Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimer

'Ayah' bom atom yang tidak mencintai 'anak'-nya

Sutradara kenamaan Hollywood, Christopher Nolan baru saja merilis sebuah film biopik tentang sosok penemu bom atom. Film berjudul Oppenheimer tersebut ramai dibicarakan penggemar film lantaran disebut tak menggunakan efek CGI, bahkan untuk efek ledakan nuklirnya.

Film Oppenheimer sendiri menceritakan tentang kisah J. Robert Oppenheimer, seorang penemu bom atom yang menyesali temuan yang dibuatnya sampai akhir hayat. Nah biar lebih mengenal sosok J. Robert Oppenheimer, yuk kita simak artikel di bawah!

1. Keluarga dan edukasi

Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimerilustrasi J. Robert Oppenheimer (famousinventors.org)

Julius Robert Oppenheimer lahir di New York City pada 22 April 1904. Melansir Institute for Advanced Study, ayahnya yang juga bernama Julius Oppenheimer adalah imigran Jerman yang bekerja di bisnis impor tekstil keluarganya. Ibunya, Ella Friedman, adalah pelukis yang keluarganya sudah menetap di New York selama beberapa generasi. Oppenheimer juga punya adik laki-laki yang nantinya menjadi fisikawan, Frank.

Tahun 1921, Oppenheimer lulus dari Ethical Culture School of New York dengan nilai tertinggi di kelasnya. Ia melanjutkan pendidikannya di Harvard University dan lulus dengan gelar summa cum laude. Selanjutnya, Oppenheimer berlayar ke Inggris dan mendaftarkan diri di Cambridge University, di mana ia memulai penelitian atomnya di Cavendish Laboratory pada tahun 1925.

Namun, rutinitas di laboratorium yang membosankan mendorongnya untuk pergi ke Göttingen University, Jerman, dengan tujuan mempelajari fisika kuantum. Ia menerima gelar doktornya di Göttingen. Di saat yang bersamaan, Oppenheimer mengembangkan apa yang kemudian dikenal sebagai 'Pendekatan Born-Oppenheimer' yang menjadi kontribusi penting bagi teori molekuler kuantum.

2. Pernah menyumbang tiga persen penghasilannya untuk fisikawan Jerman

Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimerilustrasi J. Robert Oppenheimer (imagejournal.org)

Dulunya, Oppenheimer tidak terlalu mengikuti perkembangan politik dan masalah duniawi lainnya. Bahkan, ia tidak pernah menggunakan hak pilihnya dalam pemilu sebelum tahun 1936.

Sejak tahun 1934, ia menjadi semakin peduli tentang politik dan masalah internasional. Pada tahun yang sama, ia menyisihkan tiga persen dari gajinya selama dua tahun untuk membantu fisikawan Jerman yang melarikan diri dari Jerman Nazi.

3. Menjadi pemimpin Manhattan Project

Sekitar tahun 1930-an, Oppenheimer semakin aktif dalam politik dan menunjukkan persetujuannya dengan Albert Einstein dan Leo Szilard bahwa Nazi dapat mengembangkan senjata nuklir. Saat Jerman Nazi menginvasi Polandia tahun 1939, Oppenheimer ditunjuk untuk mengelola laboratorium untuk melaksanakan Manhattan Project, yakni eksperimen Angkatan Darat Amerika Serikat yang bertujuan memanfaatkan energi atom untuk keperluan militer.

Ia memimpin sisi sains dari proyek ini pada tahun 1942. Menurut Live Science, misi utama Manhattan Project adalah membuat bom sebelum Jerman Nazi menciptakan hal yang sama.

Ternyata, Jerman saja tidak tahu bahwa Amerika Serikat berlomba-lomba dengan negara itu dalam pembuatan bom. Pandangan pemerintah Amerika Serikat pun beralih ke Jepang. Pada 6 Agustus 1945, bom dijatuhkan di Hiroshima. Tiga hari kemudian, bom dijatuhkan di Nagasaki. Pengeboman ini mengakhiri Perang Dunia II.

4. Bukan sosok yang setia pada pasangan

Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimerilustrasi J. Robert Oppenheimer (discover.lanl.gov)

Kehidupan pernikahan Oppenheimer dapat dikatakan berantakan. Ia menikah dengan Kitty Harrison, ahli botani pada tahun 1940. Sebelumnya suami Kitty adalah dokter Richard Harrison. Oppenheimer dan Kitty melakukan hubungan seksual dan akibatnya, Kitty hamil. Kitty pun meminta Harrison untuk bercerai. Oppenheimer menjadi suami Kitty yang keempat.

Pada tahun 1943, Oppenheimer melakukan perjalanan ke San Fransisco untuk mengunjungi kekasih lamanya, Jean Tatlock, seorang psikiater sekaligus komunis. Beberapa sejarawan percaya bahwa Oppenheimer berselingkuh dengan Jean Tatlock saat ia sedang sibuk dengan Manhattan Project. Beberapa sejarawan lainnya berpendapat bahwa keduanya bertemu sekali saja, tepatnya pada pertengahan Juni 1943.

