Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Mengenal USS Nimitz, Kapal Induk Tenaga Nuklir Tertua Milik US Navy

kapal induk USS Nimitz
potret kapal induk USS Nimitz (CVN-68) yang sedang berlayar di lautan (commons.wikimedia.org/US Navy)
Intinya sih...
  • USS Nimitz diambil dari nama Laksamana Chester William Nimitz, tokoh AL AS era PD II yang memimpin pertempuran "Midway" dan mengubah arah pertempuran di Pasifik.
  • Kapal induk bertenaga nuklir tertua di AL AS, dibuat pada 1968, kapal pemimpin kelas Nimitz, dan memiliki 10 unit kapal dalam kelasnya.
  • USS Nimitz membawa Wing udara ke-17 dengan 9 skuadron jet tempur F/A-18 E/F Super Hornets serta gugus tempur kapal perang dalam pelayarannya.
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

USS (United States Ship) Nimitz adalah salah satu kapal induk pengangkut pesawat ikonik milik US Navy atau AL Amerika Serikat (AS) yang paling terkenal di dunia. Ia memiliki kode nomor lambung CVN-68. Kode prefiks CVN yang disandangnya memiliki arti aircraft carrier, nuclear-powered atau kapal induk pengangkut pesawat bertenaga nuklir. Kapal tersebut digerakkan oleh reaktor nuklir yang artinya mampu beroperasi selama puluhan tahun tanpa perlu mengisi bahan bakar selama jangka waktu tertentu.

USS Nimitz sering terlibat dalam konflik militer yang melibatkan militer AS dan sekutu-sekutunya. Ia disegani pihak lawan karena memiliki kekuatan fire power yang besar dengan skuadron-skuadron jet tempur yang menginduk di atas geladaknya dan juga kapal-kapal perang lainnya yang menjadi pengiringnya sebagai bagian dari carrier strike groupnya. Untuk saat ini, di dunia hanya terdapat 2 negara yang mengoperasikan kapal induk bertenaga nuklir yaitu AS dan Prancis dengan kapal induk Charles de Gaullenya, sementara negara-negara seperti Rusia dan Inggris masih menggunakan mesin konvensional untuk kapal induknya.

Ingin tahu lebih lanjut mengenai kapal induk bertenaga nuklir tertua yang masih beroperasi di AL AS ini? Simak 5 fakta menariknya berikut ini, yuk!

1. Namanya diambil dari nama tokoh AL AS di era PD II

potret Laksmana Chester W. Nimitz (1885-1966), panglima tertinggi armada AL AS di era Perang Dunia II (commons.wikimedia.org/US Navy)
potret Laksmana Chester W. Nimitz (1885-1966), panglima tertinggi armada AL AS di era Perang Dunia II (commons.wikimedia.org/US Navy)

Menurut laman Army Recognition, nama USS Nimitz diambil dari nama seorang tokoh terkenal AL AS dari era Perang Dunia (PD) II. Ialah Admiral in fleet atau Laksamana Chester William Nimitz, seorang panglima tertinggi armada AL AS di Pasifik di era PD II. Ketika Perang Pasifik mencapai kulminasinya, Laksamana Chester W. Nimitz memimpin sekitar 2 juta pria dan wanita di AL AS, 5.000 kapal perang dan sekitar 20.000 pesawat.

Karakter Laksamana Chester W. Nimitz digambarkan secara apik dalam film layar lebar berjudul "Midway" karya sutradara Roland Emmerich yang dirilis di tahun 2019 silam. Laksamana Chester W. Nimitz mengambil keputusan brilian yang menentukan keunggulan armada AL AS atas kekuatan AL Kekaisaran Jepang ketika ia memimpin pertempuran armada AS melawan armada Jepang di Pasifik dalam sebuah pertempuran bersejarah yang dikenal dengan nama pertempuran "Midway". Dengan kemenangannya dalam pertempuran tersebut ia mengubah arah pertempuran di Pasifik menjadi menguntungkan militer AS.

2. Kapal induk bertenaga nuklir tertua di AL AS

potret USS Nimitz saat berlayar di Laut Merah pada tahun 2013 silam (commons.wikimedia.org/Derek A. Harkins)
potret USS Nimitz saat berlayar di Laut Merah pada tahun 2013 silam (commons.wikimedia.org/Derek A. Harkins)

USS Nimitz adalah kapal induk bertenaga nuklir tertua yang masih beroperasi di AL AS. Menurut laman US Carriers, kapal induk tersebut dibuat pada tahun 1968, diluncurkan pada tahun 1972 dan resmi memasuki dinas operasional di AL AS pada tahun 1975. Selain sebagai kapal induk tertua di AL AS, USS Nimitz adalah kapal pemimpin di kelasnya, yaitu Nimitz class atau kelas Nimitz. Dilansir laman Military, kelas Nimitz adalah kelas kapal induk di AL AS yang terdiri atas 10 unit kapal induk dengan ukuran dan bobot yang hampir serupa.

USS Nimitz adalah kapal induk pertama yang beroperasi di kelasnya, 9 kapal induk lainnya dalam kelas ini mulai memasuki dinas operasional antara tahun 1977 hingga tahun 2009 dengan USS  George H.W. Bush (CVN-77) sebagai kapal ke-10 atau kapal terakhir di kelasnya. Saat ini AL AS memiliki 2 kelas kapal induk yang beroperasi yaitu: kelas Nimitz dan kelas kapal induk terbaru dan terbesar di dunia: kelas Gerald R. Ford dengan USS Gerald R. Ford (CVN-78) sebagai kapal pemimpin di kelasnya.

