Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

3 Faktor Kebangkitan Raphinha Bersama Barcelona

Raphinha (fcbarcelona.com)
Intinya sih...
  • Raphinha bangkit bersama Barcelona di bawah Hansi Flick
  • Performa awal musim 2024/2025: 10 gol dan 9 assist dari 14 laga
  • Hansi Flick memberikan kepercayaan dan fleksibilitas permainan yang membuat Raphinha krusial bagi Barcelona

Raphinha menunjukkan sinarnya bersama Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick. Pemain asal Brasil ini bak bangkit dan menemukan kembali sentuhan terbaiknya. Sejak datang pada 2022 lalu, ia mengalami masa sulit dengan performa yang naik turun. Namun, pada awal musim 2024/2025, ia sudah berkontribusi 10 gol dan 9 assist hanya dari 14 laga di berbagai ajang. 

Kini, Raphinha menjadi salah satu sosok kunci kompetitifnya Barcelona bersama Hansi Flick. Angka-angka yang ditunjukkan pada awal musim ini memperlihatkan betapa krusialnya sang pemain di lini serangan Barcelona. Lantas, apa yang membuat dirinya bangkit sehingga bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya?

1. Kepercayaan petinggi klub mempertahankan Raphinha membuatnya bangkit

Raphinha (instagram.com/raphinha)

Raphinha mengalami kesulitan dalam mengeluarkan performa terbaiknya pada 2 musim awalnya di Camp Nou. Adaptasi yang berjalan lambat ini sempat diungkapkannya ketika baru bergabung dengan Barcelona. Ini membuat dirinya tak bisa menunjukkan kualitasnya. 

Dalam 6 bulan pertamanya, Raphinha hanya membuat 2 gol dan 4 assist dari 19 laga. Kontribusi tersebut memang mengecewakan mengingat dirinya dibeli seharga 58 juta euro atau Rp951 miliar. Pada akhirnya, ia menutup musim 2022/2023 dengan 10 gol dan 12 assist dari 50 laga. 

Musim keduanya pada 2023/2024, Raphinha tidak lebih baik. Secara angka, memang terjadi peningkatan dengan membuat 10 gol dan 13 assist. Namun, ia sempat absen beberapa waktu sebab masalah ototnya yang kambuhan. Ia hanya tampil 37 kali pada musim tersebut.

Performa yang tak memuaskan itu membuatnya diragukan banyak pihak. Tak cuma para suporter, tetapi beberapa petinggi ingin menjualnya pada musim panas 2024 lalu. Terlebih lagi, saat itu Barcelona sempat dikabarkan mengincar Nico Williams yang sukses membawa Timnas Spanyol menjuarai Euro 2024. Namun, hal ini urung terwujud ketika Hansi Flick dipilih sebagai pelatih baru. Raphinha diberikan kesempatan untuk membuktikan kualitasnya di Camp Nou.

2. Hansi Flick datang sebagai juru selamat Raphinha

Hansi Flick memberikan instruksi kepada Raphinha (uefa.com)

Kedatangan Hansi Flick membuat Raphinha dipertahankan. Pelatih berusia 59 tahun ini bak juru selamat baginya. Bahkan, Flick dan para pemain lain setuju memberikan kepercayaan sebagai salah satu dari lima kapten pilihan Barcelona mulai musim 2024/2025. Ini meningkatkan rasa percaya dirinya sebab mendapatkan dukungan penuh setelah musim-musim awal yang sulit.

Padahal, Raphinha sempat merasa putus asa ketika Barcelona dikabarkan ingin mendatangkan Nico Williams. Pada musim panas 2024 lalu, ia santer bakal dilego dan sang kampiun Euro 2024 itu diplot sebagai pengganti. Hal ini membuatnya merasa frustrasi dan tak dihargai. Namun, ia mampu menyikapi hal tersebut dengan positif. Ia merasa bahwa sepak bola tanpa tekanan tidak akan membuatnya berkembang lebih baik hingga ke tahap ini. 

3. Raphinha bermain lebih leluasa dan fleksibel di lini serangan

Trio lini serang Barcelona, Raphinha, Robert Lewandowski, dan Lamine Yamal. (x.com/FCBarcelona)

Jika berbicara faktor permainan, Hansi Flick bisa dibilang membiarkan Raphinha menjadi sosok yang fleksibel di lini serangan. Di atas kertas, ia memang dipasang di sisi kiri penyerangan. Namun, ia sejatinya bergerak leluasa di final third area. Ia bahkan lebih sering memainkan peran sebagai second striker atau gelandang serang di lapangan. Ini yang membuat jumlah golnya tak hanya banyak, tetapi juga umpan kuncinya berbuah assist yang tinggi.

Berkaca pada posisinya ketika memperkuat Leeds United, Raphinha kerap dipasang sebagai winger kanan. Pola bermainnya cenderung seperti pemain sayap kebanyakan, yakni menusuk pertahanan lawan dengan dribble-nya. Namun, perannya kini digeser ke sisi kiri sebab di pos kanan ada Lamine Yamal yang bersinar. Perannya kini disesuaikan dengan Flick yang mengusung permainan intensitas tinggi dan pressing ke pertahanan lawan.

Dengan pola permainan seperti ini, peran Raphinha sangat krusial untuk membuka ruang bagi rekan-rekannya. Tak hanya kertelibatan golnya yang tinggi, pergerakan tanpa bolanya juga menjadi pengecoh lawan. Selain itu, ia juga pandai dalam penempatan posisi. Jika melihat rekannya dari 14 laga, Robert Lewandowski sebagai ujung tombak sudah mengoleksi 17 gol dan 2 assist, Sementara, Lamine Yamal juga impresif dengan 6 gol dan 7 assist. Tajamnya lini serang ini tidak terlepas dari fleksibilitas Raphinha dan perannya sebagai presser.

Tak dapat dimungkiri, Raphinha merupakan sosok krusial permainan Barcelona di bawah asuhan Hansi Flick. Kehadiran sang pelatih membuatnya seperti terlahir kembali bersama raksasa Spanyol ini. Performanya diharapkan dipertahankan bahkan ditingkatkan untuk membawa tim tetap bersaing di berbagai ajang. Mampukah Raphinha menjaga konsistensinya dan membawa Barcelona meraih gelar juara pada 2024/2025? Menarik dinantikan. 

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Khasan Rochmad
EditorKhasan Rochmad
Follow Us