Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Monyet di Bali Tahu Barang Mahal, Jaga Barang Pribadimu

ilustrasi monyet (pixabay.com/hunt-er)
ilustrasi monyet (pixabay.com/hunt-er)

Bali memang jadi salah satu spot liburan favorit sebagian orang. Saat tengah menikmati liburan di Bali, Pura Uluwatu jadi salah satu tujuan menarik bagi sebagian orang. Namun kadang ada kejadian unik yang menimpa wisatawan. Monyet-monyet penghuni wilayah sana kerap menyasar barang-barang milik wisatawan.

Saat sedang menikmati matahari terbenam di Pura Uluwatu bersamaan dengan angin laut yang menerpa wajah dengan syahdu, tiba-tiba dalam sekejap seekor monyet datang. Ia mencuri kacamata mahalmu, lalu duduk tak jauh sambil menatapmu seolah menunggu reaksimu. Di tempat ini, negosiasi antar spesies menjadi kenyataan. Dan para monyet tahu betul siapa yang memegang barang mahal.

Fenomena ini bukan sekadar kelucuan khas destinasi wisata, tapi refleksi mengejutkan tentang kecerdasan adaptif hewan. Dalam laporan yang ditulis Hannah Miao untuk The Wall Street Journal, para ilmuwan menemukan bahwa monyet ekor panjang di Uluwatu memiliki strategi sosial yang rumit dan kemampuan kognitif untuk mengenali nilai sebuah objek. Mereka tidak asal ambil, tapi benar-benar memilih targetnya. Mulai dari ponsel, dompet, hingga jam tangan. Semakin mahal barangmu, semakin besar kemungkinan kamu harus bayar 'tebusan' lebih jika ingin barangmu kembali.

Ekonomi barter ala monyet

ilustrasi monyet (unsplash.com/Anders J)
ilustrasi monyet (unsplash.com/Anders J)

Para peneliti dari University of Lethbridge telah mempelajari perilaku unik ini secara mendalam. Mereka menyimpulkan bahwa para monyet di Uluwatu telah membentuk sistem ekonomi barter yang luar biasa. Sistem ini berakar pada pencurian dan negosiasi.

Monyet-monyet ini bukan hanya pencuri biasa, mereka ahli dalam menyandera barang berharga. Mereka tidak asal comot barang, melainkan memilih berdasarkan nilai jual di “pasar” mereka sendiri. Kacamata hitam desainer, ponsel, dan perhiasan hanya akan dikembalikan setelah ada tebusan berupa camilan favorit, seperti Oreo, yang biasa disediakan oleh pemandu wisata.

Seperti yang dicatat oleh Hannah Miao, seorang turis bernama Jonathan Hammé menjadi korban salah satu "transaksi" ini. Saat tengah mengagumi lautan, seekor monyet tiba-tiba melompat ke punggungnya dan mencuri kacamata hitamnya.

Seorang pemandu langsung maju dan menegosiasikan pengembalian barang dengan beberapa biskuit Oreo. Kacamata itu akhirnya dikembalikan, meskipun dalam kondisi agak bengkok.

Sudah terjadi sejak lama

Menurut Ketut Ariana, seorang pawang yang diwawancarai oleh Miao, aksi pencurian oleh monyet-monyet Uluwatu ini bukanlah fenomena baru. Jauh sebelum era turis dan kamera digital, para primata ini sudah menargetkan perhiasan upacara milik umat yang datang beribadah.

Kini, target mereka telah berevolusi, yaitu ponsel pintar. Dan dalam sehari, mereka bisa mencuri hingga 10 unit. Untuk menebusnya, para pawang kerap harus menukar dengan makanan bernilai tinggi, seperti telur mentah, manggis, atau rambutan.

Semakin tinggi nilai barang, semakin lihai pula taktik yang digunakan. Jika ingin nilai tukar yang lebih menguntungkan, monyet bisa memanjat lebih tinggi atau sengaja menunda pengembalian untuk menaikkan tekanan psikologis.

Beberapa bahkan mencuri bukan karena lapar, tapi murni untuk hiburan. Manajemen pura sudah mencoba berbagai metode, termasuk jadwal makan teratur, variasi menu, hingga pelarangan memberi makan secara total. Namun, sindikat yang dilakukan monyet ini tetap bertahan.

Para peneliti dari University of Lethbridge mengakui bahwa monyet-monyet ini menunjukkan "proses pengambilan keputusan ekonomi yang belum pernah tercatat sebelumnya." Pencurian kemungkinan besar tidak akan pernah berhenti. Jadi, jika kamu berencana mengunjungi Pura Uluwatu, bawalah Oreo sebagai mata uang lokal.

Referensi

"The Criminal Enterprise Run by Monkeys". Diakses pada Agustus 2025. The Wall Street Journal.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us