Jeans yang Kamu Pakai Bisa Merusak Lingkungan, Ini 7 Faktanya!

Fast fashion atau fesyen cepat saji adalah pola bisnis pakaian masa kini yang bisa memproduksi dan menjual produk dalam hitungan hari saja. Inilah kenapa pergantian tren fesyen saat ini semakin cepat.

Semakin populernya bisnis tersebut akhirnya membuat pola konsumsi pakaian pun berubah. Banyak orang yang menganggap bahwa baju adalah komoditas sekali pakai. Ini menyebabkan banyaknya baju yang terbuang sia-sia dan merusak lingkungan.

Serat tersebut harus diberi air dengan jumlah yang besar untuk menjadi denim. Tidak cukup sampai di situ, proses finishing yang melibatkan pewarnaan, pencucian, dan pemberian efek visual juga mengonsumsi banyak air. Dilansir dari Fashion Insiders, untuk menghasilkan satu potong celana jeans, air yang digunakan bisa mencapai 11.000 liter atau cukup untuk mengisi 20 bak mandi.

Pohon kapas, bahan baku dari katun ternyata merupakan bahan yang tidak ramah lingkungan. Ia menghabiskan 2,4 persen lahan pertanian yang ada di dunia. Tidak hanya itu, kapas juga membutuhkan banyak pestisida. Dilansir dari Vice, mereka membutuhkan setidaknya 24 persen dari total penggunaan pestisida di seluruh dunia.

Ada banyak bahan kimia yang dilibatkan untuk menghasilkan kain denim. Mulai dari pestisida, pewarna, hingga bahan kimia untuk proses finishing. Bahan kimia tersebut akan menjadi limbah pabrik dan dibuang ke saluran air yang pada akhirnya akan membuat sungai dan laut tercemar. 

Setidaknya 70 persen perairan di Asia tercemar karena 2,5 miliar galon limbah tersebut, dilansir dari EcoWatch. Salah satu perairan yang tercemar adalah Pearl River di China. Air di sungai tersebut berubah warna menjadi biru karena bahan kimia yang digunakan untuk denim.

Tidak hanya lingkungan yang dirugikan karena pembuatan celana jeans, manusia juga bisa merasakan dampaknya. Pasalnya bahan kimia yang mencemari air bisa meningkatkan risiko berbagai penyakit.

Mulai dari kanker, penyakit lambung, penyakit kulit, hingga pernapasan. Mereka yang paling merasakan dampaknya adalah para pegawai pabrik dan warga di sekitar pabrik. Sedangkan kita yang menjadi konsumen tidak akan terdampak secara langsung.

Melihat dampak yang cukup besar tersebut, sebagian orang mulai tergerak untuk membawa perubahan. Contohnya Jeanologia, brand jeans asal Spanyol menggunakan laser untuk mengurangi jumlah air yang digunakan dalam produksi denim. Mereka hanya membutuhkan segelas air untuk proses produksi satu potong celana jeans. 

Levi’s, salah satu brand jeans ternama juga menawarkan celana jeans yang berasal dari serat polyester. Bedanya serat tersebut terbuat dari daur ulang botol plastik. Selain itu, masih banyak lagi brand dan desainer dengan produk denim ramah lingkungan lainnya. Inovasi-inovasi tersebut dibutuhkan agar lingkungan tetap terjaga.

Kamu salah satu penggemar berat celana jeans dan baju berbahan denim lainnya? Ada beberapa tips yang bisa kamu lakukan. Pertama, beralihlah ke produk jeans ramah lingkungan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.

Kalau kamu sulit menemukannya di pasaran, usahakan jangan terlalu sering membeli celana jeans untuk mengurangi produksinya. Kamu bisa menggunakan celana lama dari orang tua atau saudaramu.

Jika kamu memiliki jeans yang sudah tidak terpakai, coba untuk sumbangkan ke orang lain, menjualnya, atau mengubahnya menjadi item fesyen lain seperti tas atau aksesoris. Tujuannya adalah agar jeans tersebut tidak terbuang sia-sia dan mencemari lingkungan.