5 Ilmuwan Kedokteran Muslim Dimasa Dinasti Abbasiyah

Berjasa lewat penemuan dan karya bukunya

Dinasti Abbasiyah merupakan masa peradaban Islam yang mengalami banyak kejayaan. Sejak didirikan oleh Abul Abbas As-Saffah pada tahun 750 M, kekhalifahan ini memiliki gerakan baru dalam bidang pendidikan.

Ilmu kedokteran merupakan salah satu ilmu pengetahuan yang memiliki banyak pengaruh pada masa itu. Dimulai dengan hadirnya gerakan penerjemahan buku-buku kedokteran berbahasa Persia, Yunani, dan India ke dalam bahasa Arab, hingga melahirkan tokoh kedokteran Islam dengan beragam karyanya yang berjasa. Berikut uraian singkat mengenai lima ilmuwan kedokteran muslim dimasa dinasti Abbasiyah.

1. Ibnu Sina

5 Ilmuwan Kedokteran Muslim Dimasa Dinasti Abbasiyahilustrasi potret Ibnu Sina (Am14688, CC BY-SA 4.0 , via Wikimedia Commons)

Ibnu Sina bernama lengkap Ali al-Husein bin Abdullah bin Hasan Ali bin Sina. Dalam dunia barat, ia lebih dikenal dengan nama Avicenna yang lahir pada tahun 980 M di daerah Afsyahna, dekat daerah Bukhara.

Ibnu Sina merupakan ilmuwan kedokteran muslim yang dijuluki oleh banyak ilmuwan sebagai bapak kedokteran modern. Terlebih buku karangannya berjudul Al Qanun fi Ath Thibb yang dijadikan buku rujukan wajib bagi para dokter dunia selama berabad-abad.

Perjalanannya sebagai tokoh kedokteran muslim sudah dimulai sejak berusia 18 tahun. Pada masa itu, ia mencoba mengobati Sultan Nuh bin Mansur yang terkena penyakit parah. Penyakit itu dinyatakan sembuh berkat pengobatannya. Padahal sebelumnya sudah menggunakan jasa dari para dokter ahli lainnya pada masa itu. 

2. Ali bin Rabban ath-Thabari

5 Ilmuwan Kedokteran Muslim Dimasa Dinasti Abbasiyahilustrasi potret Ali bin Rabban ath-Thabari (youtube.com/Kitaab Suno)

Nama lengkap dari Ali bin Rabban ath-Thabari adalah Abu al-Hasan Ali bin Sahl Rabban ath- Thabari. Ia merupakan putra dari seorang dokter dan penulis kaligrafi yang lahir pada 838 M di Kota Marv, Tabristan. Dari ayahnya, ia pertama kali mempelajari tentang ilmu kesehatan ini.

Ali bin Rabban ath-Thabari memiliki buku kesehatan berjudul Firdaus al-Hikmah. Buku ini dibagi dalam tujuh bagian, dengan pembahasan yang beragam tentang kesehatan. Dimulai dengan pembahasan ilmu kesehatan kontemporer, uraian bagian tubuh manusia serta cara penjagaannya, deskripsi tentang diet, penyakit yang sering menyerang tubuh manusia, penjelasan tentang obat-obatan dan racun, serta materi tentang astronomi dan ringkasan pengobatan ala India. Selain Firdaus al-Hikmah, ia juga memiliki buku tentang menjaga kesehatan dengan judul Hifzhu as-Shihhah yang pernah diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Jerman.

Baca Juga: 5 Ilmuwan Muslim Berpengaruh di Tanah Andalusia

3. Ar-Razi

5 Ilmuwan Kedokteran Muslim Dimasa Dinasti Abbasiyahilustrasi potret Ar-Razi (art images - manoscritti, Public domain, via Wikimedia Commons)

Ar-Razi atau yang dikenal dengan nama Rhazes di dunia barat memiliki nama lengkap yaitu Abu Bakr Muhammad bi Zakariyya ar-Razi. Ilmuwan yang lahir pada 865 M ini, juga dijuluki dengan Fakhruddin ar-Razi yang berarti 'kebanggaan agama dari Ray" yang diberikan oleh penduduk Kota Ray karena keahliannya pada berbagai disiplin ilmu. Salah satunya pada ilmu kedokteran ini.

