4 Jenis Ular yang Bisa Memangsa Manusia, Berbahaya Banget!

Ular (subordo Serpentes) bisa dibilang jadi salah satu hewan yang menakutkan bagi manusia. Tak jarang mereka muncul dalam cerita rakyat hingga bisa membuat banyak orang bergidik ngeri sekalipun hanya melihatnya dari jauh. Terlebih lagi, ada begitu banyak jenis ular yang memiliki kemampuan membunuh manusia, baik dari kekuatan maupun bisa pada mulutnya.
Biasanya, ular hanya akan menyerang dan membunuh manusia ketika merasa terancam dan harus mempertahankan diri. Akan tetapi, percaya tak percaya, ada beberapa jenis ular yang memang bisa membunuh sekaligus memangsa manusia jika mendapatkan kesempatan. Sedikit bocoran, tak ada satu pun ular dalam daftar ini yang memiliki bisa sebagai senjatanya, lho. Setidaknya ada empat jenis ular yang sanggup memakan manusia, baik anak-anak maupun dewasa.
1. Sanca kembang

Indonesia termasuk surga bagi berbagai jenis ular, baik yang berbisa ataupun tidak. Ada begitu banyak jenis ular yang berpotensi membahayakan manusia di alam Indonesia, tetapi mungkin tak ada yang semengerikan sanca kembang (Malayopython reticulatus).
Ular ini merupakan ular terpanjang di dunia dan paling berat ketiga di dunia. Panjang maksimal sanca kembang bisa mencapai 10 meter dengan rata-rata panjang sekitar 3—6 meter, sedangkan bobotnya antara 75—175 kg dengan betina yang biasanya berukuran lebih besar.
Ciri khas dari sanca kembang adalah sisik dengan pola layaknya batik yang memiliki perpaduan warna cokelat, abu-abu, kuning, merah, hitam, dan putih. Bagian mulutnya tampak pipih dan lebar sehingga wajar kalau ular ini biasa berburu makhluk berukuran besar. Selain di Indonesia, sanca kembang juga tersebar luas di hutan hujan sepanjang Asia Tenggara hingga Bangladesh.
Dilansir Britannica, sanca kembang dewasa sanggup memakan biawak air, rusa, hingga babi dengan cara berbaur dengan lingkungan dan berburu pada malam hari. Mereka dapat merasakan hawa keberadaan calon mangsa berkat kemampuan mendeteksi getaran ataupun panas yang dihasilkan calon mangsa. Setelah merasa bisa meraih mangsanya, sanca kembang akan mencengkeram mereka dengan gigi yang tajam dan menghadap ke dalam supaya tidak lepas. Kemudian, teknik andalan ular ini, yaitu lilitan superkuat, sanggup untuk meremukkan sang mangsa hingga tak sadarkan diri.
Cara ini juga dilakukan sanca kembang ketika berhadapan dengan manusia. Biasanya, sanca kembang berukuran 6 meter lebih sudah sanggup untuk memakan manusia dewasa yang hidup dekat dengan hutan.
Ada begitu banyak contoh kasus di mana sanca kembang memburu manusia, khususnya di Indonesia. Oleh karena sistem pencernaan ular yang lambat dan ukuran manusia yang relatif besar daripada mangsa normalnya, biasanya ular yang sudah memakan manusia mudah ditemukan sehingga korban mudah untuk dievakuasi.
Akan tetapi, proses evakuasi korban yang dimakan ular sering kali berakhir tragis bagi si ular. Si ular pemakan manusia harus dibunuh terlebih dahulu agar korban bisa dikeluarkan dari perutnya. Walaupun demikian, kasus sanca kembang yang memakan manusia ini terbilang sangat jarang terjadi.
2. Anakonda hijau

Meski habitat alaminya sangat jauh dari Indonesia, anakonda hijau (Eunectes murinus) tetap jadi salah satu jenis ular yang tak asing di telinga kita. Anakonda hijau merupakan ular dengan bobot terberat di dunia dan panjangnya hanya kalah dari sanca kembang. Panjang rata-ratanya sekitar 6 meter, tetapi individu terbesar ditemukan dengan panjang hingga 9 meter. Sementara untuk bobot maksimal yang bisa diraih ular ini sekitar 250 kg, di mana betina biasanya berukuran lebih besar.
Smithsonian National Zoo melansir bahwa peta persebaran anakonda hijau meliputi wilayah hutan hujan Amazon. Artinya, ular ini isa ditemukan di Brazil, Kolombia, Ekuador, Bolivia, Peru, Paraguay, Trinidad, hingga Guiana. Berbeda dengan sanca kembang yang bisa berbaur dengan pepohonan, anakonda hijau lebih banyak berada di sekitar aliran sungai yang dangkal. Bisa dibilang reputasi hutan hujan Amazon yang tak kenal ampun salah satunya disebabkan oleh kehadiran anakonda hijau.
Ular ini sanggup mengonsumsi berbagai jenis hewan yang ada di hadapannya. Mau mangsa itu sebesar rusa, babi hutan, maupun buaya kaiman sekalipun tak akan lepas dari cengkeraman anakonda hijau. Bahkan, ular ini juga menunjukkan perilaku kanibalisme terhadap sesama, khususnya betina kepada jantan. Adapun, cara berburu anakonda hijau, yaitu menyergap dari dalam air dan mencengkeram target dengan mulut dan melakukan lilitan mematikan berkat otot tubuhnya yang kuat.
Kalau mangsa sebesar buaya kaiman dan rusa saja bisa masuk ke dalam mulut anakonda hijau, apalagi manusia. Meski kita tidak dijadikan mangsa utama, ular ini tak akan melewatkan kesempatan jika melihat manusia yang sendirian tanpa perlindungan, apalagi jika mereka dinilai mengganggu.
Walau begitu, tak pernah ada catatan resmi soal serangan anakonda hijau kepada manusia. Akan tetapi, serangan mematikan pada suku pedalaman Amazon dan peneliti yang mencoba mencari tahu soal ular ini beberapa kali terjadi sehingga kemungkinan besar anakonda hijau memang bisa memangsa manusia. Hanya saja, kita belum pernah menemukan kasusnya.
3. Sanca bodo