Berdasarkan informasi The Atlantic, Oppenheimer juga dipercaya punya keterikatan romantis dengan Ruth Sherman Tolman, psikolog yang merupakan istri dari ilmuwan Manhattan Project lainnya, Richard Tolman.

Baca Juga: Bukannya Bangga, 5 Penemu Ini Justru Menyesali Penemuannya Sendiri

5. Penyesalan Oppenheimer

https://www.youtube.com/embed/pqZqfTOxFhY

"Kami tahu bahwa dunia tidak lagi sama. 

Beberapa orang tertawa, beberapa orang menangis, kebanyakan orang diam.

Saya ingat kalimat dari kitab suci Hindu, Bhagavad Gita. Wisnu sedang mencoba untuk meyakinkan pangeran bahwa dia harus melakukan tugasnya, dan untuk membuatnya terkesan, ia mengambil bentuk yang punya beberapa tangan dan berkata,

'Sekarang saya menjadi kematian, perusak dunia.'

Saya rasa kami semua berpikir seperti itu, bagaimanapun caranya," tutur Oppenheimer.

Pesan ini disampaikan oleh Oppenheimer setelah uji coba bom pertama yang berhasil. Melihat raut wajahnya yang tampaknya tidak memiliki ekspresi, kita pun bertanya-tanya. Apakah ia menyesali penemuannya? Mengutip KidsOppenheimer dan rekannya sangat kecewa dengan pengeboman Nagasaki karena mereka merasa bom kedua tidak diperlukan dilihat dari sudut pandang militer.

Tanggal 17 Agustus, Oppenheimer melakukan perjalanan ke Washington untuk menyerahkan surat kepada Menteri Perang Henry L. Stimson. Surat ini mengekspresikan rasa kejijikan Oppenheimer dan keinginannya agar senjata nuklir dilarang.

Saat wawancara dengan Presiden Harry S. Truman pada Oktober 1945, Oppenheimer mengatakan bahwa dia merasa memiliki 'darah di tangannya'. Tentunya, hal ini merujuk pada masyarakat tak bersalah yang nyawanya direnggut bom atom. Mendengar hal ini, Presiden Truman marah dan langsung mengakhiri pertemuan.

6. Gara-gara menentang penggunaan bom, ia dipermalukan

Dalam video yang membahas kisah Oppenheimer, Robert J. Lifton selaku psikiater Harvard University mengatakan bahwa Oppenheimer mulai aktif berbicara tentang bahaya penggunaan Superbomb. Namun, sikap menentang ini dijawab dengan pencabutan security clearance milik Oppenheimer. Ia dipermalukan. 

Menurut situs U.S Department of Statesecurity clearance memungkinkan individu untuk mengakses informasi keamanan nasional yang bersifat rahasia. Tanpa adanya security clearance, Oppenheimer tidak lagi memiliki pengaruh politik secara langsung.

Selain karena sikap menentang ini, tuduhan bahwa Oppenheimer tidak setia pada negara juga menjadi penyebab. Aktivitas Oppenheimer berikutnya adalah mengajar di kampus, menulis, dan bekerja di bidang fisika. 

7. Kematian disebabkan kanker tenggorokan

Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimerilustrasi J. Robert Oppenheimer (nickle.ucalgary.ca)

Oppenheimer adalah perokok berat. Akibatnya, ia mengidap kanker tenggorokan pada 1965. 

Setelah operasi tanpa akhir yang jelas, ia menjalani pengobatan radiasi dan kemoterapi tahun 1966. Ia mengalami koma pada 15 Februari 1967 dan meninggal di rumahnya di Princeton, New Jersey, pada 18 Februari. Ia berusia 62 tahun.

8. Penghargaan dan pencapaian

Sesali Penemuan Bom Atom, 8 Fakta J. Robert Oppenheimerilustrasi J. Robert Oppenheimer (atomicheritage.org)

Sepanjang hidupnya, Oppenheimer mendapatkan tiga nominasi untuk Penghargaan Nobel di bidang fisika, yakni pada tahun 1945, 1951, dan 1967. Namun, ia tidak pernah menang.

Tahun 1963, Presiden Amerika Serikat Lyndon B. Johnson memberikan Penghargaan Enrico Fermi atas prestasi Oppenheimer di bidang fisika.

Prestasi Oppenheimer dalam fisika meliputi pendekatan Born-Oppenheimer, kontribusinya untuk teori elektron dan positron, proses Oppenheimer-Phillips, serta prediksi pertama terowongan kuantum. Dengan murid-muridnya ia juga memberikan kontribusi penting untuk teori modern dari bintang neutron, lubang hitam, mekanika kuantum, teori medan kuantum, dan interaksi sinar kosmik. Banyak sekali, ya.

Seperti itulah delapan fakta mengenai sosok yang dijuluki 'ayah' bom atom. Setelah mempelajari kisah Oppenheimer lebih dalam, apa pendapatmu tentang tokoh ternama ini? 

Baca Juga: Nagasaki Peringati 76 Tahun Tragedi Serangan Bom Atom

Topik:

  • Bayu D. Wicaksono
  • Fatkhur Rozi

Berita Terkini Lainnya