Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Ilmuwan Hebat dengan Latar Belakang Unik

Albert Einstein (commons.wikimedia.org/Scherl/Süddeutsche Zeitung Photo)
Albert Einstein (commons.wikimedia.org/Scherl/Süddeutsche Zeitung Photo)

Tidak semua ilmuwan hebat lahir dari keluarga mapan atau tumbuh dalam lingkungan akademik yang mendukung. Beberapa dari mereka justru memulai hidup dengan tantangan yang tampak sulit untuk dilewati. Justru dari latar belakang unik itulah, muncul tekad yang luar biasa dan cara berpikir yang melampaui zaman.

Pada ulasan ini, terdapat lima tokoh dunia yang tidak hanya mengukir sejarah dalam bidang sains, tetapi juga membuktikan bahwa latar belakang yang tidak biasa bukanlah hambatan, melainkan kekuatan. Dari Einstein hingga Newton, kisah mereka adalah bukti bahwa keingintahuan, kerja keras, dan tekad mampu mengubah segalanya.

1. Albert Einstein

Albert Einstein (commons.wikimedia.org/Scherl/Süddeutsche Zeitung Photo)
Albert Einstein (commons.wikimedia.org/Scherl/Süddeutsche Zeitung Photo)

Albert Einstein adalah ilmuwan yang perjalanannya diwarnai oleh latar belakang tak biasa. Ia lahir di Jerman dalam keluarga yang kemudian mengalami kesulitan finansial saat usaha kasur bulunya bangkrut. Meskipun menunjukkan kecemerlangan di bidang matematika dan sains sejak kecil, Einstein merasa frustrasi dengan metode pendidikan konvensionalnya.

Ketidaksukaannya terhadap sistem belajar yang kaku, mendorongnya meninggalkan sekolah di Munich saat keluarganya pindah ke Milan pada tahun 1894. Setelah itu, dia sempat gagal dalam ujian masuk Swiss Federal Polytechnic. Namun, karena unggul dalam fisika dan matematika, ia diizinkan masuk dengan syarat harus menyelesaikan sekolah formal terlebih dahulu.

Meskipun telah lulus, Einstein berjuang untuk mendapatkan posisi akademis dan bekerja sebagai pegawai paten di Bern, di mana dia mengembangkan banyak ide terobosannya. Karier yang tidak konvensional dan pemikiran independen inilah yang menjadi fondasi bagi teori relativitas dan kontribusinya dalam mekanika kuantum.

2. Marie Curie

Marie Curie (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Marie Curie (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Lahir dengan nama Maria Skłodowska di Warsawa, Polandia, yang saat itu berada di bawah pendudukan Rusia, Merie Curie tumbuh dalam lingkungan penuh tekanan dan keterbatasan. Meskipun keluarganya menghargai pendidikan, Curie tidak diizinkan mengakses pendidikan tinggi formal di negaranya hanya karena ia seorang perempuan.

Tak menyerah, ia mengikuti kelas bawah tanah yang sangat rahasia dan dikenal sebagai Flying University, sembari bekerja sebagai pengasuh anak untuk membiayai pendidikan saudaranya. Setelah berkorban untuk keluarganya, ia akhirnya berangkat ke Paris untuk belajar di Sorbonne, di mana ia hidup dalam kemiskinan tapi tetap unggul dalam akademik.

Ketekunan ilmiah membawanya menemukan radium dan polonium, serta memelopori penelitian radioaktivitas. Ia juga menjadi satu-satunya orang yang memenangkan Hadiah Nobel dalam dua bidang sains berbeda, yaitu fisika dan kimia. Latar belakang yang penuh tantangan ini justru menempa ketangguhan yang membawanya meraih warisan ilmiah.

3. George Washington Carver

Patung George Washington Carver (commons.wikimedia.org/RuggyBearLA)
Patung George Washington Carver (commons.wikimedia.org/RuggyBearLA)

George Washington Carver membuktikan bahwa latar belakang yang penuh penderitaan bukanlah halangan untuk menciptakan dampak besar dalam sains. Ia lahir sebagai budak pada tahun 1864 dan menghadapi kesulitan sejak masa kanak-kanak, termasuk diskriminasi rasial. Namun, semangatnya untuk belajar tak pernah padam.

Ia menjadi lulusan Afrika-Amerika pertama dari Iowa State University. Selama hampir lima dekade, ia mengajar dan meneliti di Tuskegee Institute, fokus pada pengembangan praktik pertanian berkelanjutan. Carver menghasilkan ratusan produk dari kacang tanah, ubi jalar, dan kedelai yang membantu meningkatkan taraf hidup petani miskin.

4. Mae Jemison

Mural Mae Jemison (commons.wikimedia.org/19Tarrestnom65)
Mural Mae Jemison (commons.wikimedia.org/19Tarrestnom65)

Mae Jemison adalah ilmuwan dan astronot yang kisah hidupnya mencerminkan ketekunan dan semangat perintis. Lahir di Alabama dan dibesarkan di Chicago, ia tumbuh dengan dorongan kuat untuk belajar. Ia lulus dari Universitas Stanford dengan gelar di bidang teknik kimia dan studi Afrika-Amerika, kemudian meraih gelar kedokteran dari Universitas Cornell.

Sebelum bergabung dengan NASA, ia bekerja sebagai dokter umum dan petugas medis Korps Perdamaian di Afrika Barat. Pada tahun 1987, Jemison diterima sebagai kandidat astronot dan lima tahun kemudian, ia menjadi wanita Afrika-Amerika pertama yang pergi ke luar angkasa bersama Space Shuttle Endeavour.

5. Isaac Newton

Isaac Newton (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)
Isaac Newton (commons.wikimedia.org/Wellcome Collection)

Isaac Newton adalah salah satu ilmuwan paling berpengaruh dalam sejarah, meskipun awal hidupnya jauh dari istimewa. Ia lahir dengan sangat kecil pada 1643 di desa kecil Woolsthorpe, Inggris, dan kehilangan ayahnya sebelum ia lahir. Ibunya ingin ia menjadi petani, tetapi Newton menunjukkan ketertarikan besar terhadap mekanika dan eksperimen sejak kecil.

Ia bersekolah di Free Grammar School. Meskipun Newton tidak berprestasi di sekolahnya, dia memperoleh kesempatan untuk kuliah di Trinity College. Saat di Trinity College, studinya terganggu oleh wabah pes yang justru memberinya waktu untuk bereksperimen secara mandiri. Dalam masa isolasi itu, ia mengembangkan teori kalkulus, optik, dan gravitasi.

Lima ilmuwan hebat ini membuktikan bahwa jalan menuju kejayaan ilmiah tidak selalu datang dari latar belakang yang nyaman dan terencana. Justru dari tantangan hidup, ketidakpastian, hingga hambatan sosial dan politik, muncul karakter tangguh dan pemikiran radikal yang mampu mengubah dunia.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Hella Pristiwa
EditorHella Pristiwa
Follow Us