Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Hal yang Terjadi pada Astronot Setelah Kembali dari Luar Angkasa

ilustrasi astronot (instagram.com/nasa)

Pernahkah kamu membayangkan pekerjaan seorang astronot? Pekerjaan berisiko tinggi ini memang hanya bisa dilakukan oleh orang-orang yang sudah menjalani beragam latihan khusus dan tentunya menguasai berbagai bidang keilmuan seperti fisika, kimia, matematika, dan kosmologi.

Pelatihan yang diberikan bertujuan agar astronot mampu beradaptasi dengan kondisi lingkungan di luar angkasa. Setelah beradaptasi untuk waktu yang cukup lama, nantinya mereka juga harus beradaptasi lagi ketika kembali ke bumi.

Tak jarang para astronot mengalami perubahan fisik dan psikologi setelah kembali dari luar angkasa. Dilansir The Guardian dan CBC News, berikut adalah 5 hal yang terjadi pada astronot setelah kembali dari luar angkasa!

1. Gangguan psikologi

ilustrasi halusinasi (gponline.com)

Salah satu gangguan psikologi yang paling umum dialami astronot adalah halusinasi. Pada tahun 1976 , astronot dari misi Soyuz-21 Rusia terpaksa kembali ke bumi lebih awal setelah mereka berulang kali melaporkan adanya bau tajam dari stasiun luar angkasa Salyut-5.

Kekhawatiran mengenai kemungkinan adanya kebocoran cairan membuat kru pengganti mencoba naik dan menyelidiki dengan bantuan alat pernapasan. Namun, kru pengganti tidak mencium bau ataupun menemukan masalah teknis di Salyut-5.

Efek tekanan kerja, kondisi lingkungan yang tidak biasa, dan kesepian menjadi akar dari efek halusinasi yang dirasakan oleh kru astronot Soyuz-21. Akhirnya misi tersebut dihentikan karena laporan masalah psikologi.

2. Osteoporosis

ilustrasi osteoporosis (lifepack.com)

Badan Antariksa Kanada melaporkan bahwa astronot dapat kehilangan 1-2% kepadatan tulang dalam sebulan. Hilangnya kepadatan tulang terjadi ketika astronot  berada di lingkungan tanpa bobot. Tubuh secara otomatis terpaksa mengeluarkan energi tambahan untuk membangun struktur tulang yang lebih kuat guna melawan gravitasi.

Tulang akan terus terkikis namun juga akan terbentuk kembali tergantung dengan tekanan yang diberikan. Sehingga, para astronot harus menanggulangi masalah osteoporosis atau pengeroposan tulang ini dengan rajin berolahraga, meminum suplemen, dan menjalani rehabilitasi.

3. Sendi dan otot lemah

ilustrasi sendi dan otot lemah (medicalnewstoday.com)

Misi luar angkasa jangka panjang dapat mengurangi massa dan kekuatan otot yang terjadi karena berkurangnya gravitasi. Biasanya yang mengalami penurunan kekuatan otot adalah bagian kaki.

Gravitasi rendah menyebabkan sedikit ketegangan pada otot, hal ini bisa mengakibatkan otot menjadi lemah. Astronot dapat kehilangan 20-40% ukuran  dan fungsi otot serta sendi selama perjalanan yang jauh dan lama di luar angkasa.

4. Penyakit kardiovaskuler

ilustrasi penyakit kardiovaskuler (healio.com)

Segera setelah meluncur ke luar angkasa, darah astronot mulai mengalir dari kaki ke kepala. Akibatnya, tubuh bereaksi dengan mengurangi jumlah darah dalam tubuh.

Nantinya ketika astronot kembali dari gravitasi nol ke gravitasi normal, jumlah darah yang kurang akan mengakibatkan tekanan darah rendah. Kejadian ini dapat mempengaruhi keterampilan motorik astronot seperti kesulitan berjalan hingga sering pingsan.

Selain itu, astronot juga akan rentan terkena  penyakit kardiovaskuler seperti kekakuan arteri, serangan jantung, dan stroke.

5. Mata rabun

ilustrasi mata rabun (bonot-opticiens.com)

Para astronot kerap mengeluhkan masalah penglihatan kabur setelah mereka kembali dari luar angkasa. Survei NASA terhadap 300 astronot mengungkapkan bahwa 48% masalah rabun dekat dan rabun jauh hanya bisa diperbaiki pada astronot yang menjalani misi singkat.

Masalah penglihatan sering dikaitkan dengan perpindahan cairan tubuh ke arah kepala selama periode waktu yang lama. Aliran cairan tulang belakang di sekitar saraf optik menjadi abnormal sehingga mengakibatkan pembuluh darah di belakang mata mengalami tekanan.

 

Menjadi astronot memang pekerjaan yang tidak mudah, butuh banyak persiapan serta pengorbanan fisik dan mental yang tidak main-main. Pada akhirnya, misi yang mereka lakukan di luar angkasa sangat bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan. Great job astronaut!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Albin Sayyid Agnar
EditorAlbin Sayyid Agnar
Follow Us