4 Negara Jajahan Inggris di Asia Tenggara, Ada Indonesia?

Inggris mungkin bukan negara pertama yang melakukan penjelajahan. Meski demikian, negara monarki diketahui memiliki wilayah jajahan terbanyak hingga saat ini. Tak tanggung-tanggung, kekaisaran Inggris terbentang hingga 80 persen daratan di dunia.
Negara jajahan Inggris di Asia Tenggara pun terhitung banyak. Ada empat negara yang tercatat pernah berada di bawah kepemimpinan Inggris. Apakah Indonesia termasuk?
Negara jajahan Inggris di Asia Tenggara
Langkah Inggris membangun kekuasaan di luar wilayahnya dimulai pada abad ke-16. Ekspansi ini didorong oleh ambisi komersial dan persaingan dengan negara maju lainnya.
Inggris mendominasi wilayah Asia Tenggara sekitar 1786 yang bermula dari Penang hingga akusisi Malaka. Nah, berikut beberapa negara di Asia Tenggara yang pernah dijajah Inggris.
1. Indonesia (1811—1816)

Terkenal dijajah Belanda, sejatinya Indonesia juga pernah berada di bawah kekuasaan Inggris. Meski demikian, periodenya terhitung singkat karena hanya 5 tahun, tepatnya sejak 1811—1816. Pada 1811, Jawa jatuh ke tangan Inggris oleh Baron Minto, Gubernur Jenderal Inggris untuk India. Setelah itu, Thomas Stamford Raffles dipilih untuk mewakili Inggris di kawasan Indonesia.
Walaupun masa pendudukannya singkat, Sir Raffles membawa banyak kebijakan bagi wilayah jajahannya. Kebijakan tersebut meliputi sentralisasi administratif, mengelompokkan kabupaten di Jawa menjadi 16 karesidenan, sistem sewa tanah, hingga menghapus kerja rodi dan perbudakan.
2. Myanmar (1824—1948)
Dibanding Indonesia, Inggris lebih lama menjajah Myanmar.Pendudukan Inggris berlangsung setelah Perang Burma Pertama antara Kekaisaran Burma dan East India Company yang mencaplok Arakan, Assam, Manipur, dan Tenasserim, serta beberapa wilayah perbatasan yang disengketakan.
Namun, keseluruhan kawasan Burma jatuh ke tangan Inggris setelah Perang Inggris-Burma ketiga pada 1885. Inggris kemudian menjadikan Myanmar utara sebagai bagian provinsi India dan menghilangkan monarki. Setelah pergolakan, Inggris memisahkan Burma dari India pada 1937 dan baru merdeka pada Januari 1948.
3. Malaysia (1786—1957)

Negara tetangga Indonesia, Malaysia, tak luput sebagai wilayah yang pernah berada di bawah kekuasaan Inggris. Inggris memiliki koloni pertama di Semenanjung Malaya, Malaysia, pada 1786. Meski demikian, Inggris baru resmi menguasai Malaysia setelah Traktat London yang membagi Malaysia untuk Inggris dan Indonesia untuk Belanda.
Meski mengalami kemajuan administrasi dan ekonomi, pendudukan Inggris di Malaysia menimbulkan gejolak pasca Perang Dunia II. Gerakan nasionalisme terus meningkat dan menghasilkan Federasi Malaya yang menyatukan wilayah, tetapi tetap berada di bawah Inggris. Pada 1957, Federasi Malaya memperoleh kemerdekaan dari pendudukan Inggris.
4. Brunei Darussalam (1888—1984)
Mulai abad ke-14 sampai ke-16, Brunei Darussalam merupakan pusat kesultanan yang membentang dari Sabah sampai Filipina bagian bawah. Akan tetapi, kekuatannya mulai terkikis kolonial Eropa. Pada 1847, sultan menandatangani perjanjian dengan Inggris Raya dan resmi menjadi protektorat Inggris pada 1888.
Berbeda dengan negara jajahan lain yang diperintah secara penuh, sultan tetap memimpin pemerintahan. Meski demikian, terdapat seorang residen Inggris yang ditunjuk sebagai wakil pemerintah Inggris untuk memberi nasihat kepada sultan terkait tata negara. Pada Januari 1984, Brunei Darussalam mendapat kemerdekaan penuh.
Melihat jumlah negara jajahan Inggris di Asia Tenggara dan bagian dunia lain, tak bisa dimungkiri bahwa pada masanya Inggris memang luar biasa. Pengaruhnya pun cukup dirasakan setelah negara-negara di atas merdeka.
Referensi:
"History of Indonesia". Britannica. Diakses Januari 2025.
"The French and the British in Java, 1806–15". Britannica. Diakses Januari 2025.
"History of Myanmar". Britannica. Diakses Januari 2025.
"The Impact of British Rule-History of Malaysia". Britannica. Diakses Januari 2025.
"Summary Of Malaysia’s History". MyGovernment. Diakses Januari 2025.
"Brunei History". UN. Diakses Januari 2025.
"First Burma War". National Army Museum. Diakses Januari 2025.