Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kenapa Justru Pejantan Kuda Laut yang Hamil? Ini 5 Alasannya

ilustrasi kuda laut jantan
ilustrasi kuda laut jantan (pexels.com/Sergiu Iacob)
Intinya sih...
  • Kuda laut jantan menerima telur dari betina
  • Kantung pengeraman jantan berfungsi mirip plasenta pada mamalia
  • Sang ayah secara aktif memberikan nutrisi dan perlindungan untuk calon anaknya
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Pernahkah kamu membayangkan apa jadinya kalau cowok bisa mengandung dan melahirkan? Pada manusia, ide ini mungkin hanya ada di film fiksi ilmiah. Proses kehamilan dan melahirkan secara biologis menjadi kodrat perempuan yang membawa kehidupan baru ke dunia. Namun, ternyata fenomena kehamilan oleh pejantan adalah hal yang sangat nyata dan biasa terjadi di dunia laut.

Kehidupan di samudra memang penuh kejutan. Ada satu hewan yang mematahkan semua anggapan umum tentang peran jantan dan betina dalam reproduksi. Ialah kuda laut, makhluk menawan yang pejantannya mengambil alih tugas mengandung dan melahirkan. Proses unik ini bukan kebetulan, melainkan hasil adaptasi evolusioner luar biasa yang membuat mereka menjadi salah satu ayah paling istimewa di kerajaan hewan.

1. Kuda laut jantan menerima telur dari betina

ilustrasi kuda laut (unsplash.com/@davidclode)
ilustrasi kuda laut (unsplash.com/@davidclode)

Proses kehamilan pada kuda laut jantan diawali dengan ritual kawin yang indah. Sang jantan dan betina akan berdansa bersama, sering kali dengan ekor yang saling mengait. Setelah ritual selesai, terjadilah momen krusial yang membalikkan peran gender pada umumnya. Sang betina akan memindahkan telur-telurnya ke dalam sebuah kantung pengeraman khusus yang terletak di perut jantan.

Setelah telur berhasil ditransfer, sang jantan akan langsung membuahinya di dalam kantung tersebut. Kantung itu kemudian tertutup rapat, menandai dimulainya masa kehamilan yang bisa berlangsung antara 24 hingga 45 hari, tergantung spesiesnya. Sejak saat itu, seluruh tanggung jawab untuk menjaga dan merawat embrio sepenuhnya berada di tangan sang ayah.

2. Kantung pengeraman jantan berfungsi mirip plasenta pada mamalia

ilustrasi pasangan kuda laut (unsplash.com/@jmeguilos)
ilustrasi pasangan kuda laut (unsplash.com/@jmeguilos)

Kantung pengeraman milik kuda laut jantan bukanlah sekadar kantong kosong. Organ ini sangat kompleks dan canggih, bahkan bisa dibilang fungsinya mirip dengan plasenta pada kehamilan manusia. Selama masa kehamilan, kantung ini mengalami transformasi luar biasa untuk mendukung perkembangan calon anak-anaknya. Jaringan di dalam kantung menjadi sangat kaya akan pembuluh darah.

Dilansir dari University of Sydney News, penelitian yang dipimpin oleh Dr. Camilla Whittington menunjukkan bahwa kantung ini membentuk struktur mirip plasenta. Fungsinya adalah untuk menyalurkan oksigen dan nutrisi penting dari tubuh ayah ke embrio yang sedang tumbuh. Ini membuktikan bahwa sang ayah tidak hanya membawa telur, tetapi secara aktif memelihara mereka, sebuah fenomena yang disebut evolusi konvergen karena kemiripannya dengan plasenta mamalia.

3. Sang ayah secara aktif memberikan nutrisi dan perlindungan untuk calon anaknya

ilustrasi kuda laut bersama keluarganya (unsplash.com/@davidclode)
ilustrasi kuda laut bersama keluarganya (unsplash.com/@davidclode)

Peran ayah kuda laut jauh lebih dari sekadar inkubator pasif. Ia adalah pengasuh yang sangat aktif dan protektif selama masa kehamilan. Di dalam kantung pengeramannya, sang jantan mampu mengatur lingkungan mikro agar tetap optimal bagi kelangsungan hidup embrio. Ia mengatur kadar oksigen, suhu, hingga salinitas atau tingkat keasinan di dalam kantung.

Fakta ini menunjukkan betapa kompleksnya sistem kehamilan pada kuda laut jantan. Menurut PADI Blog, kemampuan untuk mengontrol lingkungan internal ini memastikan embrio mendapatkan kondisi terbaik untuk berkembang hingga siap dilahirkan. Peran aktif inilah yang menjadikan kehamilan kuda laut jantan sebagai salah satu contoh pengasuhan ayah paling ekstrem dan menakjubkan di dunia hewan.

4. Proses melahirkan kuda laut jantan melibatkan kontraksi otot yang kuat

ilustrasi kuda laut mencari makanan (unsplash.com/@nervum)
ilustrasi kuda laut mencari makanan (unsplash.com/@nervum)

Setelah masa kehamilan berakhir, tiba saatnya bagi sang ayah untuk melahirkan. Proses ini tidak kalah dramatis dan menakjubkan. Kuda laut jantan akan menggunakan otot-otot di sekitar kantung pengeramannya untuk berkontraksi dengan kuat, mirip seperti proses persalinan pada manusia. Kontraksi ini mendorong bayi-bayi kuda laut yang sudah terbentuk sempurna keluar dari kantungnya.

Jumlah bayi yang dilahirkan bisa sangat banyak, mulai dari ratusan hingga ribuan dalam satu kali persalinan. Dilansir CBC Radio, bayi-bayi kuda laut ini keluar sebagai miniatur dari induknya dan harus langsung mandiri untuk bertahan hidup. Momen persalinan ini menjadi puncak dari kerja keras sang ayah selama berminggu-minggu.

5. Kehamilan jantan menjadi strategi bertahan hidup yang sangat efisien

ilustrasi kuda laut jantan
ilustrasi kuda laut jantan (pexels.com/Sergiu Iacob)

Lantas, mengapa kuda laut jantan yang berevolusi untuk hamil? Jawabannya terletak pada efisiensi reproduksi. Dengan mengambil alih tugas kehamilan, sang jantan membebaskan betina untuk bisa segera memproduksi kloter telur berikutnya. Siklus ini memungkinkan pasangan kuda laut untuk bereproduksi lebih cepat dan lebih sering.

Selain itu, dilansir dari Forbes, beberapa spesies kuda laut jantan bahkan bisa menerima telur dari lebih dari satu betina. Hal ini tentunya dapat meningkatkan keragaman genetik keturunan mereka, yang sangat penting untuk kelangsungan hidup spesies di alam liar. Jadi, kehamilan jantan bukan sekadar keunikan, melainkan strategi bertahan hidup yang cerdas dan efektif.

Jadi, meskipun ide pria hamil di dunia manusia masih sebatas imajinasi, kuda laut jantan telah membuktikan bahwa hal itu sangat mungkin terjadi di alam. Fenomena ini menunjukkan betapa beragam dan menakjubkannya cara alam bekerja untuk memastikan kelestarian setiap makhluknya.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us

Latest in Science

See More

9 Hewan yang Menggunakan Suara untuk Melumpuhkan Mangsa

23 Okt 2025, 13:29 WIBScience