Pada tahun 2018 ini, Earth Hour Surabaya kembali mengadakan aksi besar yang bertajuk “Switch Off 2018”. Acara yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya ini memiliki agenda utama, yaitu pemadaman listrik secara massal selama 60 menit, pada pukul 20:30-21:30 WIB.
Sasaran pemadaman listrik tersebut antara lain adalah gedung pemerintahan, hotel, kafe, mall maupun perkantoran. Apa tujuan kegiatan ini dan apa manfaatnya? Berdasarkan hasil Baca selengkapnya di sini!
Maksud dari acara ini adalah demi mewujudkan sebuah kota yang tidak hanya dikenal sebagai kota metropolitan, tapi juga peduli akan lingkungan. Menurut Adriani Valianda Tobing, selaku Koordinator Earth Hour Surabaya, aksi ini bertujuan untuk mengawali perubahan gaya hidup yang menuju pada sikap hemat energi serta menarik minat masyarakat setempat.
Baik itu individu, pemerintah, maupun korporasi diharapkan melakukan hal serupa, yaitu bijak dalam menggunakan energi dan mulai berkomitmen untuk menjalankannya sebagai gaya hidup yang baru serta berkelanjutan sekaligus ramah lingkungan.
Hal ini berawal dari tingkat kepedulian serta kekhawatiran terhadap perubahan iklim di dunia. Dengan demikian, konsep acara ini disusun untuk mengajak masyarakat Kota Surabaya agar turut serta dalam aksi “Switch Off 2018”. Masyarakat Kota Surabaya akan bisa langsung berpartisipasi dan beraksi bersama dalam mewujudkan maksud dari acara “Suroboyo Petheng”.
Earth Hour dilaksanakan di Hari Sabtu agar tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang masih bekerja hingga larut malam di hari kerja (Senin-Jumat). Selain karena alasan produktivitas kaum pekerja, alasan kenyamanan pun menjadi pertimbangan.
Hari Sabtu adalah hari libur yang umumnya digunakan juga oleh anggota keluarga untuk berkumpul bersama di rumah. Tim Earth Hour berharap setiap anggota keluarga, siapapun mereka, berapapun usianya bisa berpartisipasi mengambil langkah sederhana untuk menyelamatkan bumi sekaligus mempererat kebersamaan mereka.
Untuk menghindari kerugian yang lebih luas akibat pemanasan global, ada 2 cara yang bisa kita lakukan: yaitu efisiensi energi dan konversi energi ke sumber-sumber terbarukan. Earth Hour merupakan salah satu wujud efisiensi energi yang paling sederhana dan bisa dilakukan setiap individu. Bayangkan, kalau 10% warga saja melakukan penghematan listrik saat Earth Hour, energi yang dihemat bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan listrik di ribuan desa dan menyediakan oksigen bagi ratusan orang.
IDN Times berkesempatan mewawancarai beberapa Duta Earth Hour 2018 dalam konferensi pers terkait acara “Suroboyo Petheng” di Hotel D’Seasons Surabaya pada hari Selasa, 20 Maret 2018 lalu. Mereka berbagi pesan soal acara ini.
”Logo 60+ dalam Earth Hour menunjukkan bahwa perlu ada aksi lanjutan setelah mematikan lampu. Jadi fokus acara ini bukan hanya mematikan lampu, tapi lebih ke hidup hemat, sehat dan ramah lingkungan yang berkelanjutan. Misalnya saya mengampanyekan soal pengelolaan sampah yang baik, mengajak untuk memulai dari diri sendiri.” Ucap Fatma Ayu Husnasari, Putri Indonesia Jawa Timur 2017.
”Kalau saya, membuat diri saya punya ciri khusus untuk peduli lingkungan, misalnya teman-teman saya secara luas mengenal bahwa saya anti pakai sedotan plastik.” Lanjut Fariz Kevin Harlens, perwakilan Cak Ning Surabaya 2017.
”Hal minimal yang bisa saya lakukan adalah mencontohkan pada para followers maupun teman-teman saya bahwa make-up yang sudah tidak terpakai atau sudah kedaluwarsa itu bisa didaur ulang.” Patricia Cynthian Sunartio selaku Beauty Influencer melengkapi.
”Dalam hal hemat energi, hitungannya diibaratkan jika kita pakai listrik rumah saat sedang hemat dan saat sedang boros deh. Perbedaan biayanya yang bisa sampai jutaan rupiah itu kalau disetahunkan dapat kita gunakan untuk hal lain yang lebih berguna.” Kata Reno Albra, Co-founder Lingkar Sinergi.
”Hal yang lebih detail soal penanaman dan pemanfaatan mangrove itu kurang diperhatikan masyarakat sekitar. Gak hanya berguna untuk biota laut, sampah mangrove pun bisa digunakan untuk berbagai keperluan lain, misalnya dibuat sebagai aksesoris.” Saran dari Badik Choirudin Muliadi, perwakilan Raka Raki Jawa Timur.
Aksi Switch Off 2018 secara keseluruhan akan diadakan pada haru Sabtu, 24 Maret 2018, pukul 18:00-22:00 WIB di Perpustakaan Bank Indonesia, Surabaya. Acara ini diperuntukkan seluruh kalangan masyarakat Surabaya.
Akan ada beberapa aksi yang akan dihadirkan pada puncak acara, muladi dari penampilan Tari Sparkling Surabaya sebagai pembuka, bincang-bincang para Duta Earth Hour Surabaya, penampilan-penampilan komunitas di Surabaya, sampai dengan Switch Off dan instalasi logo Earth Hour. Jangan lupa ikut jadi bagiannya ya!