6 Spesies Ular Picung Asli Indonesia, Patut Diwaspadai Karena Berbisa!

- Ular picung tersebar di Indonesia dari Sumatra hingga Sulawesi
- Ada 6 spesies ular picung di Indonesia, beberapa beracun dan berbahaya
- Spesies ular picung memiliki keunikan warna, racun di leher, dan habitat yang berbeda-beda
Ular picung adalah sebutan bagi ular-ular yang berasal dari genus Rhabdophis, genus ini sendiri tersebar luas di Benua Asia, salah satunya di Indonesia. Di Indonesia sendiri ada enam spesies ular picung yang menghuni berbagai daerah mulai Pulau Sumatra, Jawa, Bali, Kalimantan, hingga Sulawesi. Mereka juga punya berbagai keunikan, ada yang warnanya merah, ada yang bisa mengembangkan leher, ada yang punya leher berwarna biru, bahkan ada punya racun di leher.
Ular ini sebenarnya juga punya ukurann yang tak terlalu besar dan termasuk ular yang tidak agresif sehingga orang-orang cenderung meremehkan mereka. Namun jangan salah karena beberapa spesies ular picung merupakan ular berbisa tinggi dan berbahaya, lho. Ular picung juga tidak seterkenal ular kobra atau ular sanca, hal ini membuat banyak orang tak mengenal eksistensi dari ular ini. Karenanya untuk mengenal enam spesies ular picung yang ada di Indonesia kamu harus menyimak artikel ini dengan seksama!
1. Ular picung

Rhabdophis subminiatus atau ular picung jadi salah satu spesies yang paling terkenal, hal ini karena ia punya penyebaran yang luas dan warna yang mencolok. Tak cuma itu, ular picung juga punya satu hal yang tidak dimiliki spesies lain, yaitu ia memiliki racun yang disimpan di kantung nuchal, jelas artikel di jurnal BioOne. Racun tersebut berada di bawah kulit bagian leher dan ia dapatkan dari kodok beracun yang jadi makanan utamanya. Karena keunikannya tersebut ular picung jadi mempunyai dua zat berbahaya di tubuhnya. Racun di lehernya dan bisa mematikan di taringnya yang mana bisa ini mampu membunuh manusia.
Ular picung sendiri dapat ditemukan di beberapa negara, seperti Myanmar, Thailand, Vietnam, Kamboja, Laos, Malaysia, Singapura, Indonesia, India, dan Tiongkok. Biasanya reptil satu ini bisa ditemukan di hutan, kebun, daerah lembab, taman, sawah, sampai area pemukiman. Ukuran maksimalnya yang hanya sekitar 1.3 meter jadi sebuah keuntungan karena membuat ular ini bisa bersembunyi di sela-sela batu, di bawah lubang atau di bawah dedaunan kering. Warnanya juga beragam, tubuh ular picung didominasi warna cokelat dengan gradasi merah, kuning, jingga, dan hijau di area kepala dan leher.
2. Ular picung gunung

Ular picung gunung atau Rhabdophis chrysargos merupakan jenis ular picung yang unik karena sampai sekarang belum ada yang tahu apakah kandungan bisanya berbahaya atau tidak. Namun jika melihat dari ular picung lain seperti R. subminiatus yang berbisa tinggi banyak yang menganggap kalau ular picung gunung juga berbisa tinggi jadi kamu harus berhati-hati. Namun yang jelas tidak seperti R. subminiatus, R. chrysargos tidak punya kantung nuchal yang artinya ia tidak beracun, terang artikel di jurnal Natural History Notes.
Seperti namanya ular ini juga kerap ditemukan di dataran tinggi atau pegunungan, ia bisa hidup di daerah dengan ketinggian yang mencapai 1700 meter di atas permukaan laut. Penyebarannya juga cukup luas, ular ini bisa ditemukan di Myanmar, Thailand, Kamboja, Laos, Vietnam, Malaysia, Taiwan, Hong Kong, Singapura, dan Indonesia. Salah satu ciri fisik paling menonjol pada ular ini adalah garis berbentuk huruf V berwarna putih di belakang kepalanya. Tubuhnya juga cenderung gelap, warna kehijauan, kebiruan, cokelat, abu-abu, dan jingga bisa kamu lihat di sekujur tubuh reptil ini.
3. Ular picung api

