Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Baby Talk: Gaya 'Ngobrol' Imut ke Bayi Manusia dan Hewan

ilustrasi anjing dan bayi manusia (unsplash.com/Picsea)

Kamu sedang berbicara dengan teman seumuran. Intonasi dan pelafalanmu jelas, percakapan mudah dimengerti. Namun, ketika kamu berbicara dengan bayi manusia dan hewan, baik sadar maupun tidak, gaya ngobrol kamu berubah 180 derajat. Suara kamu menjadi imut dan lucu.

Kalaupun tidak pernah mengalami, setidaknya kamu pernah mendengar seorang ibu berbicara dengan gaya tersebut kepada bayinya. Cara ngobrol ini disebut baby talk dan memiliki penjelasan saintifik. Berikut faktanya, melansir Psych Central, Mental Floss, dan berbagai sumber lain.

1. Bukan cuma gaya bicara yang imut

ilustrasi ibu dan bayi (unsplash.com/Valeria Zoncoll)

Baby talk memang merupakan cara berbicara yang imut, tetapi kenyataannya lebih rumit daripada itu. Ketika bicara menggunakan gaya baby talk, kamu tidak hanya menggunakan nada suara yang lebih tinggi, tetapi juga rentang nada yang lebih besar yang memperkuat isi emosional pesan.

Selain itu, kamu berbicara dengan kecepatan yang lamban dengan tata bahasa yang lebih sederhana dan pengucapan yang lebih jelas. Ibaratnya, kamu sedang berbicara dengan turis yang kurang fasih dalam Bahasa Indonesia.

2. Baby talk lebih menarik bagi bayi

ilustrasi bayi (unsplash.com/Daniel Thomas)

Penggunaan baby talk memiliki alasan dan kelebihannya sendiri. Alasannya, baby talk lebih menarik bagi bayi.

Dikutip WebMD,  bayi cenderung lebih memperhatikan dan menanggapi baby talk ketimbang gaya percakapan orang dewasa pada umumnya. Nada suara yang berlebihan dan nada tinggi yang menyenangkan membuat pikiran si kecil 'menyala'. Lagi pula, rasanya tidak cocok berbicara dengan bayi sebagaimana kamu berbicara dengan teman seumuran. Akan terasa aneh, bukan?

3. Gaya berbicara ini meningkatkan interaksi sosial dan mendukung perkembangan bahasa si kecil

ilustrasi ibu dan bayi (unsplash.com/Ana Tablas)

Salah satu teori yang membahas baby talk berargumen bahwa baby talk bukan digunakan untuk kepentingan si kecil, melainkan diri kita sendiri. Dengan mengubah cara kita berbicara, kita mengakui hubungan yang spesial antara diri kita dan si bayi. Oleh karena itu, salah satu tujuan baby talk adalah meningkatkan interaksi sosial antara orangtua dan bayi. Mengubah gaya berbicara mendorong kita untuk lebih memperhatikan apa yang kita katakan dan lawan bicara itu sendiri.

Tujuan lainnya adalah mendukung perkembangan bahasa bayi. Dilansir Mental Floss, dorongan untuk berbicara dengan baby talk memiliki dasar biologis, tepatnya perilaku yang mendukung pemerolehan bahasa dari satu generasi ke generasi berikutnya. Akan tetapi, tidak semua budaya menerapkan baby talk. Meskipun begitu, bayi dalam budaya tersebut tetap bertumbuh dengan kemampuan untuk berbicara. Berarti, baby talk bukan satu-satunya cara untuk mendukung perkembangan bahasa bayi.

4. Diterapkan juga saat berbicara dengan hewan

ilustrasi manusia dan anjing (unsplash.com/Pontus Wellgraf)

Gaya berbicara yang dikatakan dapat mendukung perkembangan bahasa bayi juga dipraktikkan ketika kamu berbicara dengan hewan. Namun, hewan tidak dapat berbicara. Kalau begitu, tujuannya untuk apa?

Sehubungan dengan hal itu, perlu diketahui terlebih dahulu bahwa baby talk dengan bayi manusia dan baby talk dengan hewan memiliki perbedaan. Mengutip National Geographicbaby talk dengan hewan tidak melebih-lebihkan pengucapan suatu kata dengan harapan hewan tersebut dapat mengucapkan kata itu. Untuk baby talk dengan manusia, hal ini digunakan agar dapat mendukung perkembangan bahasa bayi. Di sisi lain, hewan tidak dapat berbicara sehingga tidak masuk akal untuk melebih-lebihkan pengucapan kata.

Nah, baby talk dengan hewan merupakan insting alami yang muncul dari keinginan untuk terhubung dengan hewan peliharaan pada tingkat yang lebih dalam. Dilansir Elite Daily, Courtney Glashow, pemilik dan psikoterapis dari Anchor Therapy menjelaskan bahwa ketika menggunakan baby talk, kita mengakui bahwa bayi tidak dapat membalas ucapan kita. Di saat yang bersamaan, kita juga berharap bayi tersebut dapat bereaksi dengan positif. Kita pun mengadopsi cara bicara ini pada hewan karena gaya tersebut biasanya mendapatkan reaksi yang baik dari bayi manusia.

Menurut Beverly B. Palmer, profesor emeritus departemen psikologi di California State Universitybaby talk menjadi cara mendisiplinkan peliharaan yang baik dan efektif. Konteks peliharaan yang dimaksud adalah anjing (Canis lupus familiaris) dan kucing (Felis catus)

Kalau bicara soal peliharaan reptil (Reptilia), faktanya mereka juga mampu menikmati interaksi dengan manusia. Meskipun begitu, belum diketahui apakah baby talk berlaku untuk kelompok hewan ini atau tidak.

5. Harus berhati-hati ketika menggunakan baby talk

ilustrasi ibu dan anak (unsplash.com/Katie Emslie)

Penggunaan baby talk saat berbicara dengan bayi dan hewan harus diikuti sikap berhati-hati. Kamu harus selalu sadar dengan lingkungan di sekitarmu.

Courtney Glashow berpendapat bahwa baby talk kemungkinan tidak cocok dilakukan dalam setting yang profesional. Sebagai contoh, apabila ada hewan peliharaan di pesta kantor kamu, baby talk sebaiknya dihindari. Sama halnya dengan lingkungan di mana orang lain tidak punya anak ataupun peliharaan dan tidak familier dengan baby talk. Lebih dari itu, kamu memiliki kebebasan penuh untuk memanjakan hewan peliharaanmu.

Apakah kamu pernah menggunakan baby talk ketika berbicara dengan hewan dan bayi manusia? Bagaimana pendapatmu tentang gaya bicara ini? Oh ya, bagi kamu yang tidak pernah menggunakan baby talk, kok bisa? Bagikan jawabanmu di kolom komentar, ya!

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
Mikhaangelo Fabialdi Nurhapy
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us