Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Kisah Ubed Ngegas dan Jago Akibat Terima Ancaman

Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)
Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)
Intinya sih...
  • Ubed awalnya tidak menonjol, namun meningkat pesat di level remaja
  • Pelatih memberikan ancaman untuk pindah ke sektor ganda, memacu kemampuan Ubed
  • Ubed terbiasa lawan pemain di level atasnya, sudah bermain di turnamen level senior
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Kudus, IDN Times - Perjalanan karier Mohammad Zaki Ubaidillah demi menjadi salah satu bibit di tunggal putra ternyata cukup menarik untuk diikuti. Ubed (sapaan akrabnya) ternyata pernah mendapatkan ancaman saat menempa diri di klubnya, PB Djarum.

Tapi, dari ancaman itu, Ubed justru meningkat performanya. Bahkan, dia bisa menembus Pelatnas PBSI Cipayung, menjadi nomor satu di level junior dalam skala internasional, dan diprediksi menjadi salah satu andalan di masa depan. Lantas bagaimana ancaman itu muncul?

1. Tak menonjol sejak awal

Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)
Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)

Menurut Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation yang juga Ketua PB Djarum, Yoppy Rosimin, Ubed bukan atlet yang menonjol sejak awal bergabung dengan PB Djarum. Namun, ada momentum yang membuat prestasi Ubed tiba-tiba meroket sejak atlet asal Madura itu ada di level remaja. Menurut Yoppy, pelatih Imam Tohari ternyata memberikan tantangan bernada ancaman kepada Ubed yang berujung pada peningkatan performanya.

"Dulunya tidak menonjol. Dulu kan biasa, tapi tiba-tiba cepat sekali. Saya tanya ke pelatihnya, diapakan? Kok ada progres tiba-tiba naik. Jadi, waktu itu pelatih Imam Tohari melihat, anak ini harus dibikin sesuatu," kata Yoppy ditemui di GOR Djarum Jati, Kudus pada Rabu (10/9/2025).

2. Diancam pindah ke sektor ganda

Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)
Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)

Yoppy bercerita, kala itu Imam harus putar otak, tantangan apa yang harus diberikan ke Ubed agar memantiknya tampil lebih baik. Imam pun kala itu mencari tahu apa yang Ubed paling takuti. Ternyata, ke sektor ganda menjadi jawabannya.

“Dia paling takut apa? Dia paling takut kalau disuruh main ganda. Padahal kualitasnya antara ganda sama tunggal hampir sama. Suatu saat pelatihnya seakan-akan sudah menyerah. 'Sudah, kamu tidak cocok di tunggal, kamu lebih baik ke ganda.' Wah, dia tidak terima. 'Jangan, Coach, jangan. Saya dikasih kesempatan lagi.' Dengan dibikin (tantangan) seperti ini, memacu mental (dan kemampuannya)," ujar Yoppy.

"Dugaan Coach Imam seperti itu. Ini kelihatannya kalau saya beginikan, dia keluar nyali macannya, benar lho. Akhirnya cepat banget," lanjutnya.

3. Terbiasa lawan pemain yang berada di level atasnya

Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)
Debut tunggal putra muda Indonesia, Moh. Zaki Ubaidillah di Piala Sudirman 2025 dalam fase Grup D (dok. PP PBSI)

Sejak saat itu, Ubed bertransformasi. Saat bersaing di level pratama pun, Ubed menunjukkan kemampuan lebih dari rata-rata pemain di usianya. Alhasil, Ubed kerap bermain di level yang lebih tinggi dari kelompok usianya.

"Dia umur 17 sudah tidak ada lawan di kelompoknya, harus naik kan? Kami selalu punya prinsip itu. Apa yang kami tunggu lagi? Lawan tidak ada, jadi naik dong, ke (kelompok umur) 19, dan terus. Merangsek terus," kata Yoppy.

Saat ini, Ubed masih terbilang pemain junior dari segi umur. Namun, Pelatnas PBSI sudah membawanya ke turnamen level senior, termasuk dengan debut di Super 500 Hong Kong Open 2025. Menurut Yoppy, itu bukan hal baru untuk Ubed.

"Bukan, dia kan waktu itu juara Super 100 di Riau sampai merasa di luar ekspektasi, sampai nangis-nangis. Itu sekali, dia adaptasi terus," kata Yoppy.

Ubed kalah dalam debut Super 500-nya di Hong Kong Open. Ubed tumbang saat menjalani laga kualifikasi dari Jason Gunawan dengan skor 15-21, 13-21.

"Tidak apa-apa. Ketemu batunya lah ibaratnya. Tersandung-sandung tidak apa-apa. Itu adalah bagian dari proses," kata Yoppy.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Satria Permana
EditorSatria Permana
Follow Us

Latest in Sport

See More

5 Eks Premier League di LOSC Lille 2025/2026, Salah Satunya Giroud!

11 Sep 2025, 17:56 WIBSport