Walau bernama ular picung api namun tentunya ular dengan nama ilmiah Rhabdophis flaviceps ini sama sekali tidak bisa menyemburkan api seperti naga. Penamaan picung api pada ular ini merujuk ke warna merah dan jingga yang jadi warna dominan di kepalanya. Sementara itu warna tubuh ular ini dominan hitam dan ditemani pola garis putih dari leher sampai ekor yang membuatnya mirip dengan ular weling atau welang.
Dilansir Thailand Snakes, ular ini merupakan ular berbisa tinggi dan berbahaya bagi manusia. Jika tidak ditangani dengan baik maka gigitan ular picung api dapat menyebabkan komplikasi yang serius. Di Indonesia sendiri ular picung api hanya bisa ditemukan di beberapa daerah seperti Pulau Sumatra, Kalimantan, Nias, dan Bangka. Biasanya ular ini menghuni hutan, rawa atau sungai. Ia sangat sering terlihat di pinggir sungai dan tak jarang terlihat berenang di sungai atau danau.
4. Ular picung jawa

Jangan tertipu oleh namanya karena walau dinamakan ular picung jawa ternyata ular ini juga bisa ditemukan di pulau lain, lho. Laman The Reptile Database menyebutkan kalau ular dengan nama ilmiah Rhabdophis chrysargoides ini juga dapat ditemukan di Pulau Sulawesi dan Kepulauan Sangihe. Karena penyebarannya yang sempit tersebut sebenarnya belum banyak yang diketahui dari ular ini entah itu terkait kandungan bisanya, racunnya sampai kebiasaannya.
Satu-satunya hal yang diketahui secara pasti dari ular ini hanyalah ciri fisik dan habitatnya. Ular picung jawa merupakan ular terestrial, walau dalam beberapa kesempatan ia juga akan memanjat pohon atau tanaman yang tidak terlalu tinggi. Warna dan pola tubuh ular ini juga sudah diketahui, ia memiliki warna dasar hitam dengan dua pola garis di bagian atas dan samping tubuh. Garis di atas tubuhnya punya warna kuning atau jingga sementara garis di samping tubuhnya punya warna putih yang cerah. Penelitian lebih lanjut perlu dilakukan supaya misteri terkait kebiasaan, racun dan bisa ular ini dapat terungkap.
5. Ular picung leher biru

Rhabdophis rhodomelas atau ular picung leher biru merupakan ular yang bisa ditemukan di Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Thailand. Tentunya nama ular ini diambil dari lehernya yang berwarna biru terang. Warna biru tersebut biasanya akan sangat terlihat saat ular ini mengembangkan leher dan tubuhnya. Selain biru sebenarnya ular ini punya perpaduan warna lain, yaitu jingga, hitam, putih, cokelat, dan kuning.
Habitat ular picung leher biru sendiri mencakup area hutan, lembah, area yang basah, dan area yang ditumbuhi banyak tumbuhan, jelas MyBis. Daerah-daerah tersebut tentunya juga dhiuni hewan lain seperti kadal, kodok dan katak yang merupakan makanan utama ular ini. Ukurannya juga tak seberapa besar, individu dewasanya saja hanya mampu tumbuh hingga sepanjang 75 cm. Namun kamu tetap harus berhati-hati dengan ular ini, walau kekuatan bisanya masih simpang siur tapi ada kemungkinan kalau gigitan ular ini cukup berbahaya bagi manusia.
6. Ular picung perut merah

Sangat sedikit yang diketahui mengenai ular dengan nama ilmiah Rhabdophis conspicillatus ini. Sejauh ini hanya habitat, penyebaran dan ciri fisiknya saja yang sudah diketahui oleh para ahli. Ia adalah ular terestrial yang tersebar di Indonesia dan Malaysia, terang iNaturalist. Habitatnya sendiri berupa daerah lembab seperti sawah, hutan, daerah pinggir sungai, dan danau. Warna cokelat, jingga, hitam, kuning, dan putih di tubuhnya memudahkan ular ini untuk bersembunyi dan berkamuflase di bebatuan pinggir sungai, di dalam lubang atau di bawah tanaman yang kering dan sudah mati. Tak cuma minim informasi, ular ini juga sulit ditemui di alam karena penyebarannya yang terbilang sempit.
Ular kobra, ular sanca atau ular weling bukanlah satu-satunya spesies ular yang ada di Indonesia. Nyatanya negara kita ini dihuni oleh berbagai spesies ular lain seperti ular picung yang merupakan sebutan bagi ular dari genus Rhabdophis. Ular picung, ular picung gunung, ular picung jawa, ular picung leher biru, ular picung api, dan ular picung perut merah merupakan enam spesies ular picung yang ada di Indonesia. Mereka juga punya ciri fisik, kebiasaan, kandungan bisa, dan habitat yang berbeda. Kehadiran ular picung di Indonesia membuktikan kalau negara kita merupakan negara yang kaya akan keanekaragaman fauna.