7 Tempat di Dunia yang Paling Terdampak Perubahan Iklim

Kebanyakan wilayah di Alaska dibangun secara permanen di atas tanah yang membeku atau permafrost. Namun seiring dengan naiknya suhu dan permukaan samudra, permafrost mencair dan menyebabkan permukaan tanah terkikis. Wilayah yang paling merasakan dampaknya adalah Newtok.

Akibatnya, kini desa tersebut resmi berada di bawah permukaan air laut. Sejak tahun lalu, pemerintah pun mulai merelokasi warga Newtok untuk pindah ke Metarvik yang lebih aman dari ancaman. 

Alaska secara keseluruhan juga sedang menghadapi konsekuensi dari perubahan iklim. Ada banyak masalah yang sedang terjadi. Di antaranya adalah erosi pantai, mencairnya permafrost, hilangnya es di lautan, hingga kebakaran hutan. Dilansir dari Global Change, suhu Alaska menghangat dua kali lebih cepat daripada di Amerika Serikat. Bahkan para ahli memprediksi di tahun 2050, kondisi Alaska akan jauh lebih buruk lagi. 

Terbentang sepanjang 2.253 kilometer, Great Barrier Reef adalah habitat terbesar terumbu karang di dunia. Tempat ini menjadi destinasi wisata yang menarik untuk para penyelam. Namun sayangnya ia terancam kerusakan. 

Dilansir dari Live Science, dalam 27 tahun belakangan, setengah wilayah Great Barrier Reef telah hilang. Ini terjadi karena karbon dioksida meningkatkan risiko dari coral bleaching, kondisi di mana terumbu karang memutih dan akhirnya mati. 

Para ahli memprediksi bahwa Rio de Janeiro adalah kota Amerika Selatan yang paling terdampak oleh perubahan iklim. Dilansir dari The Guardian, permukaan laut di sekitarnya akan meningkat sekitar 81 cm pada tahun 2100. Ini cukup untuk menenggelamkan pantai, bandara, dan beberapa daerah di sana. Selain itu, masalah lain yang kemungkinan terjadi karena hal ini adalah kekurangan air bersih, tanah longsor, dan menyebarnya wabah penyakit.

Menjadi rumah dari 18 juta orang, Mumbai, India ternyata juga terancam oleh dampak perubahan iklim. Sebuah laporan dari World Bank mengatakan bahwa Mumbai akan menghadapi risiko banjir karena pemanasan global. Ini disebabkan karena mereka tidak memiliki pertahanan yang memadai sebagai kota pesisir. Jika pemerintah tidak segera sadar akan hal ini, kota metropolitan tersebut terancam tenggelam.

Pegunungan Alpen adalah salah satu barisan puncak yang paling terkenal di Eropa. Ia menjadi tempat wisata dan arena ski bagi penikmat aktivitas outdoor. Namun sejak abad ke-19, temperatur Alpen dilaporkan meningkat secara teratur. Ini membuat salju yang menyelimutinya terus mencair. 

Tidak cukup sampai di situ, Alpen juga akan kehilangan fungsinya sebagai pemasok 40 persen air bersih untuk negara-negara di Eropa. Mulai dari Austria di timur, Prancis di barat, hingga Italia dan Monako di bagian selatan. Kekeringan pun akan terjadi di masa depan.

Hutan hujan tropis terbesar di dunia ini merupakan rumah dari ribuan spesies hewan dan tumbuhan di dunia. Seperti yang kita tahu, Amazon sangat sering dilanda kebakaran hutan. Bahkan data dari INPE mencatat bahwa tahun ini hutan tersebut sudah mengalaminya sebanyak 73 ribu kali. 

Ada beberapa dampak yang bisa terjadi karena fenomena yang terjadi terus menerus ini. Pertama, kita akan kehilangan keragaman spesies atau biodiversity bumi. Kedua, rantai makanan pun menjadi tidak seimbang dan akhirnya mengakibatkan kepunahan. Sedangkan yang ketiga, bumi akan kehilangan pemasok oksigen terbesarnya. Ngeri sekali kan?

Apakah kamu tergerak untuk membantu memperlambat dampak perubahan iklim? Kamu bisa memulainya dari diri sendiri. Misalnya dengan menghemat pemakaian sumber daya alam, mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, beralih ke barang-barang yang ramah lingkungan, dan lain-lain.

Walaupun kecil, perubahan tersebut tetap membantu kok. Apalagi jika semakin banyak orang yang melakukannya.