Sanca bodo atau piton burma (Python bivittatus) juga bisa ditemukan di kawasan Asia Tenggara. Akan tetapi, sesuai dengan namanya, peta persebaran utama dari ular ini berada di kawasan hutan wilayah Myanmar. Panjang rata-rata ular ini sekitar 4,8 meter, meski beberapa individu diketahui bisa mencapai panjang 7 meter lebih. Sedangkan untuk bobot maksimal yang bisa diraih sanca bodo adalah 90 kg.
Hal menarik dari ular ini adalah soal kemampuan memanjatnya. National Geographic melansir bahwa sanca bodo sebenarnya termasuk mahir dalam memanjat pohon. Akan tetapi, kemampuan itu hanya berlaku ketika mereka masih muda. Saat sudah bertambah panjang dan bobot, sanca bodo jadi tidak bisa memanjat sama sekali. Biarpun begitu, mereka juga terbilang ular yang ahli berenang layaknya anakonda hijau. Sanca bodo diketahui bisa berada di dalam air selama 30 menit dalam satu tarikan nafas.
Makanan dan cara berburu ular ini sebenarnya cukup mirip seperti sanca kembang. Hanya saja, mereka biasanya lebih suka menargetkan hewan yang berukuran lebih kecil dari saudaranya tersebut. Maka dari itu, potensi sanca bodo untuk memakan manusia dewasa sebenarnya cukup kecil untuk terjadi.
Biarpun begitu, sejumlah serangan terhadap manusia yang memelihara ular ini dan penyerangan di alam liar kerap kali terjadi. Selain itu, ukuran sanca bodo yang sebenarnya termasuk sangat besar memungkinkan ular ini untuk memburu anak-anak. Sebab, anak manusia termasuk seukuran dengan mangsa potensial dari sanca bodo. Beruntungnya, sejauh ini tak pernah ada catatan serangan yang berujung pada konsumsi manusia dari sanca bodo.
4. Piton batu afrika

Piton batu afrika (Python sebae) merupakan ular terbesar yang ada di Afrika. Rata-rata panjang dari ular ini sekitar 3 meter, tetapi beberapa individu diketahui bisa mencapai ukuran 6 meter lebih. Sementara untuk bobotnya, piton batu afrika bisa tumbuh seberat 30—54 kg. Tentunya, ular ini hidup di Afrika, tepatnya di sekitar zona sub-Sahara yang meliputi Afrika Tengah dan Afrika Barat.
Kalau soal memanjat pohon dan berenang, piton batu afrika termasuk ular yang ahli dalam keduanya. Dilansir Lincoln Park Zoo, kedua kemampuan tersebut dimanfaatkan piton batu afrika untuk menyergap mangsa maupun lari dari ancaman predator. Dengan ukurannya, pilihan makanan bagi piton batu afrika bisa dibilang sangat beragam. Mereka sanggup mengonsumsi monyet, kadal, antelop, rusa, hingga buaya sekalipun.
Maka dari itu, bagi individu yang berukuran 6 meter lebih, serangan dan konsumsi pada manusia jelas sangat memungkinkan bagi piton batu afrika. Catatan serangan pun sering terjadi, di mana rata-rata korban merupakan anak-anak yang tak sengaja bertemu ular ini di alam liar. Tak jarang serangan itu berujung pada kematian karena biasanya korban akan dililit hingga kehabisan nafas.
Menurut Ian Recchio, seorang ahli reptil dan amfibi dari Kebun Binatang Los Angeles, ular berukuran besar pasti sudah memiliki perkiraan saat akan menyerang manusia. Perilaku itu umumnya terjadi ketika mereka sangat kelaparan. Mengingat ukuran keempat ular di atas terbilang sangat masif, memang sebaiknya segera hindari jika kebetulan bertemu individu berukuran raksasa. Bahkan, manusia dengan fisik paling kuat sekalipun pasti tak akan bertahan lama ketika sudah dililit ular berukuran besar.