Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Christian Adinata: Merasa Ditinggal Kini Berjuang Sendiri

Christian Adinata di Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)
Intinya sih...
  • Christian Adinata dicoret dari Pelatnas PBSI 2025 saat sedang berjuang pulih dari cedera serius di lutut
  • Christian kecewa karena tidak mendapat konfirmasi langsung, namun masih berusaha sembuh untuk kembali berkompetisi
  • Dokter-dokter dari dalam dan luar negeri merekomendasikan operasi pada lutut Christian untuk pemulihan yang optimal

Jakarta, IDN Times - Malang betul nasib Christian Adinata. Ketika sedang berusaha bangkit dan pulih dari cedera, Christian harus menerima pil pahit dan menerima kenyataan karena namanya tak lagi masuk dalam daftar penghuni pelatnas PBSI 2025.

Christian begitu kecewa, tapi tidak marah. Saking kecewanya, dia sempat curhat di akun instagram miliknya. Wajar, karena Christian pada dasarnya bukan pebulu tangkis sembarangan.

Berstatus pemain muda, Christian punya catatan mentereng pula. Dia sempat jadi juara SEA Games 2023, tapi perkembangannya terhambat ketika mengalami cedera serius di semifinal Malaysia Masters pada tahun yang sama.

Ligamen di tempurungnya sobek dan ada memar di tulang lutut. Namun, tak segera dioperasi karena saran dari  tim dokter PBSI. Baru pada Juli 2024 lalu, Christian menjalani operasi dan harus istirahat selama enam sampai sembilan bulan.

Tapi, saat sedang berjuang buat sembuh, Christian malah dicoret dari Pelatnas PBSI. Dia sudah sempat menjalin komunikasi kepada sejumlah pihak. Kepada IDN Times, Christian bahkan baru tahu namanya tak masuk dari media sosial, hingga akhirnya harus mencari konfirmasi sendiri.

Berikut curhatan Christian Adinata secara lengkap dan eksklusif kepada IDN Times:

Kamu sebenarnya sudah tahu soal keputusan PBSI ini sebelumnya?

Christian Adinata (pbsi.id)

Gak tahu apa-apa. Jadi baru tahu tuh, sebenarnya pagi baru bangun tidur. Terus ada notifikasi masuk dari teman ganda putra. Bilang, "semangat bang" gitu, sama emot peluk gitu kan.

Saya pikir kan "Hah, apa nih?" Terus, saya kepo kan, cek Instagram @badminton.ina. Dan gak ada postingan. Terus, "maksudnya apa ya?" Terus, baru cek-cek di Twitter lah. Oh Twitter ternyata sudah ramai, "Lah nama saya gak ada".

Cuma kan tulisannya, itu kan tahap pertama. Katanya kan ada tahap kedua juga. Saya pikir, ‘"hah? Apa saya di tahap kedua ya? Karena saya belum sembuh 100 persen. Jadi, yaudah dipanggil ke tahap kedua saja" gitu. Pikirannya kan gitu.

Terus, ya sudah. Tadi pagi saya langsung kontak Binpres, Ko Eng Hian. Saya tanya, "Pagi koh, maaf. Kok nama saya gak ada di pemanggilan tahap pertama ya? Apa saya masuknya di pemanggilan di tahap kedua? Atau memang gak dipanggil lagi? Saya butuh kejelasan koh untuk saya bisa planning masa depan saya gimana."

Gak lama itu, langsung koh Didi balas: "Pagi Chris, setelah diskusi dengan pelatih single utama atau pun pratama dengan berat hati diputuskan tidak mengikutsertakan Christian di program Pelatnas tahun 2025 dengan pertimbangan kondisi cedera Christian. Saran dari saya, Chris melakukan program recovery di klub dulu. Kalau nanti kondisi sudah pulih dan sudah kembali ke turnamen, bisa kita pertimbangkan lagi. Itu yang bisa saya jelaskan untuk Christian."

