Kenapa Cheetah Bisa Berlari dengan Sangat Cepat?

- Cheetah memiliki adaptasi tubuh yang mendukung kecepatan lari mereka yang impresif.
- Bobot tubuh mereka ringan dan punya struktur tulang fleksibel.
- Kaki panjang, otot kuat, telapak kaki berselaput, dan ekor berfungsi untuk mendukung mereka berlari.
Sudah jadi rahasia umum kalau citah atau cheetah (Acinonyx jubatus) merupakan hewan darat paling cepat di dunia. Predator asal Afrika ini tercatat mampu melesat antara 80—120 km per jam. Tak hanya cepat, akselerasi yang cheetah lakukan juga sangat impresif. Mereka mampu menambah kecepatan sekitar 10 km per jam hanya dalam satu lompatan kaki. Tak heran kalau cheetah bisa menempuh kecepatan dari 0 hingga 90 km per jam hanya dalam waktu 2—3 detik.
Dari catatan yang sangat impresif itu, pasti ada sejumlah rahasia yang dimiliki cheetah. Adapun, adaptasi lewat anggota tubuh hingga faktor pengalaman membuat predator yang satu ini tak hanya mampu berlari sangat cepat, tetapi juga lincah. Menyambut Hari Cheetah Internasional, yuk, kita kupas sama-sama rahasia apa saja yang dimiliki cheetah di balik kecepatan mereka yang sangat impresif!
1. Berat dan berbagai organ tubuh yang mendukung kecepatan

Bobot dan bentuk tubuh tentunya memiliki pengaruh terhadap kecepatan gerak yang bisa ditempuh oleh makhluk hidup. Pada faktor ini, cheetah benar-benar melakukan adaptasi yang luar biasa agar tubuh mereka mampu mengikuti kecepatan lari yang mereka lakukan. Para jantan berbobot sekitar 41—45 kg dan betina lebih kecil lagi dengan 36—37 kg. Artinya, bobot tubuh yang ditanggung kaki cheetah terbilang ringan sehingga membuat mereka bisa melesat lebih cepat dari hewan lain.
Dilansir Discover Wildlife, bukan hanya bobot yang ringan, tetapi struktur tulang cheetah juga sangat mendukung kemampuan mereka. Bagian tulang belakang predator ini terbilang panjang dan sangat fleksibel. Hal ini memungkinkan tulang belakang cheetah untuk melentur hingga jadi sangat lurus. Posisi ini sangat penting karena saat berlari, cheetah akan melakukan langkah panjang hingga membuat postur tubuh mereka menjadi lurus.
Untuk masalah stamina, cheetah juga sudah beradaptasi dengan sangat baik. Mereka memiliki paru-paru yang relatif besar untuk ukuran mereka. Selain itu, mereka punya jantung yang kuat demi menopang kinerja otot yang sangat keras ketika mereka sedang atau sudah berlari. Saat berlari, cheetah bisa mengambil 150 tarikan napas hanya dalam 1 menit. Sementara, saat sedang beristirahat, tarikan napas mereka menjadi 60 dalam semenit. Selain itu, jantung mereka dapat memastikan kalau sirkulasi oksigen bisa disalurkan dengan cepat setelah berlari.
2. Otot kaki, telapak, dan kuku sebagai sumber tenaga

Kalau bicara soal kecepatan lari makhluk darat, sudah pasti kaki-kaki mereka menyumbang faktor terbesar untuk menentukan seberapa cepat makhluk itu bisa melaju. Hal yang sama pun berlaku bagi cheetah, bahkan dalam tingkat yang lebih luar biasa. Dari ukuran mereka saja, kaki cheetah terbilang sangat panjang dan tulang-tulang mereka bisa meregang dengan sangat fleksibel. Khusus pada tulang kering (tibia) dan tulang betis (fibula) milik mereka tergabung menjadi satu sehingga keseimbangan saat sedang melaju cepat bisa dilakukan dengan mudah.
National Geographic melansir kalau untuk urusan otot, kaki cheetah memiliki rasio dan susunan otot yang berbeda-beda, tetapi sangat kuat. Khusus pada bagian kaki belakang, serat otot mereka bisa berkedut dengan sangat cepat yang mengakibatkan adanya kekuatan eksplosif yang luar biasa saat cheetah mulai berlari. Tak hanya otot pada kaki, telapak dan cakar pada hewan ini juga punya pengaruh yang sangat signifikan.
Dilansir Thomson Safari, telapak kaki cheetah cenderung berselaput ditambah dengan kuku mereka yang tidak bisa masuk secara penuh dan cenderung lebih tumpul dari kucing besar lain. Kedua faktor ini membuat cheetah bisa menahan tubuh mereka agar tidak tergelincir dan mempertahankan traksi saat melesat dengan cepat, layaknya fungsi pul pada sepatu bola. Menariknya lagi, saat dalam kecepatan tertinggi, sebenarnya cheetah hampir tidak menapakkan kaki mereka ke tanah, lho.
3. Ekor yang berfungsi sebagai setir dan sejumlah adaptasi lain

