Herding Dog, Anjing yang Jadi Teman Baik Peternak

- Herding dog muncul seiring kebutuhan manusia akan peternakan
- Herding dog menunjukkan adaptasi perilaku, kognisi, dan fisiologi
- Beberapa anjing jadi ras unggul dalam konteks herding dog
Gamer mendapatkan kesempatan untuk memelihara anjing yang bisa membantu menggiring ternak di Story of Seasons: Grand Bazaar (2025). Meski terasa sederhana dan imajinatif, aspek dalam game ini sebenarnya mencerminkan sebuah mekanisme nyata yang telah ada di dunia peternakan, yaitu anjing penggembala (herding dog). Mereka bukan sekadar hewan peliharaan dekoratif, melainkan rekan kerja yang aktif dalam menjaga dan mengatur ternak.
Pertanyaannya: Bagaimana anjing bisa begitu paham gerak kawanan? Melalui evolusi, seleksi ras, dan pelatihan, anjing penggembala telah mengembangkan kombinasi kecerdasan, kenalurian, dan keterampilan motorik yang memungkinkan mereka berfungsi sebagai pengatur kawanan. Detailnya, begini penjelasan tentang herding dog, anjing yang jadi teman baik peternak tersebut.
1. Herding dog muncul seiring kebutuhan manusia akan peternakan

Kebutuhan akan pengaturan kawanan tumbuh seiring manusia mulai membangun peternakan. Anjing yang tadinya memiliki naluri berburu dan menjaga wilayah secara alami perlahan beralih fungsi untuk bekerja sama dalam menggiring ternak. Dalam sumber-sumber kuno, seperti Treatise of Englishe Dogges (1557), tercatat sudah ada pembagian fungsi di antara anjing. Ada yang menjadi penjaga, ada yang menjadi penggembala, dan ada yang bertugas mengawal ternak dari jarak jauh (drover dog).
Salah satu narasi paling menarik datang dari sejarah Border Collie. Menurut catatan American Kennel Club, ras anjing penggembala seperti mereka sudah ada sejak lebih dari 130 tahun dalam bentuk modernnya, tetapi leluhurnya justru jauh lebih tua. Kata collie dalam dialek Gaelik sendiri dulunya merujuk kepada 'sesuatu yang berguna' dan anjing pekerja di perbatasan Inggris/Skotlandia disebut working collie.
Dalam kondisi lingkungan yang keras, termasuk cuaca buruk, medan berbatu, dan jarak yang luas, anjing penggembala harus memiliki ketahanan tubuh dan tingkah laku yang tangguh. Peternak memilih anjing yang lebih ringan dan gesit agar cocok melewati area curam daripada yang berbadan besar. Warna bulu dengan tanda putih di area leher, dada, kaki, atau ujung ekor juga dimunculkan agar anjing lebih tampak pada malam hari atau jarak jauh demi kemudahan pengawasan oleh peternak.
Perkembangan selektif dan pembiakan terarah mulai dipacu dengan kompetisi lokal. Sejak dulu, peternak saling membandingkan kemampuan anjingnya dalam menggiring kawanan. Pada 1873, muncul sheepdog trial resmi pertama di Wales. Pada 1906, didirikan International Sheepdog Society. Pada 1922, diadakan kompetisi resmi untuk mencatat anjing unggulan.
Kompetisi semacam itu kemudian memicu pembentukan standar dan studbook, sehingga sifat-sifat terbaik, termasuk insting menggiring, kecerdasan, dan ketahanan, terus diwariskan kepada generasi anjing selanjutnya. Jadi, Border Collie dan anjing penggembala lain bukan muncul secara acak, melainkan melalui sejarah panjang alam dan budaya plus praktik peternakan. Mereka mewakili titik temu antara evolusi alamiah dan intervensi manusia yang sadar akan kebutuhan konkret di lapangan.
2. Herding dog menunjukkan adaptasi perilaku, kognisi, dan fisiologi