Terus saya bilang, "Ko maaf izin sekali. Saya merasa hancur sekali dengan keputusan ini, PBSI meninggalkan saya dengan keadaan belum sempurna seperti ini.  Setelah semua yang saya perjuangkan, gelar yang sudah saya dapat, pada akhirnya pun saya cedera karena membela negara saya, tapi saya ditinggalkan seperti ini. Padahal saya yakin ini tinggal sedikit lagi dan saya sudah menargetkan bahwa Maret sudah bisa berkompetisi lagi. Izin ko saya tidak merah, saya hanya meluapkan isi hati saya. Semoga ko Didi bisa mengerti apa yang saya rasakan." Saya bilang begitu.

Ko Eng Hian bilang, "Saya paham Chris dengan situasi ini, semua orang akan kecewa dan marah karena tidak sesuai dengan keinginan kita. Keputusan ini tidak datang dari saya, tapi saya harus diskusi dengan orang-orang yang bertanggung jawab di sektor itu dan saya harus menghargai keputusan itu"

Terus saya bilang, "ya sudah siap ko, terima kasih. Semoga ko Didi keluarga sukses, sehat selalu" saya bilang seperti itu. 

Berarti tidak ada surat atau pemberitahuan apapun yang diberikan?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata (IDN Times/Margith Juita Damanik)

Tidak ada ya. Maksudnya, saya tidak menerima apapun atau mungkin PBSI mengirimnya ke klub, bisa juga. Ke klub pun juga kan, mungkin sekarang pun belum ada. Mungkin minggu depan baru dikirim suratnya atau bagaimana, kan tidak tahu. 

Waktu sebelum operasi pada Juli kan sudah didiskusikan. PBSI berjanji akan menunggu saya sampai sembuh. Jadi saya bisa pemulihan di PBSI. Dan ternyata, tidak ditepati. Jadi, ini baru pertengahan jalan.

Kurang lebih, saya masih 60-70 persen sekarang sudah dikeluarkan. Jadi cukup kaget juga karena tidak expect bakal ditinggalin, istilahnya. 

Apa yang Christian rasakan saat menerima kabar dicoret dari Pelatnas ini?

Christian Adinata di Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)

Kalau dari pagi yang waktu dapat kabar itu, saya lihat dengan mata kepala sendiri di media, konfirmasi ke ko Didi, setelah tahu gak dipanggil lagi, waktu itu memang kayak hancur banget rasanya.

Setelah apa yang saya dapatkan, gelar-gelar segala macam. Saya pun cedera karena lagi membela negara. Tapi kenapa balasannya seperti ini?

Saya pun kayak gini karena ada kesalahan dari PBSI-nya. Bukan karena saya asal-asalan, kan enggak. Kok gini banget saya dapat balasannya. Setelah dapat info itu, ya hancur, sedih banget.

Cuma makin seiring berjalannya waktu, siang, sore, masih banyak orang-orang yang peduli. Senior saya A Ginting (Anthony Sinisuka Ginting), ko Jo (Jonatan Christie), masih support saya banget di luar seperti apa.

Ada banyak juga tawaran-tawaran yang emang masuk dari luar segala macam.  Yang memang benar-benar mau bikin saya buat comeback lagi.  Makin lama ya, "Oh yaudah gapapa". Mungkin dah jalannya ya. Sebenarnya, gak di PBSI pun tak masalah sih. 

Cuma, ya yang bikin membedakan, istilahnya kalau di PBSI ya lebih dimanja saja. Jadi, dimanja itu dalam artian semua udah disediakan dari makan, tinggal datang ke ruangan. Suplemen tinggal ambil, kalau mau vitamin tinggal ambil. Obat segala macam, mau cek gizi, apa segala macam bisa.

Misal hal-hal kecil, ada yang sakit, terus mau kompres, tinggal ke kantin ambil es. Mau rendam kaki juga ada tempat berendam kolam panas-dingin segala macam, istilahnya kayak gitu. 