Bukan hanya soal kecepatan, cheetah juga bisa bergerak dengan lincah sekalipun ada dalam kecepatan tertinggi. Hal ini ternyata bisa mereka lakukan berkat ekor mereka yang berfungsi layaknya setir pada mobil. Rata-rata panjang ekor cheetah sekitar 60—90 cm dan tentunya penuh dengan otot yang sangat kuat.
Berbeda dengan setir mobil yang harus diarahkan sesuai dengan posisi yang diinginkan, ekor cheetah harus bergerak ke arah lain untuk bergerak ke posisi tertentu. Jika cheetah ingin belok ke kiri, misalnya, mereka harus mengarahkan ekor mereka ke kanan dan sebaliknya. Selain untuk setir ketika hendak berkelok-kelok, ekor cheetah juga berfungsi untuk membuat tubuh mereka jadi lebih stabil saat sedang berlari dalam kecepatan tinggi, dilansir ThoughtCo.
Ada pula sejumlah adaptasi lain yang dimiliki cheetah. Corak totol-totol pada tubuh mereka, misalnya, berfungsi supaya mereka bisa melakukan kamuflase secara sempurna dengan padang rumput di Afrika. Selain itu, bagian garis di bawah mata mereka, yang biasa disebut tear line, punya fungsi supaya mata cheetah tidak silau saat terkena sinar Matahari. Oh, ya, struktur tengkorak cheetah juga lebih kecil dan ringan ketimbang kucing besar serta memiliki lubang hidung yang sangat besar.
4. Efek samping dari kekuatan lari milik cheetah

Dari penjelasan di atas, terlihat jelas kalau seluruh anatomi tubuh cheetah sudah beradaptasi dengan baik untuk menopang kecepatan lari yang luar biasa. Akan tetapi, tentunya hal tersebut bukan tanpa sejumlah pengorbanan. Salah satu yang paling terlihat adalah soal kekuatan. Kuku dan taring cheetah sangat lemah jika dibandingkan dengan kucing lain. Karena itu, mereka tidak bisa langsung membunuh walau sudah menggigit leher mangsa mereka. Selain itu, stamina saat berlari juga jadi masalah serius bagi cheetah.
Meski mencatatkan kecepatan puncak yang sangat luar biasa, bukan berarti cheetah bisa berlari dalam jarak yang sangat jauh. Dilansir Safari Ventures, setelah satu kali berlari untuk mengejar mangsa saja, cheetah butuh waktu hingga 30 menit untuk beristirahat. Lebih-lebih lagi, jarak lari mereka hanya sekitar 200—450 meter. Artinya, predator ini hanya bisa berlari sekitar 30 detik.
Kalaupun proses perburuan berhasil, cheetah tidak bisa langsung memakan mangsa mereka karena harus beristirahat. Selama waktu tersebut, tak jarang hasil buruan cheetah justru direbut oleh predator lain yang lebih kuat, semisal singa, hiena, dan macan tutul. Oleh karena itu, cheetah perlu menarik mangsa mereka ke tempat aman sebelum istirahat.
Jadi, pada dasarnya, kecepatan yang dimiliki cheetah tidak datang tanpa konsekuensi. Adaptasi menakjubkan dalam hal berlari yang terlihat dari anatomi cheetah nyatanya juga membuat mereka menjadi salah satu predator yang paling lemah di Afrika. Di luar itu semua, tentunya sangat menarik saat melihat cheetah sedang berlari, bukan?