6 Hewan Asli Kazakhstan, Ada yang Dijuluki Hantu Gunung

Kazakhstan merupakan negara dengan altitudo tinggi serta memiliki bentang alam yang hampir seluas seluruh negara di kawasan Eropa Barat. Berbagai jenis ekosistem terdapat di negara ini, dari mulai stepa, pegunungan, gurun, hutan, dan juga padang rumput. Dengan beragam ekosistem yang ada, Kazakhstan menjadi rumah bagi ribuan spesies satwa termasuk di antaranya 178 jenis mamalia dan 489 spesies burung.
Tertarik ingin mengetahui hewan asli Kazakhstan? Simak beberapa contohnya di bawah ini, yuk!
1. Rubah korsak

Rubah korsak ialah salah satu hewan asli Kazakhstan. Mamalia ini juga dikenal dengan nama rubah pasir atau rubah stepa. Mereka hidup di wilayah padang rumput dan semi-gurun. Selain di Kazakhstan, hewan bernama latin Vulpes corsac ini tersebar di negara-negara kawasan Asia Tengah lain seperti Tajikistan, Ubzekistan, Kyrgyzstan. Rubah korsak juga bisa ditemukan di Iran, Turkmenistan, Rusia, Siberia Barat, dan Cina.
Hidup di habitat yang kering, rubah korsak mampu bertahan tanpa minum dan makan untuk jangka waktu yang lama. Mereka juga memiliki indera penciuman, pendengaran dan penglihatan yang tajam. Rubah korsak juga kuat menghadapi musim dingin yang ekstrim. Meski demikian, sebenarnya mamalia ini tidak pandai untuk berjalan di atas salju.
Saat ini populasi rubah korsak dinyatakan aman dan tidak terdesak ancaman kepunahan. Namun, kegiatan manusia yang dekstruktif seperti pembangunan dan perdagangan satwa illegal harus diperhatikan dengan serius agar tidak mengurangi jumlah rubah korsak yang ada di alam.
2. Macan tutul salju

Macan tutul salju atau snow leopard merupakan satu-satunya spesies kucing besar yang terdapat di Kazakhstan. Dianggap melambangkan kekuatan dan kemakmuran, macan tutul salju bahkan dinobatkan sebagai simbol Kazakhstan dan muncul pada lambang (coat of arms) Almaty, kota terbesar di negara ini.
Seperti namanya, hewan ini berhabitat di pegunungan yang bersalju. Mereka dapat bertahan di elevasi yang sangat tinggi yakni 3.000 hingga 4.500 di atas permukaan laut. Macan tutul salju bisa bertahan di cuaca ekstrim dan medan yang terjal. Hewan yang lebih erat kekerabatannya dengan harimau daripada macan tutul ini memanfaatkan kemampuan melompatnya yang sangat baik untuk bisa bertahan hidup di habitatnya.
Dengan warna bulunya yang putih, macan tutup salju juga pandai berkamuflase di lingkungannya. Karena sulit ditemukan, hewan bernama latin Panthera uncia ini juga dikenal dengan sebutan 'ghost of the mountains' alias hantu gunung.
Sayangnya, populasi mereka terancam akibat maraknya perburuan. Selain mengincar bulunya yang indah untuk dijual pada industri fashion, para pemburu juga mengambil tulang serta bagian tubuh macan tutul lainnya untuk dijadikan obat-obatan tradisional.
3. Antelop saiga

Salah satu hewan dalam famili Bovidae, kelompok hewan pemamah biak dan berkuku belah, yang ada di Kazakhstan ialah antelop saiga. Hewan ini sering disebut sebagai antelop terunik di dunia karena bentuk hidungnya yang besar dan sekilas tampak seperti belalai gajah.
Saiga tatarica ialah hewan nomaden yang mampu bertahan di kondisi alam Kazakhstan yang keras. Bentuk hidung saiga yang unik bisa membantunya untuk menyaring debu dan juga 'mengatur' suhu udara yang masuk sebelum mencapai paru. Dengan demikian, di musim dingin, udara yang dihirup akan menjadi hangat dengan bantuan hidungnya. Tidak cuma punya fisik yang tak biasa, antelop saiga juga punya kemampuan spesial yaitu mampu mengonsumsi tumbuhan yang beracun bagi manusia atau hewan lainnya.
Saat ini IUCN menyatakan populasi mereka berstatus least concern dan melimpah di alam. Survei yang dilakukan the Committee for Forestry and Wildlife (CFW) dan the Conservation of Biodiversity of Kazakhstan (ACBK) mencatat bahwa di Kazakhstan sendiri telah terjadi peningkatan populasi saiga dari angka 295 ribu ekor di tahun 2015 menjadi lebih dari satu juta ekor di tahun 2022.
4. Elang stepa

