Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Fakta Hujan Meteor Quadrantid, 'Bintang Jatuh' Pertama di 2025

ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/Georgios Tsatas)
ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/Georgios Tsatas)

Tahun 2025 akan disambut oleh sejumlah fenomena langit yang spektakuler, salah satunya hujan meteor. Dalam astronomi, hujan meteor adalah fenomena yang terjadi ketika Bumi melintasi jalur yang pernah dilewati oleh komet atau asteroid. Puing-puing komet atau asteroid yang tertinggal di jalur tersebut akan tertarik oleh gaya gravitasi Bumi sehingga terciptalah hujan meteor atau yang populer disebut bintang jatuh.

Adapun hujan meteor yang bakal terjadi di awal tahun 2025 adalah hujan meteor Quadrantid. Hujan meteor ini akan menjadi fenomena bintang jatuh pertama di tahun 2025. Memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri, berikut fakta-fakta hujan meteor Quadrantid yang harus kamu ketahui!

1. Berasal dari asteroid 2003 EH1

ilustrasi asteroid 2003 EH1 (freepik.com/Freepik)
ilustrasi asteroid 2003 EH1 (freepik.com/Freepik)

Selama bertahun-tahun, induk dari hujan meteor Quadrantid tidak diketahui. Ini lantaran hujan meteor tersebut sedikit berbeda dengan hujan-hujan meteor lainnya. Para astronom membutuhkan waktu yang lumayan lama untuk mencari asteroid atau komet yang orbitnya cocok dengan hujan meteor Quadrantid.

Barulah pada tahun 2003, astronom menetapkan bahwa objek utama yang menjadi induk hujan meteor Quadrantid adalah asteroid 2004 EH1. Dilansir Earth Sky, asteroid tersebut merupakan objek luar angkasa yang membutuhkan waktu 5,5 tahun untuk mengorbit Matahari. Asteroid 2003 EH1 sendiri ditemukan pertama kali oleh Lowell Observatory Near-Earth-Object Search (LONEOS) yang berbasis di dekat Flagstaff, Arizona, pada 6 Maret 2003.

Selain asteroid 2003 EH1, ada objek lain yang diyakini berkontribusi dalam hujan meteor Quadrantid, ia adalah komet 96P/Machholz. Komet tersebut mengorbit Matahari setiap 5,3 tahun sekali. Kabar terbarunya, ia baru mencapai titik terdekatnya dengan Matahari pada Januari 2023 lalu.

2. Puncaknya terjadi pada 3 - 4 Januari 2025

ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/TIMO)
ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/TIMO)

Hujan meteor Quadrantid aktif dari tanggal 28 Desember 2024—12 Januari 2025. Fenomena bintang jatuh tersebut bakal mencapai puncaknya pada 3—4 Januari 2025. Ini akan menjadi hujan meteor pertama di tahun 2025.

Mengutip dari In-the-Sky, saat mencapai puncaknya, hujan meteor Quadrantid bakal memproduksi hingga 120 meteor per jam. Perkiraan jumlah meteor tersebut dikenal sebagai zenithal hourly rate (ZHR) dengan asumsi langit benar-benar gelap dan titik pancaran hujan meteor berada di atas cakrawala. Di Indonesia sendiri, karena titik pancarannya relatif rendah, jumlah meteor yang kemungkinan bisa dilihat yakni hanya 44 meteor saja.

3. Waktu terbaik mengamati hujan meteor Quadrantid

ilustrasi hujan meteor Quadrantid (freepik.com/ArtPhoto_studio)
ilustrasi hujan meteor Quadrantid (freepik.com/ArtPhoto_studio)

Selama periodenya masih berlangsung, kamu bisa menyaksikan hujan meteor Quadrantid pada pukul 02.46 WIB setiap malamnya. Pada waktu tersebut, hujan meteor pertama di tahun 2025 ini bakal muncul dari arah langit timur. Kemudian, ia akan menghilang di cakrawala seiring dengan terbitnya Matahari di waktu fajar.

Hujan meteor ini diperkirakan bakal mencapai puncaknya pada pukul 23.00 WIB di tanggal 3 Januari. Waktu terbaik untuk mengamati fenomena bintang jatuh ini yakni pada dini hari di tanggal 4 Januari. Quadrantid akan menampilkan meteor-meteor terbaiknya yang super spektakuler.

4. Muncul dari arah konstelasi Bootes

ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/Alex Andrews)
ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/Alex Andrews)

Hujan meteor Quadrantid bakal muncul dari arah konstelasi Bootes. Kamu bisa memanfaatkan peta map digital untuk mencari letak konstelasi tersebut. Mengutip dari Time and Date, dulunya hujan meteor Quadrantrid berasal dari konstelasi Quadrans Muralis.

Namun, saat ini konstelasi Quadran Muralis sudah tidak ada. Meskipun rasi bintang tersebut sudah punah, nama hujan meteor Quadrantid tidak diubah hingga saat ini. Terkadang, karena berkaitan dengan konstelasi Bootes, hujan meteor Quadrantid juga disebut hujan meteor Bootid.

5. Bisa diamati dengan mata telanjang

ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/Frank Cone)
ilustrasi hujan meteor Quadrantid (pexels.com/Frank Cone)

Hujan meteor adalah fenomena astronomi yang bisa diamati dengan mata telanjang. Artinya, kamu tidak perlu menggunakan alat pengamatan seperti teleskop untuk mengamati hujan meteor. Pasalnya, karena melaju dengan kecepatan kilat, hujan meteor sulit diamati lewat teleskop.

Hal pertama yang harus kamu lakukan sebelum mengamati hujan meteor yaitu pastikanlah lokasi pengamatan jauh dari polusi cahaya. Area seperti yang jauh dari perkotaan sangat direkomendasikan untuk menyaksikan hujan meteor Quadrantid. Selain itu, kamu juga harus memastikan cuaca cerah (tidak berawan atau hujan) saat waktu pengamatan.

Tenang saja, hujan meteor bukanlah fenomena langit yang berbahaya, kok. Pasalnya, saat meluncur di cakrawala, meteor-meteor yang berasal dari luar angkasa akan terbakar habis di atmosfer. Jadi, saat mencapai permukaan Bumi, meteor-meteor tersebut akan berubah menjadi batuan kecil yang disebut meteorit.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Mutiara Ananda
EditorMutiara Ananda
Follow Us