Ini 5 Letusan Gunung Berapi yang Mematikan dan Mengubah Dunia

- Letusan Gunung Tambora pada 1815 mengakibatkan musim panas lenyap dan 100.000 nyawa melayang, mempengaruhi seni dan sastra.
- Letusan Gunung Thera di 1.600 SM mengakhiri peradaban Minoa dan membuka jalan bagi kekuatan baru.
- Letusan Gunung Laki pada 1783-1784 meracuni rumput, menyebabkan kelaparan, krisis pangan, hingga percepatan Revolusi Prancis.
Selama ini kita mengenal bahwa letusan Gunung Krakatau di tahun 1883 adalah letusan gunung berapi paling mematikan dalam sejarah. Tapi sejarah mencatat terdapat beberapa letusan gunung berapi yang bahkan lebih mematikan dan mengerikan dari Krakatau.
Bahkan saking dahsyatnya, letusan beberapa gunung berapi ini mampu mengubah iklim dunia, memicu revolusi, hingga mempengaruhi jalannya peradaban manusia. Berikut enam letusan dahsyat gunung berapi yang mungkin jarang dibahas.
1. Gunung Tambora, meniadakan musim panas dan 100.000 nyawa

Pada tahun 1815, Letusan Tambora di Pulau Sumbawa adalah letusan paling dahsyat yang tercatat dalam 10.000 tahun terakhir. Letusannya setara dengan 33 miliar ton TNT. Setelah meletus, puncak gunung lenyap, dan meninggalkan kaldera selebar 6 km dan kedalaman hingga 1 km.
Dilansir Smithsonian Magazine, saking dahsyatnya letusan Tambora, suhu global turun hingga 0,7 derajat celcius selama 2 tahun. Beberapa wilayah tak mengalami musim panas. Akibatnya, kelaparan dan gagal panen meluas di seluruh dunia. Diperkirakan ada sekitar 100.000 nyawa melayang akibat letusan Tambora.
Suramnya kondisi pasca letusan Tambora menginspirasi pelukis terkenal, Turner, untuk melukis pemandangan matahari tenggelam yang luar biasa. Cuaca suram juga mendorong Mary Shelley menulis Frankenstein.
2. Gunung Thera, menghancurkan dominasi peradaban Minoa

Gunung Thera, atau sekarang dikenal dengan Santorini, pernah meletus dahsyat di tahun 1.600 SM. Dilansir dalam jurnal Environmental Geology, letusannya meruntuhkan puncak gunung dan membentuk kaldera seluas 15 km. Letusannya juga memicu gelombang tsunami raksasa setinggi 46 meter.
Letusan Thera sekaligus mengakhiri kedigdayaan peradaban Minoa, peradaban yang dikenal karena kemegahan istana dan perdagangannya yang luas. Letusan dan tsunami langsung menghancurkan armada dan pemukiman Minoa. Hal ini mendorong perubahan geopolitik di Mediterania, dan membuka jalan bagi munculnya kekuatan baru pasca keruntuhan Minoa.
3. Gunung Laki, letusan beracun yang mendorong Revolusi Prancis

Letusan Gunung Laki memang tak sekuat Tambora atau Thera, namun letusannya berlangsung selama 8 bulan! Dilansir Oregon State University, letusan Gunung Laki dimulai dari 8 Juni 1783 hingga Februari 1784. Gas Vulkanik yang mengandung sulfur dioksida dan asam klorida meracuni rumput, menyebabkan 50% ternak mati, dan gagal panen besar.
Alhasil, kelaparan akibat krisis pangan menyebabkan kematian sekitar 9.000 hingga 11.500 penduduk Islandia. Letusannya juga berdampak ke seluruh dunia. Mulai dari mengganggu monsun Afrika, melemahkan aliran sungai Nil, dan krisis monsun di India. Letusan Laki juga diperkirakan memiliki andil dalam percepatan Revolusi Prancis.
4. Gunung Huaynaputina, menciptakan kelaparan dan krisis dinasti Rusia

Terletak di Peru, Gunung Huaynaputina meletus pada 19 Februari 1600 dengan letusan setinggi 32 kilometer. Sebaran abu dan aerosol sulfatnya menyebabkan musim dingin vulkanik. Alhasil musim panas 1601 menjadi musim panas yang terdingin dalam 500 tahun terakhir di belahan utara.
Dilansir Eos, walau terjadi di Peru, letusan Huaynaputina justru berdampak besar di Eropa Utara dan Asia, khususnya Rusia. Kondisi dingin ekstrem akibat letusan menyebabkan kelaparan luar biasa (the great famine) di Rusia dari 1601-1603. Sekitar sepertiga populasi Rusia tewas akibatnya. Kondisi tersebut juga memperparah Time of Troubles, krisis dinasti yang berlangsung hingga 1613.
5. Gunung Toba, menciptakan genetic bottleneck

Letusan supervolcano Toba 74.000 tahun lalu adalah letusan terbesar yang tercatat dalam 28 juta tahun terakhir. Letusan Toba seratus kali lebih besar dibanding letusan Krakatau dalam hal volume material yang dikeluarkan. Volume material yang dikeluarkan mencapai 2.800 km kubik dan membentuk kaldera raksasa yang sekarang kita kenal sebagai Danau Toba.
Suhu global turun 3-5 derajat celcius, bahkan hingga 10 derajat celcius di beberapa wilayah hingga bertahun-tahun. Abu dan gas yang dihasilkan menutupi hampir seluruh dunia.
Dilansir Geographical, beberapa teori menyebutkan bahwa letusan ini menyebabkan genetic bottleneck dalam populasi manusia. Dimana letusan ini mengurangi populasi manusia menjadi 3.000-10.000 individu saja. Walau masih diperdebatkan, tapi yang pasti letusan Toba telah mengajarkan populasi manusia saat itu untuk beradaptasi terhadap kondisi ekstrem.
Letusan gunung berapi menjadi pengingat kita bahwa alam bisa mengubah peradaban manusia dengan mudah. Sedangkan manusia hanyalah bagian kecil dari alam. Maka dari itu, tak sepatutnya kita menyombongkan diri dan merusak alam.