Kalau di luar, ya harus bisa sendiri, mandiri. Jadi lebih menyiapkan sendiri. Saya juga kalau mandiri seperti itu gak kaget. Karena, memang saya merantau sudah dari umur 12 tahun. Jadi, saya sudah pernah merasakan rasanya mandiri. Jadi gak jadi masalah buat saya soal itu. Tapi lebih complicated aja untuk hal seperti itu.

Kapan atlet dipulangkan ke klub?

Sekitar 12 Desember kalau tidak salah. Setelah World Tour Finals kalau tidak salah.

Sebelum itu apa kamu ada diajak bicara dengan pelatih, Binpres, atau siapapun di PBSI?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata cedera di meraih medali emas SEA Games 2023 (https://pbsi.id/)

Nggak ada, jadi nggak ada apa-apa pun. Waktu itu ada pelatih fisik kan. Pelatih fisik kan ikut meeting sama pelatih tunggal, Binpres segala macam. Katanya nama saya gak ada di zona (degradasi) itu.

Tapi, sebenarnya saya yang sudah rada waswas mengenai keputusan ini. Saya sempat menelepon Koh Didi tiga hari sebelum keputusan ini keluar.

Saya mengabari, karena PBSI itu minta medical report. Jadi medical report itu maksudnya saya sudah sampai sejauh mana, terus kondisinya sudah gimana, berapa persen segala macam. Saya sudah penuhin semua itu. Jadi saya MRI. Terus, saya ada tes fisioterapi, kekuatan, segala macam.

Dan, hasilnya membaik gitu maksudnya. Hasilnya membaik, semuanya on the track gitu. Jadi kayak, ya ini tinggal sedikit lagi. Pokoknya sudah on the track, tinggal sedikit lagi, udah bisa berkompetisi lagi gitu maksudnya. 

Saya telepon Ko Didi. Saya bilang, "saya sudah kasih medical report ko ke PBSI segala macam. Dan hasilnya gini-gini, membaik semuanya. Tapi gini ko, saya ada request, gimana kalau tahun depan saya turun ke pratama." Saya bilang gitu. 

"Dengan kerendahan hati saya ko. Saya request turun ke pratama aja. Karena saya merasa di utama merasa gak layak dengan kondisi saya seperti ini. Saya takut gak bisa ngikutin teman-teman yang lain kan. Apalagi dengan pelatih yang baru. Mereka gak tahu kondisi saya seperti apa." 

Kan yang tahu kondisi saya sebenarnya kan pelatih lama saya kan. Kayak Bang Aboy (Irwansyah), Ko Harry (Hartono). Masalahnya dua orang itu udah gak ada di situ. Dua-duanya gak ada di situ. Siapa yang ngertiin saya, siapa yang ngebela saya. Istilahnya kayak gitu. 

"Saya request ko turun ke pratama aja. Karena saya merasa gak layak untuk kondisi seperti ini. Saya ada di skuad utama. Dari segi turnamen pun ranking saya udah jauh ko. Otomatis saya harus ngikutin schedule yang pratama. Jadi yang level-level kecil kan. Jadi atas baiknya menurut saya, saya turun di pratama. Saya mulai kerja keras lagi dari bawah. Sampai ada momen waktunya saya memang pantas buat di utama lagi." Saya sampai bilang gitu. 

Kemudian, dijawab "Nanti dulu ya, ini bukan soal utama atau pratama. kita lagi mengadakan meeting soal kamu nih. Mau dipertahankan atau enggak." Dari situ, saya langsung kaget. Saya gak bisa ngomong apa-apa lagi. Dan, baru dapat kabarnya ya saat pagi. 

Kabar yang beredar, waktu Christian cedera (2023), tim dokter PBSI bilang gak perlu operasi. Juli (2024) kamu akhirnya operasi. Itu katanya permintaan mandiri kamu? Bukan dari dokter PBSI. Apakah benar?

Tunggal putra Indonesia, Christian Adinata cedera di semifinal Malaysia Masters 2023 (https://pbsi.id/)

Memang permintaan mandiri. Saya sampai ketemu delapan dokter di luar. Saya sampai konsultasi ke dokter Jepang, kontak tim nasionalnya. Dokternya siapa, saya hubungi dia. Terus minta saran segala macem.