Kazakhstan memiliki lebih dari lima ratus spesies burung. Salah satunya ialah elang stepa yang memiliki nama latin Aquila nipalensis. Burung ini berukuran besar dengan rentang sayap berkisar antara 165 hingga 262 centimeter dan berat bisa mencapai 4,9 kilogram.
Elang stepa merupakan pemburu ulung. Mereka biasanya memangsa mamalia kecil seperti terwelu, pika, atau tupai serta burung dan reptil. Di kondisi musim dingin yang menyulitkan perburuan, mereka juga bisa memakan serangga.
Elang stepa juga bisa ditemukan di negara-negara kawasan Eropa, Asia dan Afrika. Namun, sekitar delapan puluh persen populasi hewan migratori ini bersarang di Kazakhstan. Oleh karenanya, elang stepa dijadikan burung nasional negara tersebut. Kalau kamu amati bendera negara Kazakhstan, kamu juga bisa menemukan gambar elang stepa di dalamnya.
Sayangnya, penurunan habitat serta berbagai aktivitas manusia yang mengancam keberadaannya telah membuat burung monogami ini menjadi langka. Menurut IUCN, populasi elang stepa diperkirakan kurang dari 37.000 pasang.
5. Kulan

Pernahkah kamu mendengar hewan bernama kulan? Namanya mungkin terdengar asing, ya. Kulan yang bernama latin Equus hemionus merupakan sejenis keledai liar. Mereka hidup di padang rumput, wilayah semi-gurun dan gurun. Merupakan pelari ulung, kulan mampu menempuh kecepatan 70 kilometer per jam, lho.
Beberapa spesies kulan terdapat di Mongolia dan negara-negara Asia Tengah. Namun, subspesies kulan yang terdapat di Kazakhstan dikategorikan sebagai hewan langka. Alih fungsi dan fragmentasi habitat serta perburuan telah membuat wilayah jelajah hewan ini menurun drastis hingga sekitar 3 persen dari wilayah jelajah asli mereka. Akibatnya, populasi mereka pun terus menyusut. Amat disayangkan!
6. Pelikan dalmatian

Gak cuma burung predator yang perkasa, Kazakhstan juga memiliki berbagai spesies burung air. Termasuk di antaranya ialah pelikan dalmatian yang bernama latin Pelecanus crisppus. Hewan dengan rentang sayap bisa mencapai 345 centimeter ini merupakan spesies pelikan terbesar.
Pelikan dalmatian tersebar di berbagai negara Eurasia Tengah. Mereka merupakan hewan yang bermigrasi untuk menemukan sumber makanan yang melimpah. Kamu dapat menemukannya di badan air seperti sungai, danau dan delta di Kazakhstan dan sejumlah negara lainnya, dari mulai Yunani hingga Albania.
IUCN memperkirakan bila populasi pelikan dalmatian dewasa mencapai 11.400 hingga 13.400 ekor. Namun, dengan meningkatnya polusi, pencemaran, dan kekeringan di habitatnya serta perburuan oleh nelayan, diperkirakan bahwa jumlah burung monogami ini akan mengalami penurunan. Saat ini mereka berstatus near threatened (hampir terancam punah).
Terkenal dengan wilayahnya yang amat luas, Kazakhstan ternyata punya beragam satwa asli yang menarik untuk diketahui. Satwa ini mampu bertahan di lingkungannya yang keras dengan caranya masing-masing. Sayangnya, beberapa dapat terancam punah bila tidak ada upaya serius untuk menyelamatkannya.