Nama Saiga antelope mungkin masih terasa asing di telinga sebagian besar orang. Wajar, sebab hewan ini memang populasinya sudah tidak banyak. Saiga antelope merupakan hewan yang memiliki penampilan berbeda dari hewan lain.
Untuk lebih jelasnya, mari simak lima faktanya berikut ini.
Saiga antelope adalah bagian dari keluarga Bovidae. Mereka berkerabat dekat dengan kijang, sapi, lembu, banteng, kerbau, kambing, dan domba. Nama ilmiah dari subspesies Antilopinae ini adalah Saiga tatarica.
Jika dilihat sekilas, mereka tampak mirip seperti kijang karena memiliki tanduk yang berbentuk seperti ranting pohon. Namun, jika dilihat secara jeli, mereka nyatanya sangat berbeda. Hewan yang satu ini mempunyai hidung besar dan bulat layaknya belalai tapi tidak menjulur hingga jauh melewati mulutnya.
Hidung berbentuk unik ini bisa membantu Saiga antelope dalam hal komunikasi dan memilih pasangan serta membantu menghangatkan dan melembabkan udara yang mereka hirup.
Menurut keterangan Animal Diversity, Saiga antelope merupakan hewan yang bisa ditemukan di sebagian besar kawasan Asiah Tengah. Mereka tersebar mulai dari Rusia, Mongolia, Kazakhstan, Turkmenistan, hingga Uzbekistan.
Jika membahas tentang hewan yang gemar hidup secara bergerombol, tentu Saiga antelope akan termasuk ke daftar teratas. Dikutip dari laman animals.sandiegozoo.org, Saiga antelope biasanya akan bermigrasi dengan membentuk kawanan yang sangat besar dan merumput di daerah padang rumput atau bahkan hutan terbuka.
Mereka juga sering menyebrangi sungai secara bersama-sama ketika perjalanan yang mereka tempuh cukup jauh.
Saat musim semi, para betina berkumpul secara massal untuk melahirkan secara bersama-sama. Di awal musim, para pejantan akan berbaris di depan para betina, dan untuk bagian akhir, mereka akan membentuk kelompok guna mencari tempat yang paling cocok untuk melahirkan.
Seekor betina dapat melahirkan 1-2 anak yang mana dalam hal ini mereka berpeluang besar untuk melahirkan Saiga antelope kembar.
Saiga antelope termasuk hewan yang kompetitif. Para pejantan tak segan untuk berkelahi dengan begitu sengit demi mendapatkan betina yang ingin mereka kawini. Biasanya, pejantan yang memenangkan perkelahian akan memimpin sekitar 5-50 betina.
Saiga antelope dapat bertahan hidup dengan usia sekitar 10-12 tahun. Status mereka kini sudah sangat terancam sebab mereka rentan terhadap serigala. Saiga antelope yang masih muda bahkan tak jarang menjadi incaran rubah, elang, anjing, dan gagak.
Saiga antelope sudah ada sejak zaman prasejarah. Terbukti, ilustrasi dari hewan tersebut dapat ditemukan pada gua-gua di abad ke-7 s/d ke-5 SM. Mereka hampir punah pada abad ke-14 s/d abad ke-20, namun mereka kembali lestari pada sekitar tahun 1950. Sayangnya, hal itu tidak berlangsung lama sebab hingga kini Saiga antelope hampir selalu mengalami penurunan jumlah populasi setiap tahunnya.
Mereka sempat mengalami penurunan dalam jumlah drastis karena penyakit menular yang menyerang bagian usus dan paru-paru. Sedangkan, untuk kasus yang lebih parah, mereka ternyata menjadi korban perburuan yang tak terkendali karena tanduk mereka sangat berguna untuk pengobatan tradisional ala Tiongkok.
Itu tadi lima fakta Saiga antelope. Semoga dengan status Saiga antelope saat ini, manusia semakin sadar untuk tidak menjadikan mereka sebagai buruan.