Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

5 Negara Bekas Jajahan Inggris, Pengaruhnya Terasa Hingga Kini

ilustrasi laki-laki membawa bendera Ghana (pexels.com/Asiama Junior)
ilustrasi laki-laki membawa bendera Ghana (pexels.com/Asiama Junior)
Intinya sih...
  • Inggris menjajah Amerika Serikat selama kurang lebih 160 tahun, dengan koloni-koloni yang awalnya berkembang ekonomi namun kemudian mendeklarasikan kemerdekaan.
  • Inggris menduduki Australia dari tahun 1788 hingga 1901, fokus utama pada pertanian dan ekstraksi sumber daya serta menimbulkan konflik dengan penduduk pribumi.
  • Inggris juga menduduki Ghana, India, dan Hong Kong dengan berbagai tantangan dan akhirnya meninggalkan negara-negara tersebut setelah masa penjajahan yang berdampak hingga saat ini.

Sebagai kekaisaran terbesar yang pernah ada di dunia, Inggris meninggalkan jejak yang signifikan di banyak negara di seluruh dunia. Selama berabad-abad, Kerajaan Inggris berhasil menguasai berbagai wilayah di semua benua. Bahkan, Inggris menjadi negara yang paling banyak menjajah negara lain.

Pada puncak kejayaannya, Inggris menguasai 24 persen daratan di seluruh Bumi atau sekitar 56 negara modern. Banyak dari negara-negara ini pada akhirnya berhasil meraih kemerdekaan, tetapi pengaruh Inggris tetap terasa dalam berbagai aspek, seperti sistem pemerintahan, hukum, bahasa, hingga budaya. Di sini, kita akan membahas segelintir negara yang pernah menjadi bekas jajahan Inggris dan bagaimana pengalaman kolonial tersebut membentuk identitas nasional mereka hingga saat ini.

1. Amerika Serikat

ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/David Dibert)
ilustrasi bendera Amerika Serikat (pexels.com/David Dibert)

Inggris pertama kali menginjak daratan Amerika pada akhir abad ke-16, dengan pemukiman permanen pertama didirikan di wilayah yang kini dikenal sebagai Jamestown, Virginia. Inggris mendirikan 13 koloni di sepanjang pantai Atlantik, termasuk Massachusetts, Virginia, dan Georgia. Koloni-koloni ini didirikan karena berbagai alasan, seperti ekonomi, agama, hingga sarana untuk memperluas pengaruh Inggris terhadap kekuatan saingan seperti Spanyol dan Prancis.

Mulanya, koloni buatan Inggris ini mengalami perkembangan signifikan secara ekonomi melalui pertanian dan perdagangan. Akan tetapi, pada pertengahan abad ke-18, ketegangan meningkat karena masalah-masalah seperti perpajakan dan undang-undang yang membatasi. Masalah ini menyebabkan koloni-koloni yang telah dibentuk oleh Inggris mendeklarasikan kemerdekaan dan membentuk Amerika Serikat. Secara keseluruhan, Inggris menjajah Amerika Serikat selama kurang lebih 160 tahun.

2. Australia

ilustrasi Australia (unsplash.com/Caleb Russell)
ilustrasi Australia (unsplash.com/Caleb Russell)

Inggris menduduki Australia sejak tahun 1788 hingga 1901 dan membentuk beberapa koloni. Koloni pertama didirikan sebagai tempat penampungan para penjahat untuk tinggal dan bekerja. Kala itu, Inggris memiliki tujuan untuk mengurangi kepadatan di penjara dengan mengirim para narapidana ke Australia. Selama beberapa tahun pertama, Inggris membangun pemukiman di sekitar wilayah Sydney.

Pada awal pendudukan, fokus utama Inggris adalah pertanian dan ekstraksi sumber daya, yang menyebabkan konflik atas tanah dan sumber daya dengan masyarakat Aborigin. Pada pertengahan abad ke-19, penemuan emas memacu migrasi lebih lanjut dan perluasan ekonomi, tetapi juga meningkatkan ketegangan dengan penduduk pribumi. Pada tahun 1901, koloni-koloni tersebut bergabung bersama untuk membentuk federasi Australia. Meskipun Inggris sudah lama meninggalkan Australia, tetapi warisan kolonialisme Inggris yang mencakup aspek sosial, budaya, dan ekonomi terus membentuk Australia hingga saat ini.