"Ini memang harus ada operasi, kalau mau normal lagi."

Saya sampai ke Malaysia, kontak teman badminton yang ada di sana. Dia kasih rekomendasi dokter yang bagus. Saya sampai ke Malaysia PP, berangkat sendiri buat periksa saking ingin tahunya. Saya periksa dan segala macam.

"Ini memang harus ada operasi. Kalau memang mau normal." Sampai dibilang gitu.

Itu dokter Jepang dan Malaysia sudah bilang operasi. Saya ke enam dokter di Indonesia, semua bilang harus operasi. Jadi ini ada delapan dokter sudah bilang operasi semua.

Sedangkan, saya mempercayai satu dokter yang bilang dari setelah Malaysia itu, 2023 bulan Mei katanya gak perlu operasi. Tapi, ternyata sampai satu tahun saya gak ada perubahan sama sekali, tetap sakit.

Kayaknya saya emang harus operasi deh. Walaupun gambling dalam arti. Operasi pun mungkin gak bakal sempurna banget lagi. Karena mungkin selama setahun itu sudah dipaksa segala macam. ,Mungkin akhirnya ada yang lebih parah, gak ada yang tahu.

Ya sudah, karena sudah capek sama rasa sakitnya. Saya menahan setiap hari, ya sudah lah operasi saja. Kita kan belum mencoba opsi operasi, jadi apa salahnya kalau dicoba. Ya sudah akhirnya coba untuk operasi.

Tapi sebelum operasi udah bikin perjanjian kalau mereka bakal nunggu saya sampe sembuh. Kan di media. (Di unggahan) badminton.ina ada. Mereka menulis "PBSI berkomitmen untuk mengawal dan memantau kondisi CA sampai sembuh". Jadi, kan sudah ada tertulis kan, sampai saya screenshot.

Kalau opsi dari tim medis PBSI setelah cedera itu apa?

Terapi saja dan minum suplemen segala macam. Sudah, gak ada tindakan apapun. Cuma kan saya yang merasakan.

Sempat disebut sudah tidak ada apa-apa, jadi kembali mulai latihan normal. Tapi pas dipaksa coba itu jadi sakit, banget. Ternyata masih gak bisa.

Dukungan dari Ginting dan Jonatan seperti apa?

Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie di final All England 2024 (dok. PP PBSI)

Ko Jo dan A Ginting pun juga kaget maksudnya. Saya gak ada namanya karena, ya itu mereka melihat perjuangan tiap hari. Saya bukan yang asal-asalan, bukan yang malas segala macam. Saya memang berusaha buat sembuh lagi, mereka semua melihat, makanya itu kan bersimpati banget.

Itu kan balik lagi kan karena, satu memang bukan kesalahan saya, memang sudah miskomunikasi dari tim medis. Kalau saya harus dikeluarkan dengan, kondisi seperti ini ya maksudnya, kurang etis sih.

Kalau dari ko Didi tadi pertimbangannya soal cedera saya. Kecuali, saya dikeluarkan karena indisipliner atau apa. Saya gak pernah buat masalah apapun selama di Cipayung. Berarti ini kan murni karena kondisi cedera saya. Berarti mereka saja yang sudah tidak sabar menunggu saya.

Tawaran dari luar itu tadi maksudnya gimana?

Tunggal putra Denmark, Viktor Axelsen (https://bwfworldtour.bwfbadminton.com)

Tawaran dari luar ya kayak sponsor. Bukan sponsor aparel ya, lebih ke tawaran buat ke luar negeri segala macam. Di saat saya hancur dan sedih, ada idola saya, Viktor Axelsen, yang menghubungi via DM untuk menawarkan berlatih bersama di Dubai.

Saya sampai merinding, gak menyangka juga dia bilang prihatin atas apa yang terjadi. Penawaran dari Viktor itu tawaran yang menarik dan mungkin bisa saya pertimbangkan setelah pulih 100 persen.

