5 Laba-Laba yang Kerap Ditemukan di Pulau Jawa, Tak Jarang Masuk Rumah

Saat pergi ke hutan, sawah, kebun, atau taman tak jarang kamu akan menemukan laba-laba yang bergelantungan atau membuat sarang di pepohonan. Tak cuma satu atau dua, biasanya ada puluhan bahkan ratusan laba-laba yang bisa kamu temukan di tempat-tempat tersebut. Laba-laba juga tersebar di seluruh dunia, karena itu Pulau Jawa juga tak luput oleh kehadiran hewan berkaki delapan ini.
Namun tentunya laba-laba yang ada di Pulau Jawa tidak sama dengan laba-laba yang ada di Amerika atau Australia. Entah itu ukurannya, makanannya, ciri fisiknya, kandungan bisanya, sampai kebiasaannya pasti berbeda. Untuk itu mari kita mengenal beberapa spesies laba-laba yang ada di Pulau Jawa supaya kamu bisa mengenali dan mengidentifikasinya!
1. Laba-laba pemburu

Kalau kamu pernah melihat laba-laba berwarna cokelat, berkaki panjang, gerakannya cepat, dan tidak hidup di jaring kemungkinan besar kamu melihat laba-laba pemburu. Seperti namanya, athropoda dari famili Sparassidae ini sangat mudah ditemukan di Pulau Jawa. Hutan, kebun, sawah, rerumputan, bebatuan, tumpukan kayu, sampai perumahan bisa dihuni oleh hewan berwarna cokelat atau hitam ini.
Tampangnya memang garang namun kamu tak perlu khawatir karena bisa laba-laba ini tidak berbahaya bagi manusia. Dilansir First Aid Pro, gigitan hewan ini hanya menyebabkan pembengkakan, iritasi, atau rasa sakit. Khususnya jika kamu digigit spesies berukuran kecil, biasanya tidak akan ada efek berarti. Laba-laba ini sebenarnya juga punya peran karena membantu membasmi hama serangga seperti belalang, nyamuk, lalat, dan kecoa.
2. Tarantula

Mungkin banyak orang yang menganggap kalau tarantula bukanlah jenis laba-laba, namun hal itu tidak sepenuhnya benar. Tarantula masuk dalam ordo Arenae, artinya ia masih termasuk laba-laba, hanya saja hewan ini punya rambut halus dan punya kebiasaan yang berbeda dari kebanyakan laba-laba. Tentunya ia juga bisa ditemukan di Pulau Jawa, spesies yang cukup umum ditemukan di Pulau Jawa sendiri adalah Selenocosmia javanensis.
Laba-laba ini mudah dikenali dari tubuhnya yang besar, warnanya yang gelap, kakinya yang panjang, dan tubuhnya yang ditumbuhi rambut halus. Sebenarnya ia juga tidak berbahaya bagi manusia walau gigitannya memang cukup menyakitkan. Secara umum hewan ini dapat ditemukan di lubang di dalam tanah, jelas National Geographic. Hutan, kebun, dan padang rumput jadi tempat kesukaannya. Di sana tarantula bisa menemukan makanan kesukaannya, yaitu serangga, burung kecil, reptil, dan mamalia kecil.
3. Laba-laba jaring emas

Laba-laba yang terkenal akan ukurannya yang besar dan jaringnya yang berwarna emas ini mungkin jadi spesies yang paling umum ditemui. Bagaimana tidak, laba-laba dari genus Nephilia ini mampu membuat jaring yang sangat besar di kebun, taman, hutan, dan sawah. Saking besarnya jaring tersebut mampu membuat burung, kelelawar, dan ular terperangkap, lho. Ukuran laba-laba ini juga besar, bahkan bisa sebesar telapak tangan manusia atau sekitar 13 cm.
Laman Atlas of Living Australia menerangkan kalau pada beberapa kasus gigitan laba-laba ini cukup menyakitkan. Beberapa orang juga mengalami komplikasi seperti kebas, keram, dan rasa sakit jadi kamu harus berhati-hati dengan hewan ini. Mengenali laba-laba jaring emas juga mudah, ia punya abdomen yang panjang, kaki yang kurus dan panjang, serta warna kuning, abu-abu, hitam, atau kehijauan di tubuhnya. Namun tak hanya di Indonesa, hewan ini juga bisa ditemukan di Jepang, Malaysia, Thailand, Australia, India, sampai Afrika.
4. Laba-laba punggung duri

Berasal dari genus Gasterachanta, laba-laba punggung duri punya tubuh yang kecil dan ciri fisik yang sangat unik. Pertama, warnanya beragam mulai dari hitam, merah, kuning, jingga, cokelat, hijau, sampai biru. Kedua, abdomennya melebar dan ditumbuhi duri-duri yang cukup tajam. Bentuk durinya juga bervariasi pada 69 spesies yang ada, ada yang punya duri pendek, ada yang punya duri panjang yang lurus, bahkan ada yang durinya panjang dan melengkung ke atas.
Namun hanya laba-laba betina yang punya tubuh seperti itu karena laba-laba jantan bentuknya cukup normal. Betina juga punya ukuran yang berkali-kali lebih besar dari jantan, hal ini normal dan merupakan bentuk dimorfisme seksual, jelas iNaturalist. Karena ukurannya yang kecil hewan ini juga hanya bisa memakan serangga kecil seperti nyamuk, lalat, atau kumbang. Gigitannya juga sama sekali tidak berbahaya bagi manusia, bahkan jika digigit kamu hampir tidak akan merasakan rasa sakit dikarenakan taringnya yang kecil.
5. Laba-laba x

Nama laba-laba x disematkan pada hewan ini karena saat menunggu mangsa di jaring tubuhnya membentuk huruf x. Namun saat ada mangsa yang tertangkap dengan secepat kilat laba-laba dari genus Argiope ini akan langsung menangkap dan membungkusnya dengan jaring yang lengket. Makanannya sendiri berupa serangga kecil seperti kupu-kupu, semut, belalang, lebah, capung, jangkrik, dan kumbang. Rerumputan dan semak-semak juga jadi habitat utama laba-laba ini, jelas Australian Museum.
Bisanya juga tidak berbahaya bagi manusia dan laba-laba x juga punya warna kuning, jingga, putih, dan cokelat yang terang di tubuhnya. Saat merasa terancam, laba-laba kecil ini punya dua strategi pertahanan. Pertama ia akan menggetarkan jaringnya supaya predator kaget dan kedua ia akan melompat dari jaringnya dan mencari tempat bersembunyi seperti di sela-sela batu, di semak-semak, atau di balik daun.
Tak bisa dipungkiri kalau laba-laba jadi hewan kecil yang sangat dekat dengan kehidupan manusia. Mau itu di hutan, kebun, sawah, taman, sampai area pemukiman hewan ini pasti ada. Bahkan di Pulau Jawa yang padat penduduk laba-laba juga sering berkeliaran dimanapun. Spesies laba-laba di Pulau Jawa juga melimpah, beberapa diantaranya adalah tarantula, laba-laba jaring emas, laba-laba x, laba-laba punggung duri, dan laba-laba pemburu. Tiap spesies laba-laba juga punya kebiasaan, makanan, dan ciri fisik yang unik.