7 Kadal Unik dan Eksotis Asli Indonesia, Bagaikan Naga di Dunia Nyata!

Sering terlihat di kebun, taman atau pekarangan rumah kadal menjadi hewan yang sangat dekat dengan manusia. Reptil satu ini juga beragam mulai dari yang kecil sampai yang bisa berenang. Keanekaragaman kadal di Indonesia ini jadi salah satu harta karun yang wajib dijaga semua orang.
Tak cuma kadal yang kerap berkeliaran di sekitar rumah, Indonesia juga punya segudang kadal unik nan eksotis. Keunikannya hadir dalam berbagai bentuk, entah ukuran yang besar, warna bak pelangi, kebiasaannya yang unik, sampai bentuk tubuh yang tak biasa. Telusuri keunikan kadal-kadal tersebut untuk menambah pengetahuanmu!
1. Komodo

Kita patut bangga karena kadal terbesar di dunia hidup di bumi pertiwi. Varanus komodoensis atau biawak komodo menjadi kadal terbesar di dunia dengan panjang maksimal 3 meter dan berat sampai 166 kg, jelas Smithsonian's National Zoo & Conservation Biology Institute. Dengan bisa di mulutnya komodo juga mampu melumpuhkan mangsanya. Rusa, reptil, amfibi, burung, babi, monyet, bahkan kerbau dapat ia lahap.
Menjadi hewan endemik Indonesia, kadal ini hanya dapat ditemukan di Pulau Komodo, Rinca, Flores, Gili Montang, dan Gili Dasami. Sayangnya keberadaan komodo sangat mengkhawatirkan, statusnya terancam dan dilindungi pemerintah. Penyebaran yang sempit, perburuan liar dan rusaknya habitat membuat populasi komodo terus menurun.
2. Soa layar

Sesuai namanya kadal ini punya layar di bagian ekornya. Dilansir The Reptile Database, hewan dengan nama ilmiah Hydrosaurus ini punya 4 spesies endemik Indonesia dan 1 spesies endemik Filipina. Walau terlihat garang nyatanya kadal ini merupakan omnivora yang cuma makan tumbuhan dan serangga.
Sering ditemukan dekat perairan dan pepohonan, ternyata soa layar bisa berjalan di air, lho! Namun populasi hewan ini tak bisa dibilang banyak, kerusakan dan perburuan liar jadi penyebab populasi soa layar terus menurun. Banyak orang yang menangkap soa layar untuk dijadikan peliharaan. Upaya perlindungan dari pemerintah dan masyarakat terhadap soa layar perlu terus digayangkan.
3. Soa payung

Walau namanya sama-sama soa, kadal ini berbeda dengan soal layar. Jika soa layar punya layar di ekor, maka soa payung punya membran di leher yang bisa dikembangkan. Membran ini akan ia kembangkan saat merasa terancam, mirip kobra yang mengembangkan leher.
National Geographic menyebut kalau kadal dengan nama ilmiah Chlamydosaurus kingii ini suka memakan semut, reptil, rayap, dan mamalia kecil. Kadal asli Papua ini punya sifat yang cukup agresif. Tak cuma mengembangkan membrannya, kadang ia juga tak segan mengejar bahkan menggigit penganggu. Jadi hati-hati dengan kadal hewan satu ini.
4. Kadal pensil

Jangan tertipu dengan penampilannya, walau sekilas mirip ular hewan ini ternyata adalah kadal. Lialis burtonis atau kadal pensil termasuk jenis kadal tanpa kaki, jelas Animalia. Berbeda dengan ular, kadal pensil punya telinga dan kelopak mata, ular tidak memiliki keduanya.
Tidak perlu takut juga dengan hewan ini karena dia sama sekali tidak berbisa dan berbahaya. Bahkan kadal pensil tergolong hewan yang tenang dan tidak akan menyerang. Karenanya banyak orang yang menjadikan reptil ini sebagai peliharaan. Namun penyebarannya sempit karena hanya bisa ditemukan di daerah Papua seperti Kepulauan Aru.
5. Biawak tanpa telinga

Walau menyandang nama biawak tapi sebenarnya kadal ini bukan biawak. Biawak sejati berasal dari keluarga Varanidae, sementara kadal cokelat ini berasal dari keluarga Lanthanotidae. Lebih lanjut, GBIF menjelaskan kalau nama ilmiah biawak tanpa telinga adalah Lanthanotus borneensis. Mirip biawak sejati, hewan ini juga punya gaya hidup semi akuatik.
Badan kecil cokelat dengan sisik menonjol layaknya duri di seluruh tubuh kadal ini juga sangat cocok untuk berkamuflase. Kamuflasenya digunakan untuk mengelabuhi predator dan mangsanya yang berupa cacing, ikan, krustasea, kecebong, dan cumi-cumi. Meskipun tanpa telinga reptil ini tetap bisa mendengar. Sayangnya kadal endemik Pulau Kalimantan ini dilindungi dan masuk kategori endangered atau terancam menurut data IUCN Red List.
6. Forest dragon

Terdiri dari 17 spesies, kadal eksotis dengan nama ilmiah Gonocephalus ini tersebar luas di Pulau Sumatra, Kalimantan dan Jawa, jelas The Reptile Database. Penampilannya memang mirip bunglon, namun hewan ini lebih besar dan punya layar yang membentang dari kepala sampai ekor. Warnanya juga beragam dari cokelat, hijau, sampai hijau kebiruan. Warna cantiknya sangat berguna untuk berkamuflase di habitatnya, yaitu pepohonan dan hutan.
Dengan penampilan layaknya naga yang garang tak heran reptil ini dinamakan forest dragon atau naga hutan. Tapi tak seperti naga, kadal ini hanya memakan hewan-hewan kecil seperti serangga atau cacing. Saat malam hari ia akan tidur di atas pohon dan kembali beraktivitas pada siang hari.
7. Cekibar

Si kecil-kecil cabe rawit ini mampu melompat dan melayang dari satu pohon ke pohon lain dengan membran tipis di samping tubuhnya. Membran ini bekerja seperti parasut atau sayap yang memungkinkan kadal kecil ini melayang. Cekibar jantan juga punya membran tambahan di leher. Ia akan mengembangkan membran tersebut saat musim kawin untuk menarik perhatian betina.
Cekibar tersebar luas di Pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali serta punya 41 spesies! Secara luas cekibar juga dikenal sebagai kadal peluncur atau kadal terbang dan masuk dalam genus Draco. Nama tersebut sangat cocok dengan kemampuan kadal ini. Dilansir Ecologyasia, reptil cokelat ini suka memakan serangga seperti semut dan rayap. Cekibar juga dapat ditemukan di pinggiran hutan atau area terbuka yang kering.
Seperti hewan lain kadal juga punya keunikan dan keeksotisannya sendiri. Tak cuma kadal kebun, ada juga kadal rakasa, kadal yang bisa melayang, kadal yang tak punya telinga, sampai kadal yang mirip ular. Kadal-kadal unik tersebut hidup di Indonesia dan harus dilestarikan. Bersama-sama kita harus ikut melestarikan kadal-kadal unik tersebut!