3. Ghana

ilustrasi laki-laki membawa bendera Ghana (pexels.com/Asiama Junior)
ilustrasi laki-laki membawa bendera Ghana (pexels.com/Asiama Junior)

Pada akhir abad ke 19, Inggis menginjakkan kaki di wilayah Gold Coast, yang kini dikenal sebagai Ghana. Kala itu, Gold Coast merupakan tambang sumber daya alam yang berharga seperti emas, karet, dan garam yang jumlahnya melimpah. Pendudukan Inggris di wilayah tersebut sangat tidak mudah karena Inggris menghadapi perlawanan dari suku-suku dan kerajaan-kerajaan lokal.

Misalnya, Kerajaan Ashanti melawan Inggris dari tahun 1822 hingga mereka akhirnya dikalahkan pada tahun 1900. Meskipun Inggris secara resmi mengendalikan koloni tersebut, masih ada beberapa contoh pemberontakan dan pemberontakan yang sporadis. Selama menduduki Gold Coast, Inggris mendirikan puluhan sekolah di daerah tersebut yang kemudian dimanfaatkan oleh penduduk setempat. Beberapa masyarakat Gold Coast yang lebih kaya bahkan mendapatkan pendidikan formal di Inggris. Uniknya, mereka yang bersekolah di Inggrislah yang kemudian menjadi pionir dalam merebut kemerdekaan Gold Coast. Inggris secara resmi meninggalkan Gold Coast pada Maret 1957 dan negara ini segera memproklamasikan kemerdekan dan berdiri sebagai Republik Ghana.

4. India

ilustrasi India (pexels.com/Sudipta Mondal)
ilustrasi India (pexels.com/Sudipta Mondal)

Pada tahun 1600, Ratu Elizabeth I membentuk East India Company, sebuah perusahaan perdagangan swasta yang kuat. Perusahaan ini dimulai oleh para pedagang yang ingin berdagang di Asia untuk mendapatkan rempah-rempah, kapas, dan pewarna nila, lalu menjualnya di Inggris untuk mendapatkan keuntungan.

Awalnya, mereka berlayar ke Hindia Timur, yang sekarang menjadi Indonesia dan Filipina modern, dan mencoba bersaing dengan pedagang Belanda, Prancis, dan Portugis yang sudah ada di sana. Inggris gagal bersaing dan segera mengalihkan perhatian mereka ke India selatan. Pada tahun 1639, perwakilan Inggris perusahaan membeli tanah di India selatan. East India Company selanjutnya membangun Benteng St George di tanah ini, yang sejak saat itu menjadi bagian dari kota Chennai, yang kini dihuni oleh lebih dari 11 juta orang.

Sejak tahun 1757, Inggris meningkatkan kendalinya atas India melalui East India Company. Sejak tahun 1858 dan seterusnya, pemerintah Inggris secara langsung memerintah India, dan dikenal sebagai British Raj. Sejak itu, banyak orang India hidup dalam kemiskinan ekstrem dan kelaparan. Inggris secara resmi meninggalkan India pada tanggal 15 Agustus 1947, menandai berakhirnya hampir 200 tahun pemerintahan mereka.

5. Hong Kong

Hong Kong (pixabay.com/Andrzej)
Hong Kong (pixabay.com/Andrzej)

Inggris mulai menduduki Hong Kong pada 1841, saat Perang Candu Pertama. Perang ini terjadi antara Inggris dan Tiongkok setelah Tiongkok melarang Inggris menjual opium pada masyarakat Tiongkok. Perang Candu Pertama berakhir pada tahun 1842 dengan ditandatanganinya Perjanjian Nanking, isi dari perjanjian ini adalah menyerahkan Hong Kong kepada Inggris, yang menjadikannya koloni pada 1843. Selama beberapa dekade, Inggris memperluas kendali ke Kowloon dan Wilayah Baru. 

Di bawah kekuasaan Inggris, Hong Kong berkembang menjadi pusat perdagangan dan keuangan. Hong Kong yang dulunya hanyalah pulau kecil, kini segera berkembang menjadi salah satu tempat terkaya di Bumi. Kolonialisme Inggris berakhir pada 1 Juli 1997, ketika kedaulatan diserahkan ke Tiongkok dalam kerangka "satu negara, dua sistem". Perginya Inggris dari tanah Hong Kong juga menjadi akhir dari kekuasaan Inggris di dunia. Namun, pasca-kemerdekaan, Hong Kong terus tumbuh dan berkembang.

Sebenarnya, masih ada puluhan negara bekas jajahan Inggris yang lain, seperti Singapura, Kanada, Afrika Selatan, dan masih banyak lagi. Hanya saja, negara-negara yang telah dijelaskan ini mengalami periode penjajahan paling lama dan mengalami dampak yang signifikan, bahkan hingga saat ini.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Ernia Karina
EditorErnia Karina
Follow Us