Pada tataran ilmiah, herding dog menunjukkan adaptasi yang menarik dari aspek perilaku, kognisi, dan fisiologi. Naluri predator yang dimodifikasi, seperti stalking atau mengitari kawanan, dikondisikan agar tidak berakhir pada fase menangkap, tetapi berhenti pada fase mengontrol gerak. Dengan demikian, anjing menghentikan dorongan untuk menyerang dan menggunakan mekanisme itu untuk memandu ternak.
Beberapa penelitian dalam bidang etologi (ilmu perilaku hewan) juga memperlihatkan, hewan ternak, seperti domba, merespons arah gerak dan ekspresi visual pemimpinnya. Anjing penggembala bisa menggunakan posisi, gerak, dan intensitas tatapan (eye contact) untuk memberi sinyal yang dipahami kawanan itu. Border Collie, misalnya, memiliki kemampuan tatapan intens yang dianggap sangat efektif dalam memimpin kawanan ternak.
Dari sisi praktis, kehadiran anjing penggembala mempercepat proses pemindahan ternak, mengurangi stres hewan, dan meminimalisasi kehilangan. Hewan ternak yang digiring anjing cenderung bergerak lebih teratur dibanding saat digiring manusia dengan teriakan atau tongkat. Ini karena sinyal gerak anjing lebih alami bagi kawanan dan dianggap lebih stabil.
Lebih jauh, dengan bantuan herding dog, efisiensi tenaga manusia bisa meningkat drastis. Sebab, satu anjing cakap mampu melakukan tugas beberapa orang, terutama di wilayah yang luas atau medan sulit. Dari perspektif ekonomi peternakan, menambah anjing yang terlatih sering lebih menguntungkan dibanding menambah pekerja manusia.
3. Beberapa anjing jadi ras unggul dalam konteks herding dog

Di antara semua herding dog, Border Collie sering disebut sebagai raja penggembala. Anjing ini juga muncul di Story of Seasons: Grand Bazaar sebagai salah satu opsi peliharaan. Sebab, mereka dikenal memiliki kecerdasan luar biasa dengan insting menggiring yang sangat tajam dan kemampuan untuk memahami ratusan perintah berbeda. Dalam kontes penggembalaan dan kelincahan, Border Collie sering menempati posisi teratas.
Menurut American Kennel Club, variasi fisik Border Collie bisa sangat besar. Ada yang bulat, ada yang ramping; warna bulu juga beragam, seluruhnya karena kebutuhan lokal seperti cuaca, jenis ternak, dan medan. Misalnya, anjing di daerah berkontur tajam cenderung lebih ringan agar mudah melewati lereng. Sedangkan, di lahan luas, dibutuhkan anjing berenergi tinggi agar bisa menempuh jarak panjang.
Selain Border Collie, ras seperti Australian Shepherd, German Shepherd, Belgian Malinois, bahkan ras kecil seperti Corgi memiliki tempat dalam sejarah herding dog. Corgi, khususnya Pembroke Welsh Corgi, dulunya digunakan untuk menggiring sapi karena tubuhnya yang relatif rendah. Ini memudahkan mereka berlari di bawah ternak tanpa terkena tendangan. Ras-ras tersebut menunjukkan, herding dog bukan hanya soal satu tolok ukur universal, melainkan cocok disesuaikan dengan kebutuhan lingkungan, jenis ternak, dan strategi peternak.
Dari Story of Seasons: Grand Bazaar hingga padang rumput nyata di Skotlandia atau Australia, peran herding dog membuktikan kalau kolaborasi lintas spesies dapat membentuk beragam hal. Mulai dari budaya, tradisi, bahkan teknologi dalam arti luas. Mereka juga bukan hanya hewan, melainkan rekan kerja yang mampu mengubah cara manusia mengelola peternakan.
Lebih dari itu, kisah herding dog memberi pelajaran berharga tentang adaptasi dan kerja sama. Anjing penggembala adalah simbol bagaimana kecerdasan, insting, dan ikatan emosional bisa berpadu demi tujuan bersama. Lain kali, ketika melihat herding dog berlari di padang rumput atau di layar game, ingatlah sejarah panjang mereka berikut ilmu perilaku hewan dan kehangatan hubungan manusia dengan sahabat berkaki empat itu yang telah berlangsung lama.