3. Memiliki kekuatan tempur udara yang besar

Sebagai kapal induk, USS Nimitz membawa sejumlah jet-jet tempur dan pesawat-pesawat pendukung operasi lainnya. Menurut laman America’s Navy, USS Nimitz membawa Wing udara ke-17 (Carrier Air Wing Seventeen /CVW-17) yang terdiri atas 9 skuadron dengan 4 skuadron diantaranya adalah skuadron tempur atau serang yang dikenal dengan nama: Skuadron Tempur 22 (VFA-22) “Fighting Redcocks", Skuadron Tempur 94 (VFA-94) "Mighty Shrikes", Skuadron Tempur 137 (VFA-137)“Kestrels” dan Skuadron Tempur 146 (VFA-146) “Blue Diamonds".

Jet tempur yang menjadi "kuda beban" skuadron tempur tersebut adalah F/A-18 E/F Super Hornets yang merupakan jet tempur supersonik andalan AL AS buatan pabrikan Boeing yang memiliki kemampuan multi misi untuk pertarungan udara (fighter) dan serang darat (attack). Jet tempur tersebut dapat diluncurkan dari kapal induk di segala kondisi cuaca untuk menjangkau dan menghancurkan kekuatan musuh. Diluar skuadron tempur tersebut terdapat skuadron lain yang bertanggung jawab terhadap peperangan elektronik, pengintaian, angkut logistik dan misi-misi khusus yang melibatkan sejumlah helikopter ikonik Seahawk.

4. Membawa gugus tempur kapal perang dalam pelayarannya

potret kapal karet yang sedang mendekati USS Nimitz dalam sebuah latihan SAR (commons.wikimedia.org/Raul Moreno Jr)
potret kapal karet yang sedang mendekati USS Nimitz dalam sebuah latihan SAR (commons.wikimedia.org/Raul Moreno Jr)

Sejatinya kapal induk USS Nimitz ini tidaklah berlayar sendirian, selain membawa skuadron-skuadron tempur udara dan skuadron misi khusus di atas geladaknya, USS Nimitz juga membawa gugus tempur kapal-kapal perang AL AS lainnya. Bersama dengan skuadron tempur udaranya, gugus tempur kapal perang tersebut membentuk apa yang dinamakan dengan Carrier Strike Group. Menurut laman U.S. Indo-Pacific Command, kapal-kapal perang AL AS yang menyertainya adalah sejumlah kapal-kapal perusak (destroyer) milik AL AS dari kelas Arleigh Burke dan kapal-kapal penjelajah (cruiser) dari kelas Ticonderoga.

Kapal-kapal perusak dan penjelajah tersebut dilengkapi dengan berbagai macam peluru kendali di sistem peluncural rudal vertikal mereka. Sistem persenjataan terpadu mereka juga dapat menjadikan kapal-kapal perusak tersebut sebagai platform anti rudal balistik musuh. Kapal selam serang AL AS yang terkenal sulit dideteksi pun bisa mengawal USS Nimitz dari kedalaman Samudra.

5. Combat proven

potret perbandingan besarnya ukuran USS Nimitz (kanan) dan kapal induk milik AL Inggris, HMS Ark Royal (kiri) yang telah dipensiun (commons.wikimedia.org/US Navy)
potret perbandingan besarnya ukuran USS Nimitz (kanan) dan kapal induk milik AL Inggris, HMS Ark Royal (kiri) yang telah dipensiun (commons.wikimedia.org/US Navy)

USS Nimitz adalah kapal induk combat proven atau sudah teruji dalam pertempuran yang sesungguhnya. Menurut laman Simple Flying, USS Nimitz telah terlibat dalam sejumlah konflik militer terkenal seperti: insiden Teluk Sidra tanggal 19 Agustus 1981, ketika 2 jet tempur F-14 Tomcat dari Skuadron tempur VF-41 yang menginduk di USS Nimitz menembak jatuh 2 jet tempur Sukhoi Su-22 Fitters milik AU Libya di atas Teluk Sidra karena klaim wilayah oleh Libya yang tidak sesuai dengan hukum internasional.

Pada bulan April hingga November 2003, USS Nimitz meluncurkan jet-jet tempurnya untuk mendukung operasi bertajuk “Operation Iraqi Freedom” di Irak dan “Operation Enduring Freedom” di Afghanistan. Di bulan Juni 2017, USS Nimitz terlibat dalam operasi bertajuk “Operation Inherent Resolve”melawan kelompok ISIS di Irak dan Suriah. Jet tempur F/A-18 Super Hornetnya memainkan peranan penting dalam menyediakan dukungan udara presisi untuk tentara Irak dalam melawan kelompok ISIS.

Kapal induk bertenaga nuklir merupakan salah satu teknologi canggih saat ini yang masih terus dikembangkan. Semoga informasi ini bisa menambah wawasan kamu mengenai salah satu kapal induk ikonik milik militer AS, ya!

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ane Hukrisna
EditorAne Hukrisna
Follow Us