Dalam penemuannya, Ar-Razi merupakan ilmuwan muslim pertama yang menemukan perbedaan antara penyakit cacar air dengan cacar merah. Ia juga menemukan diagnosa khas dengan pemanasan saraf untuk mengukur tekanan darah, serta memperkenalkan penggunaan bahan kimia dalam pembuatan obat-obatan.

Ar-Razi juga terkenal dengan beragam karya bukunya. Bahkan, karya-karyanya mencapai 232 buku dan kebanyakan berasal dari bidang ilmu kedokteran dan farmasi. Dalam ilmu kedokteran, ia merupakan ilmuwan pertama yang menulis buku mengenai kedokteran anak dengan diagnosis metode injuksi urethal. Selain itu ia juga menulis sembilan ensiklopedia kedokteran yang pada jilid sembilan ditulis bersama Ibnu Sina.

4. Ibnu Nafis

5 Ilmuwan Kedokteran Muslim Dimasa Dinasti Abbasiyahilustrasi potret Ibnu Nafis (youtube.com/Biografi Profil Biodata)

Ilmuwan kedokteran bernama Ibnu Nafis memiliki nama lengkap Alaudin Abu al-Ala Ali bin Abi al-Haram al-Kuraisyi ad-Dimasyqi bin Nafis. Ibnu Nafis juga dikenal di dunia barat sebagai The Second Avicenna atau Ibnu Sina kedua.

Ilmuwan yang lahir pada tahun 1213 M ini, dikenal sebagai ahli peredaran darah. Ia dengan sangat tepat bisa menggambarkan proses peredaran darah dalam tubuh manusia. Bahkan, penemuannya ini juga dipakai sebagai bahan penelitian oleh para dokter ternama dunia.

Seperti tiga ilmuwan sebelumnya, Ibnu Nafis juga memiliki karya tulis dalam bidang kedokteran, yaitu Kitab asy-Syamil fi ath-Thibb yang merupakan ensiklopedia kedokteran yang terdiri atas delapan jilid. Kitab al-Muhadzdzab fi al-Kuhl yaitu buku yang membahas hampir seluruh cabang ilmu kedokteran, Mujiz al-Qanun yang merupakan inti sari lengkap dari karya Ibnu Sina yang berjudul Al Qanun Fith Ath Thibb, serta beberapa buku komentar terhadap penemuan dan pendapat dari Hippocrates dan Hunain bin Ishaq.

5. Abi Mahasin

5 Ilmuwan Kedokteran Muslim Dimasa Dinasti Abbasiyahilustrasi potret Abi Mahasin (youtube.com/Kitaab Suno)

Abi Mahasin merupakan seorang dokter ahli mata yang lahir di Kota Aleppo. Ia memiliki nama lengkap Khalifah bin Abi al-Mahasin al-Halabi. 

Sebagai seorang dokter ahli mata, ia berhasil menemukan berbagai penyakit mata disertai dengan pengobatannya. Bahkan, ia juga mampu melakukan operasi mata yang pada masa itu sangat langka untuk dilakukan. Abi Mahasin juga memiliki karya yang terkenal mengenai ilmu kedokteran mata atau oftalmologi, yang berjudul Al-Kafi fi al-Kuhl fi ath-Thibb.

Dengan penemuannya, lima ilmuwan kedokteran muslim dimasa Dinasti Abbasiyah di atas telah memasang titik perkembangan dalam dunia ilmu kedokteran. Bahkan karyanya, juga memiliki posisi penting dan berjasa dalam dunia kedokteran. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan terkait dunia keilmuan islam, ya!

Baca Juga: 5 Tokoh Ilmuwan Muslim Masa Dinasti Abbasiyah

Maisix Dela Desmita Photo Verified Writer Maisix Dela Desmita

https://lynk.id/maisixdela

IDN Times Community adalah media yang menyediakan platform untuk menulis. Semua karya tulis yang dibuat adalah sepenuhnya tanggung jawab dari penulis.

Topik:

  • Hella Pristiwa

Berita Terkini Lainnya