7 Fakta Ibex Pyrenean, Mengalami Dua Kali Kepunahan

Ibex pyrenean juga dikenal sebagai bucardo atau bukardo. Mereka merupakan salah satu dari empat subspesies ibex iberian. Subspesies ini dulunya tersebar luas di Andorra, Spanyol dan Prancis. Sangat disayangkan bahwa keberadaannya punah dengan alasan yang tidak pasti diketahui hingga saat ini. Hewan ini berada dalam famili Bovidae dan memiliki nama ilmiah Capra pyrenaica pyrenaica.
Ada banyak fakta menarik tentang ibex pyrenean, lho. Salah satunya adalah cerita kebangkitannya setelah punah! Tapi, apakah mereka benar-benar berhasil hidup? Kamu bisa menemukan jawabannya melalui fakta berikut ini.
1. Wilayah penyebaran ibex pyrenean

Pada abad ke-14, sebagian besar ibex pyrenean menghuni Semenanjung Iberia utara dan banyak ditemui di Pyrenees di Andorra, Spanyol, Perancis dan mungkin meluas hingga Pegunungan Cantabria. Mereka kemudian menghilang dari wilayah Pyrenees dan Cantabria Perancis di pertengahan abad ke-10. ThoughtCo menginformasikan bahwa populasinya mulai menurun tajam di abad ke-17, terutama saat perburuan trofi oleh mereka yang menginginkan tanduk ibex. Di tahun 1913, mereka punah kecuali populasi kecil di Lembah Ordesa, Spanyol.
2. Ibex pyrenean betina hidup dalam kelompok

Studi modern terhadap populasi tidak banyak dilakukan pada bucardo, tapi betina diketahui berada dalam kelompok. Biasanya terdiri dari 10-20 individu, di dalamnya ada betina dan anak-anaknya. Sementara itu, jantan berada di kelompok yang terdiri dari 6-8 individu kecuali musim kawin di mana mereka kebanyakan mengurung diri.
3. Panjang dan warna bulu ibex pyrenean menyesuaikan musim

Ibex pyrenean mempunyai panjang bulu yang bervariasi setiap musimnya. Saat musim panas, bulunya cenderung pendek dan di musim dingin lebih panjang dan tebal. Akan tetapi, rambut yang ada di lehernya tetap panjang setiap musimnya. Untuk membantumu membedakan jantan dan betina, itu bisa dilakukan dari warna, bulu dan tanduknya, lho. Jantan mempunyai bulu coklat keabu-abuan dan sedikit pudar saat musim panas, ada bagian hitam di beberapa tempat seperti surai, kaki depan dan dahinya.
Melansir Animalia, saat musim dingin, warna ibex cenderung lebih kusam. Bulu jantan berubah menjadi abu-abu kusam dan bintik hitam menjadi semakin memudar. Sementara itu, ibex pyrenean betina mempunyai bulu coklat panjang di musim panas dan tidak memiliki warna hitam. Jantan mempunyai tanduk tebal dan panjang, berbeda dengan betina yang tanduknya lebih pendek.
4. Ibex pyrenean bermigrasi sesuai musim

Ibex pyrenean bermigrasi sesuai musim, lho. Saat Musim semi, mereka bermigrasi ke bagian pegunungan yang lebih tinggi, itu tempat di mana betina dan jantan akan kawin. Di musim yang sama, betina biasanya berpisah dari jantan untuk bisa melahirkan di daerah yang lebih terpencil. Sementara di musim dingin, ibex bermigrasi ke lembah yang tidak tertutup salju. Lembah yang memungkinkannya makan tanpa harus khawatir dengan perubahan musim.
5. Sistem perkawinan ibex pyrenean

Musim kawin ibex pyrenean di mulai di awal bulan November, itu adalah saat di mana jantan saling bertarung untuk memenangkan betina dan wilayah. Sementara itu, musim kelahiran ibex biasanya terjadi di bulan Mei ketika betina menuju area terpencil, mereka melahirkan satu anak tapi terkadang dua. Menariknya, anak ibex sudah bisa berjalan di hari yang sama saat dilahirkan.
6. Alasan kepunahan ibex pyrenean masih jadi misteri

Secara historis, ibex pyrenean memiliki jumlah sekitar 50.000 ekor, tapi di awal tahun 1900-an jumlah mereka menurun drastis menjadi kurang dari 100 ekor. Pyrenean terakhir yang lahir secara alami adalah betina berusia 13 tahun, ibex itu diberi nama Celia oleh para ilmuwan. Akan tetapi, Celia ditemukan terluka parah terjebak di bawah pohon tumbang di bagian utara Spanyol pada 6 Januari 2000. Itu adalah ibex pyrenean terakhir yang kemudian punah.
Walaupun begitu, penyebab pasti kepunahan ibex pyrenean tidak diketahui. Akan tetapi, para ilmuwan berhipotesis bahwa ada beberapa faktor berbeda yang mempengaruhi penurunan populasinya. Itu termasuk perburuan liar, penyakit dan ketidakmampuannya untuk bersaing dengan hewan berkuku domestik juga liar di habitatnya berada.
7. Ibex pyrenean berhasil bangkit dari kepunahan, tapi tidak bertahan hidup lama

Berdasarkan informasi dari Extinct Animals, di tahun 1999, ahli biologi dari Spanyol yang bekerja untuk pemerintah daerah Aragon mengambil sampel jaringan, feses dan darah untuk tujuan kloning dari spesies ibex pyrenean terakhir. Tahun berikutnya, perusahaan bioteknologi Advanced Cell Technology mengatakan bahwa pemerintah Spanyol menyetujui untuk mengkloning ibex pyrenean. Mereka menerapkan interspecies nuclear transfer cloning technology. Proses itu disepakati dengan syarat sampel hasil kloningan dikirim kembali ke habitatnya.
Upaya pertama di bulan Juli 2003 berakhir sia-sia. Tapi, mereka berhasil melakukannya di bulan Januari 2009. Dari sana, ibex pyrenean menjadi sejarah hewan punah pertama yang dibangkitkan. Para ilmuwan berhasil menanamkan 57 embrio pada kambing domestik betina pengganti. Hanya tujuh embrio yang menghasilkan kehamilan dan hanya satu yang melahirkan seekor ibex pyrenean betina. Tapi, bayi tersebut meninggal setelah tujuh menit karena masalah paru-paru.
Hewan yang sangat menarik, bukan? Kisah ibex pyrenean cukup dramatis dengan upaya pengembaliannya setelah punah. Sangat disayangkan bahwa upaya itu mengalami kendala rumit karena tidak ada spesies jantan kloning yang bisa dikembang biakkan. Bagaimana menurutmu?