Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kapan Oksigen Ditemukan? Kenali Sejarahnya!

ilustrasi ilmuwan yang sedang melakukan eksperimen oksigen (pexels.com/Edward Jenner)
ilustrasi ilmuwan yang sedang melakukan eksperimen oksigen (pexels.com/Edward Jenner)

Oksigen adalah unsur penting yang dibutuhkan organisme hidup dan mampu bercampur dengan sebagian besar unsur lainnya. Sebagai unsur ketiga yang berlimpah di alam semesta, oksigen menyusun hampir setengah dari massa kerak bumi. 

Pernahkah kamu bertanya-tanya kapan oksigen ditemukan? Ternyata penemuan oksigen melibatkan beberapa ilmuwan yang bekerja secara independen, lho. Lantas, kapan dan bagaimana oksigen ditemukan? Yuk, simak sejarah penemuan oksigen di bawah ini! 

1. Joseph Priestley dan teori flogiston

ilustrasi ilmuwan yang sedang melakukan eksperimen oksigen (pexels.com/Mikhail Nilov)
ilustrasi ilmuwan yang sedang melakukan eksperimen oksigen (pexels.com/Mikhail Nilov)

Sejak dulu, setiap teori yang berhasil ditemukan akan diterima hingga muncul bukti yang membantah atau ditemukan versi terbaru. Begitulah sains dan pengetahuan berkembang. Penemuan oksigen berawal dari teori flogiston yang ditemukan oleh Georg Ernst Stahl. Teori ini menyatakan bahwa semua zat yang dapat terbakar atau mengalami oksidasi mengandung substansi hipotetis yang disebut flogiston. 

Hingga suatu ketika, teori flogiston dibantah oleh ahli kimia asal Inggris, Joseph Priestley. Dia melakukan berbagai eksperimen hingga menemukan oksigen dengan cara memanaskan berbagai zat, termasuk merkuri oksida (HgO). Penemuannya ini menjadi langkah krusial menuju pemahaman terkait oksigen. 

2. Eksperimen Carl Wilhelm Scheele dan Joseph Priestley

ilustrasi eksperimen oksigen (pexels.com/RDNE Stock project)
ilustrasi eksperimen oksigen (pexels.com/RDNE Stock project)

Carl Wilhelm Scheele dan Joseph Priestley secara independen melakukan eksperimen yang membawanya pada penemuan oksigen. Keduanya berhasil menemukan oksigen, tetapi Priestley dianggap lebih berjasa karena menjadi orang pertama yang menerbitkannya. Sementara hasil penelitian tentang udara dan api milik Carl Wilhelm Scheele tertunda penerbitannya hingga tahun 1777.

Pada 1772—1773, Carl Wilhelm Scheele lebih dahulu melakukan eksperimen dengan memanaskan berbagai zat dan menyebutnya sebagai "udara api". Kemudian Joseph Priestley memulai eksperimen pada 1774 dengan memanaskan merkuri oksida sehingga menghasilkan gas yang sangat unik. Awalnya, Joseph Priestley menyebutnya sebagai "udara deflogistikasi" karena menganggap bahwa gas tersebut sangat flogiston.

3. Penemuan dan penamaan oksigen

ilustrasi oksigen di dalam tabung (pexels.com/. MM Dental .)
ilustrasi oksigen di dalam tabung (pexels.com/. MM Dental .)

Bukan Carl Wilhelm Scheele dan Joseph Priestley yang menamakan oksigen, melainkan Antoine Lavoisier. Dia adalah seorang kimiawan asal Prancis yang juga di sebut "Bapak Kimia Modern". Gas yang berhasil ditemukan oleh Scheele dan Priestley kemudian diperluas dan dipelajari lebih lanjut oleh Antoine Lavoisier. 

Melalui serangkaian eksperimen, ia menemukan bahwa udara terdiri dari 20 persen oksigen dan saat pembakaran merkuri oksida ditemukan jumlah gas yang dihasilkan sama dengan jumlah yang hilang. Nama "oksigen" berasal dari Yunani, yaitu oxys yang berarti 'asam' dan genes yang berarti 'pembentukan'.

4. Perdebatan terkait siapa penemu oksigen

ilustrasi oksigen yang ada di alam (pexels.com/Wei86_Travel🇹🇭 .th)
ilustrasi oksigen yang ada di alam (pexels.com/Wei86_Travel🇹🇭 .th)

Joseph Priestley adalah orang pertama yang menerbitkan penemuannya tentang oksigen, meskipun Carl Wilhelm Scheele yang lebih dulu melakukan eksperimen. Namun, muncul perdebatan soal penghargaan Joseph Priestley.

Antoine Lavoisier pernah mengklaim bahwa dirinya menemukan oksigen secara independen. Akan tetapi, klaimnya lemah setelah diketahui bahwa Priestley telah memberi tahu kepada Lavoisier cara membuat oksigen. Meski begitu, ketiga ilmuwan tersebut memainkan peran penting dalam penemuan oksigen. 

Terlepas dari perdebatan mengenai siapa penemu oksigen, satu hal yang pasti adalah penemuan ini membawa pembaharuan terhadap ilmu kimia dan biologi. Sejarah penemuannya menjadi pengingat betapa pentingnya rasa ingin tahu dan eksperimen dalam menemukan pengetahuan baru. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Izza Namira
EditorIzza Namira
Follow Us