yang dimaksud adalah dinosaurus non avian seperti Tyrannosaurus atau Apatosaurus maka manusia modern atau purba tidak hidup berdampingan dengan mereka.

Manusia purba seperti Homo habilis, Homo erectus, dan Homo neanderthalensis sendiri hidup sekitar 2 juta tahun sampai 200,000 tahun yang lalu, jauh setelah dinosaurus non avian punah. Nah, yang hidup berdampingan dengan dinosaurus non avian adalah nenek moyang manusia yang sangat primitif dan bentuknya masih menyerupai tupai atau tikus pohon, jelas berbagai sumber. Tentunya mereka tak bisa disebut manusia purba dan lebih cocok disebut sebagai hewan yang nantinya berevolusi menjadi manusia dan primata lain.

5. Dinosaurus tidak nyata dan fosil merupakan buatan manusia

Dinosaurus nyata dan pernah hidup di bumi (commons.wikimedia.org/Mariana Ruiz Villarrea)
Dinosaurus nyata dan pernah hidup di bumi (commons.wikimedia.org/Mariana Ruiz Villarrea)

Laman American Museum of Natural History menjelaskan kalau eksistensi dan kehidupan dinosaurus adalah sesuatu yang nyata. Mereka benar-benar hidup di bumi dan hal tersebut dibuktikan oleh bukti fosil, DNA, dan evolusi. Jadi, jika ada konten atau orang yang mengatakan kalau dinosaurus tidak nyata dan hanya buatan orang barat maka orang tersebut tidak paham dan tidak mengenal dinosaurus.

Spesimen fosil yang ada di museum juga fosil asli, hanya saja spesimen fosil asli tersebut sangat rentan. Alhasil, spesimen fosil asli biasanya disimpan di gudang museum dan tidak dipamerkan. Nah, kerangka-kerangka raksasa yang dipamerkan di museum biasanya adalah kerangka tiruan yang sangat mirip dan punya struktur yang lebih kuat dari spesimen asli. Umumnya replika itu dibuat dari lilin, resin, atau tekonologi 3D printing, jelas Field Museum. Tapi ada juga beberapa museum yang memajang spesimen fosil asli.

Hal salah kaprah tentang dinosaurus memang sering bertebaran dan dipercayai oleh banyak orang. Namun hal-hal tersebut tidak memiliki bukti dan tidak berdasarkan data ilmiah yang valid. Oleh karena itu kamu tak boleh mudah percaya dengan omongan orang-orang. Sebaliknya, kamu harus memfilter informasi dan mencoba mencari informasi dan data valid tentang omongan-omongan atau kabar burung yang bertebaran tentang dinosaurus.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us