Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Fakta Hujan Meteor Gamma Ursae Minorid, Puncaknya 19 Januari 2025

ilustrasi hujan meteor Gamma Ursae Minorid (pixabay.com/TheOtherKev)

Jika kamu menatap ke arah langit, kamu akan melihat cakrawala yang membentang luas. Cakrawala yang kamu lihat tersebut adalah tempat di mana keajaiban-keajaiban langit muncul, salah satunya hujan meteor. Siapa sangka, hujan meteor adalah fenomena langit yang bisa kamu saksikan setiap bulan dalam satu tahun.

Yup, hujan meteor merupakan fenomena langit tahunan yang terjadi pada setiap bulan. Sebagai contoh yaitu hujan meteor Gamma Ursae Minorid yang terjadi di bulan Januari. Hujan meteor ini diprediksi bakal mencapai puncaknya pada 19 Januari 2025. Untuk lebih jelasnya, yuk, simak fakta-fakta hujan meteor Gamma Ursae Minorid di bawah ini!

1. Asal usul hujan meteor Gamma Ursae Minorid

ilustrasi komet (pixabay.com/TBIT)

Dalam astronomi, hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika Bumi melintasi jalur yang pernah dilalui oleh komet atau asteroid. Saat melintasi jalur tersebut, gravitasi Bumi akan menarik puing-puing komet atau asteroid yang tertinggal sehingga terciptalah hujan meteor. Jadi, bisa disimpulkan bahwa hujan meteor berasal dari serpihan komet atau asteroid yang tertinggal di luar angkasa.

Umumnya, setiap hujan meteor memiliki induk komet atau asteroid masing-masing yang telah diketahui. Namun, hujan meteor Gamma Ursae Minorid berbeda, induknya belum diketahui secara pasti hingga saat ini. Adapun menurut sebuah pengamatan yang dilakukan oleh European Planetary Science Congress pada tahun 2011, induk dari hujan meteor Gamma Ursae Minorid kemungkinan besar adalah objek dekat Bumi yang bernama 2007 BJ.

2. Aktif dari tanggal 15—25 Januari 2025

ilustrasi hujan meteor Gamma Ursae Minorid (pixabay.com/ELG21)

Hujan meteor Gamma Ursae Minorid aktif dari tanggal 15—25 Januari 2025. Puncaknya diprediksi terjadi pada tanggal 19 Januari 2025. Hujan meteor ini masuk ke dalam hujan meteor kelas II (minor) yang intensitasnya kecil.

Saat memasuki fase puncak, Gamma Ursae Minorid diperkirakan hanya akan memproduksi sekitar 3 meteor saja. Perkiraan tersebut didasarkan pada asumsi langit yang benar-benar gelap dan minim polusi cahaya. Hujann meteor ini akan muncul dari arah konstelasi Ursa Minor.

Dilansir Britannica, Ursa Minor adalah rasi bintang di langit utara yang membentuk pola beruang kecil. Jika diamati dari Bumi, rasi bintang ini akan tampak seperti gambar sendok sayur. Kamu bisa menemukannya di antara konstelasi Ursa Major dan Draco.

3. Sulit untuk diamati di Indonesia

ilustrasi langit malam (pixabay.com/theartofsounds2001)

Pertanyaannya, apakah hujan meteor Gamma Ursae Minorid bisa diamati di Indonesia? Jawaban singkatnya adalah bisa, tapi sulit. Mengutip dari In-the-Sky, hujan meteor ini muncul setiap malam pada pukul 02.07—05.25 WIB selama periodenya masih berlangsung. Namun, di Indonesia, lokasi titik pancarannya relatif rendah sehingga membuat hujan meteor ini sulit untuk diakses oleh pengamat.

Terlebih, berdasarkan jadwal di kalender astronomi, puncak hujan meteor Gamma Ursae Minorid akan berlangsung pada pukul 12.00 WIB. Waktu tersebut menunjukkan siang hari di wilayah Indonesia. Akan tetapi, jika kamu ingin mencoba peruntungan, kamu bisa memburu hujan meteor ini pada waktu subuh atau menjelang fajar.

Sejatinya, hujan meteor adalah fenomena astronomi yang bisa disaksikan dengan mata telanjang. Saat memasuki atmosfer Bumi, meteor bakal tampak seperti bola api yang meluncur secara kilat. Kondisi tersebut membuat hujan meteor terkadang disebut sebagai bintang jatuh oleh orang-orang yang tak sengaja melihatnya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us