Membuka pikiran saya, di luar juga masih ada jalannya. Tadi, dari Malaysia juga ada yang menawarkan. Cuma intinya masih menjadi informasi yang saya kumpulkan dulu. Dilihat dan dipertimbangkan dulu mana yang terbaik.

Habis ini kembali ke klub?

Christian Adinata menembus semifinal Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)

Dengan adanya keputusan yang tadi ya, maksudnya, jujur maksudnya nggak bikin saya down atau gimana, malah bikin saya kayak gemas nih, kayak pengen buktikan lah segala macam. 

Jadi, malah lebih semangat lagi gitu dalam proses penyembuhan, terus proses comeback nanti seperti apa. Jadi lebih semangat lagi lah intinya gitu.

Cuma ya rencananya sekarang fokus di penyembuhan dulu, jadi fokus di fisioterapi sampai benar-benar 10 persen baru nanti ikut berkompetisi.

Tapi, nanti mulai Januari nanti kan udah mulai latihan di Tangkas tuh, jadi diselang-seling saja sih kayak misalnya hari ini latihan Tangksa, besok fisioterapi segala macam, kayak gitu-gitulah. Jadi intinya balik ke klub lah.

Pelatih nanti juga dari klub?

Christian Adinata (pbsi.id)

Pelatih yang ada di klub saja yang megang dari kecil dulu. Jadi, ya masih aman sih kalau buat latihan. Pelatih segala macam, masih ada yang peduli. Masih ada teman latihan. Jadi, gak terlalu khawatir lah kalau soal itu.

Cuma, yang perlu lebih dipikirkan ya masalah sponsor, terus gaji juga, biaya medis kan gak murah. Itu yang saya sayangkan tuh. Kalau misalnya saya masih di PBSI hal-hal yang seperti itu masih bisa direimburse. Jadi, saya nggak perlu mikirin masalah uang lah, tinggal fokus ke pemulihan saja.

Kalau sekarang kan pikirannya lebih terbagi nih, jadi kayak gimana ya segala macem. Itu yang PR-nya sih di situ sih maksudnya.

Fisio yang selama ini kamu jalani itu dari PBSI atau pribadi?

IItu diganti sih sama PBSI. Kalau untuk biaya itu, karena sudah perjanjian dari sebelumnya maksudnya. Kalau PBSI bakal biayain, maksudnya selangkahnya itu tadi berjanji mau nunggu sampai sembuh, selanjutnya mau biayain pengobatan sama fisioterapi dan lain-lain.

Fokusnya untuk penyembuhan dulu ya?

Iya fokus saya sekarang itu, karena kalau saya nggak pulih, saya mau di luar pun juga bakal susah. Betul, betul.  Jadi emang harus, saya di sini benar-benar 100 persen dulu. Nanti, kalau misalnya baru mau ke luar ya jalani saja begitu.

Ada pesan-pesan gak untuk penggemar dan pelatih?

Christian Adinata bersama pelatih kepala tunggal putra PBSI, Irwansyah di Malaysia Masters 2023 (dok. PP PBSI)

Terima kasih untuk para badminton lovers yang sudah memberikan dukungan dan doa terbaik. Semoga segala yang baik semua kembali ke kalian masing-masing.

Untuk teman-teman yang ada di pelatnas harapannya semoga ke depannya bisa lebih baik lagi dan dijauhkan dari segala yang buruk.

Untuk pelatih saya, bang Aboy (Irwansyah), ko Harry (Harry Hartono), mas Nunung (Nunung Subandoro), om George (George Rimarcdi) semua yang terlibat dalam perjalanan karier, terima kasih juga telah percaya saat berada di titik terendah. Tanpa kalian, saya tidak akan bisa berjalan sejauh ini.

Jadi tetaplah berkarya di mana pun bang Aboy, ko Harry, mas Nunung, dan om George berada. Saya sangat bangga memiliki pelatih seperti kalian semua.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us