5 Fakta Tim Walz, Cawapres Amerika Serikat 2024 dari Partai Demokrat 

Seperti yang tertulis dalam biografi Tim Walz di situs U.S. Congress, Walz mendaftar di Garda Nasional Angkatan Darat pada 1981. Tepat setelah ia lulus SMA di usia 17 tahun. Lalu, setelah lebih dari 24 tahun bertugas sebagai tentara, Walz naik pangkat menjadi sersan mayor komando, pangkat tertinggi di Angkatan Darat AS. Ia juga satu-satunya anggota kongres dalam sejarah Amerika yang pernah memegang pangkat setinggi ini.

Saat bertugas di militer, Tim Walz bertugas dengan berbagai unit di banyak negara bagian, seperti Texas, Arkansas, Nebraska, dan Minnesota. Walz pensiun dari Batalyon Artileri Medan 1-125 pada 2005. AP News menjelaskan bahwa Walz tidak pernah berpartisipasi dalam perang. Kendati demikian, ia pernah dikerahkan ke Italia pada 2003 untuk mendukung operasi militer AS di Afghanistan dan Irak di tengah tahun-tahun "Perang Melawan Teror" setelah tragedi 9 September.

Pada 1989, Tim Walz memperoleh gelar sarjana dalam jurusan pendidikan ilmu sosial dari Chadron State College di Nebraska. Setelah itu, ia mengajar di China dari 1989 hingga 1990 melalui program Universitas Harvard. Khususnya, ia merupakan bagian dari kelompok pendidik pertama yang disponsori pemerintah Amerika. Dan ya, Walz fasih berbahasa Mandarin. Menjelang tahun 1994, Walz menikah dan mulai mengajar di Mankato West High School di Minnesota. Dengan kata lain, Walz punya banyak pengalaman, jauh sebelum ia memulai karier politiknya.

Saat mengajar di SMA Mankato West di Minnesota, Tuan Walz, begitu panggilannya, dianggap sebagai guru yang berbakat. Welz mengajar geografi dan studi sosial. Ia juga mengawasi kafetaria, serta menjadi pelatih sepak bola bagi murid-muridnya. 17 tahun sudah Walz mengajar hingga dia memulai masa jabatannya di Kongres pada 2006. Selain itu, Walz juga menjadi penasihat sekolah untuk aliansi gay/heteroseksual pada 1999.

Tim Walz bilang bahwa ia masuk dunia politik berkat dorongan murid-muridnya. Pasalnya, ia mengaku tidak terlalu tertarik dengan dunia politik. Namun, murid-muridnya menganggap kalau Walz punya komitmen untuk membuat dunia menjadi lebih baik.

Seperti yang diceritakan Britannica, murid-muridnya mendukung Tim Walz di awal karier politiknya. Murid-muridnya bahkan mengajak Walz ke acara kampanye George W Bush. Sayangnya, mereka tidak diizinkan masuk sebab salah satu dari mereka mengenakan stiker John Kerry. Merasa kecewa, Walz malah menjadi tim sukses untuk kampanye John Kerry pada 2004. Dari sinilah, ia mulai tertarik dengan dunia politik.

Pada 2023, Tim Walz menandatangani undang-undang sarapan dan makan siang gratis untuk semua siswa di Minnesota. Kebijakan ini dianggap sangat membantu siswa yang keluarganya mengalami kesulitan ekonomi. Undang-undang yang sama juga memberikan anggaran sebesar 2,3 miliar dolar AS atau setara dengan Rp36,4 triliun untuk sekolah-sekolah di Minnesota.

Tim Walz juga mengesahkan hibah pengasuhan anak sebesar 6 juta dolar AS atau setara dengan Rp94,9 miliar di seluruh negara bagian. Selain itu, ia memberlakukan cuti keluarga dan mendorong berbagai program keringanan pajak terkait keluarga. Keringanan pajak untuk orang tua berpenghasilan rendah, keringanan pajak untuk keluarga pekerja, dan keringanan pajak untuk anak-anak yang lebih tua, tapi dengan syarat tertentu.

Ditambah lagi, Walz sudah lama mendukung program fertilisasi in vitro (bayi tabung) bagi para calon orang tua. Pasalnya, Walz dan istrinya pernah mengikuti program bayi tabung ini untuk mendapatkan anak perempuan yang diberi nama Hope. Visi dan misi inilah yang mempersatukannya dengan Kamala Harris. 

Sejak diumumkan sebagai calon wakil presiden dan berpasangan dengan calon presiden Kamala Harris, Tim Walz harus menghadapi beberapa tuduhan. Meski begitu, Walz punya jawaban sendiri terkait hal tersebut. Ia sendiri pernah mengomentari tentang kepemimpinan Donald Trump.

"Jangan salah, kejahatan kekerasan meningkat di bawah kepemimpinan Donald Trump. Dan itu bahkan belum termasuk kejahatan yang dilakukannya." Walz juga menyindir calon wakil presiden Donald Trump, JD Vance, "Seperti semua orang biasa yang saya kenal di daerah pedalaman, JD belajar di Universitas Yale, kariernya didanai oleh miliarder Silicon Valley, dan kemudian menulis buku terlaris yang menjelek-jelekkan komunitas itu."

Di balik karier politiknya, Tim Walz punya beberapa hobi, seperti berlari, berburu, dan mengutak-atik mobil. Walz pernah berpartisipasi dalam kompetisi Twin Cities Marathon. Lalu mengenai hobi berburunya, Walz pernah melontarkan sindiran ke JD Vance, "Saya jamin dia [JD Vance] tidak bisa menembak burung pegar seperti saya."

Selain itu, di bidang mekanik, Tim Walz suka memperbaiki International Scout birunya, yang merupakan mobil off-road tua miliknya. Pasalnya, mobil langka ini berhenti diproduksi pada 1980. Kendaraan tersebut bahkan memiliki SIM kustomnya sendiri, ONE MN, yang dia dapatkan saat mencalonkan diri sebagai gubernur Minnesota.

Tim Walz menghabiskan masa kecilnya di West Point, Nebraska, Amerika Serikat. Pengalaman dan jam terbangnya pun cukup banyak, ia pernah menjadi perwira militer, guru, suami, dan ayah yang memutuskan masuk ke ranah politik, hingga masa jabatan terakhirnya sebagai gubernur Minnesota sejak 2018. Apakah karier politiknya akan berlanjut sampai menjadi calon presiden? Kita tunggu saja!