GP Las Vegas Telah Berbenah, Kini Jadi Poros Pendapatan Formula 1

Formula 1 GP Las Vegas 2023 dinilai jadi salah satu seri balap paling kontroversial pada tahun lalu. Gelaran tersebut diawali dengan insiden teknis dan jadwal yang kacau hingga memunculkan kritik tajam dari penggemar hingga pembalap. Namun, di tengah berbagai masalah, GP Las Vegas tahun lalu berhasil menyajikan pertarungan seru pada sesi race antara Charles Leclerc dan Sergio Perez.
Bagi F1 dan Liberty Media, GP Las Vegas merupakan proyek ambisius dengan modal lebih dari 1 miliar dolar AS atau setara Rp16 triliun. Investasi sebesar itu tentu bukan tanpa alasan. Dengan infrastruktur megah dan promosi besar-besaran, GP Las Vegas diharapkan mampu menarik perhatian basis penggemar di Amerika Utara dan menjadi return on investment dalam jangka panjang. Tantangan ini menjadi cerita menarik bagi F1 dan Liberty Media dalam melakukan adaptasi, pembelajaran, dan upaya mempertahankan relevansi pada era modern.
1. GP Las Vegas menimbulkan banyak masalah hingga dikritik dari pembalap dan penggemar

Formula 1 GP Las Vegas 2023 dibuka dengan catatan buruk akibat masalah teknis pada sesi latihan pertama. Pembalap Ferrari, Carlos Sainz, mengalami kerusakan berat setelah menabrak pelat drainase yang lepas hingga menimbulkan pertanyaan serius mengenai keamanan lintasan. Insiden ini menyebabkan sesi latihan dihentikan dan sesi berikutnya ditunda hingga dini hari. Penonton yang telah membeli tiket mahal kecewa dengan kejadian tersebut, terutama dengan cara komunikasi dari pihak penyelenggara yang kurang efektif.
Tidak hanya penggemar, para pembalap juga melontarkan kritik tajam terhadap fokus yang terlalu besar pada hiburan ketimbang kompetisi. Max Verstappen menggambarkan GP Las Vegas sebagai "99 persen pertunjukan dan 1 persen acara olahraga." Ia merasa terbebani oleh jadwal promosi yang padat dan menganggap pengemasan acara terlalu banyak menekankan pada kemegahan daripada esensi olahraga itu sendiri.
Kritik lainnya datang dari kebijakan tiket dan akomodasi. Harga tiket yang awalnya sangat tinggi dan hotel yang menaikkan tarif hingga 600 persen menyebabkan animo awal menurun. Pada akhirnya, tiket dijual murah, bahkan satu tribun utama dibongkar karena kursinya tidak terisi.
2. Pihak penyelenggara sukses berbenah dengan keseruan yang disajikan pada sesi balapan

Di balik semua kritik dan problem yang terjadi, penyelenggara GP Las Vegas berhasil membuat beberapa penyesuaian penting yang memungkinkan balapan berjalan sukses. Setelah insiden pelat drainase, seluruh lintasan diperiksa secara menyeluruh untuk memastikan keamanan. Meski sesi latihan bebas ketiga harus dimulai pukul 02:30 dini hari waktu setempat, hal ini dilakukan demi menjaga keselamatan pembalap dan kelancaran acara.
Fokus panitia pada pengalaman balapan membuahkan hasil yang menggembirakan. Dengan suhu malam yang rendah dan tata letak lintasan yang sederhana tetapi unik, GP Las Vegas menghasilkan 82 overtake dan menjadi salah satu yang tertinggi pada musim 2023. Persaingan ketat antara Max Verstappen, Charles Leclerc, dan Sergio Perez memunculkan salah satu balapan terbaik musim lalu. Bahkan, Lewis Hamilton, yang awalnya skeptis, mengakui bahwa balapan tersebut menyenangkan dan setara dengan balapan legendaris seperti GP Baku.
Langkah-langkah logistik lainnya, seperti memajukan jadwal kualifikasi untuk musim berikutnya dan memperbaiki penerangan paddock, menunjukkan keseriusan panitia dalam belajar dari kesalahan. Transformasi ini menjadikan GP Las Vegas bukan hanya hiburan, melainkan juga kompetisi yang berkelas.
3. Pendapatan Formula 1 GP Las Vegas melampaui Super Bowl

Di luar lintasan, GP Las Vegas mencatatkan perputaran ekonomi yang luar biasa. Dengan total pendapatan sebesar 1,5 miliar dolar AS atau sekitar hampir Rp24 triliun, ajang ini menjadi yang paling menguntungkan dalam sejarah Nevada, melampaui Super Bowl yang menghasilkan 1 miliar dolar AS (Rp15,9 triliun). Hotel-hotel, restoran, dan sektor pariwisata lainnya merasakan lonjakan pengunjung yang signifikan hingga menjadikan November 2023 sebagai bulan terbaik kedua dalam sejarah Las Vegas.
Dilansir The Athletic, Steve Hill, Presiden Las Vegas Convention and Visitors Authority (LVCVA), menyatakan bahwa GP Las Vegas memberikan nilai pemasaran hingga tiga kali lipat dari ekspektasi awal. Dengan sorotan global pada kota ini, otoritas lokal menggambarkan balapan tersebut sebagai acara olahraga terbesar yang pernah mereka selenggarakan. Selain itu, daya tarik visual, seperti lintasan di sepanjang Las Vegas Strip dan atraksi spektakuler Sphere memberikan dampak besar terhadap citra kota sebagai pusat hiburan dunia.
Formula 1 juga memberikan dampak jangka panjang bagi Las Vegas, tidak hanya selama minggu balapan, tetapi juga sepanjang tahun. Pada 2023, GP Las Vegas menghasilkan pajak sebesar 77 juta AS dolar (Rp1,2 triliun) bagi wilayah Nevada, melampaui pendapatan pajak Super Bowl LVIII yang hanya 33,6 juta dolar AS (sekitar Rp531 miliar). Dari jumlah tersebut, sepertiga total pajak dari GP Las Vegas dialokasikan langsung untuk sektor pendidikan. Selain itu, fasilitas Grand Prix Plaza yang luasnya hampir 28.000 meter persegi kini dimanfaatkan sepanjang tahun untuk berbagai acara, mulai dari konferensi hingga kegiatan komunitas.
Formula 1 GP Las Vegas 2023 menjadi pembelajaran dalam mencapai keberhasilan di tengah kekacauan dengan pembenahan yang tepat dan fokus kepada esensi olahraga. Dengan perpaduan antara inovasi, pembelajaran, dan dampak ekonomi yang besar, balapan ini berpotensi menjadi salah satu pilar utama Formula 1 pada masa mendatang. Kini, tantangan berikutnya adalah mempertahankan momentum tanpa mengorbankan kualitas.