Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Alasan Mattia Perin Bersedia Perpanjang Kontrak Bersama Juventus

Mattia Perin (kanan) (juventus.com)
Intinya sih...
  • Mattia Perin gagal mencetak cleansheet saat Juventus kalah 0-1 dari Stuttgart dalam Liga Champions Eropa.
  • Perin tercatat sebagai salah satu kiper terbaik Serie A Italia pada musim 2017/2018 dengan jumlah penyelamatan dan cleansheet yang impresif.
  • Perin bertahan di Juventus meski mengalami penurunan karier dan cedera, percaya diri untuk bersaing menjadi kiper utama di bawah asuhan pelatih baru.

Mattia Perin berada di bawah gawang Juventus ketika mereka menelan kekalahan perdana pada 2024/2025, Rabu (23/10) dini hari WIB. Si Nyonya Tua takluk dari Stuttgart dengan skor 0-1 dalam matchday ketiga Liga Champions Eropa. Perin gagal mencatatkan cleansheet setelah El Bilal Toure mencetak gol pada menit 90+2.

Meski begitu, tidak semuanya terasa pahit bagi kiper berusia 31 tahun itu. Pasalnya, sehari berselang, pihak klub justru mengumumkan bahwa mereka telah memperpanjang kontraknya hingga 2027. Namun, keputusan ini bisa dibilang sebagai sebuah kabar yang mengejutkan. Mengapa demikian? Apa pula alasan Perin memilih untuk bertahan di Turin?

1. Karier gemilang Mattia Perin bersama Genoa

Mattia Perin saat masih berseragam Genoa. (twitter.com/mattiaperin)

Demi memberi konteks, perlu rasanya dijelaskan terlebih dahulu mengenai keistimewaan seorang Mattia Perin. Pada 2017/2018, semusim sebelum dirinya bergabung dengan Juventus, Perin memang tercatat sebagai salah satu kiper terbaik di Serie A Italia. Saat itu, ia yang membela Genoa, berada di posisi keempat sebagai kiper dengan jumlah penyelamatan terbanyak (127) dan posisi keenam untuk urusan cleansheet (12, sama seperti kiper AC Milan kala itu, Gianluigi Donnarumma).

Kemudian, sepanjang musim, Perin yang bermain sebanyak 37 kali hanya kebobolan 42 gol. Catatan tersebut membantu Genoa menjadi tim terbaik keenam (setara dengan AC Milan) dalam urusan jumlah kebobolan. Padahal, di klasemen aktual, mereka berakhir di posisi ke-12.

Bahkan, peringkat Genoa dalam urusan kebobolan akan turun satu posisi jika tidak hanya menghitung kontribusi dari Perin seorang. Sebabnya, terdapat satu gol tambahan yang masuk ke gawang mereka. Itu tercipta ketika Perin tidak bermain, yaitu pada pekan ke-37 melawan Benevento. Saat itu, gawang Genoa dijaga oleh Eugenio Lamanna.

2. Mattia Perin cuma jadi cadangan di Juventus

Mattia Perin saat melakukan tes medis bersama Juventus pada 2018. (twitter.com/juventusfc)

Serangkaian catatan di atas membuat Juventus tak ragu untuk merekrutnya meski harus mengeluarkan uang mencapai Rp283 miliar. Tim asal Kota Turin ini bahkan menaruh ekspektasi yang besar kepadanya. Juventus yakin Perin bakal jadi pengganti yang tepat untuk sang legenda, Gianluigi Buffon. Seperti diketahui, pada saat yang sama, Buffon pindah secara gratis ke Paris Saint-Germain.

Sayangnya, bagi Perin, kepindahan ini justru menjadi awal dari penurunan kariernya. Pada musim debutnya di Allianz Arena, ia hanya bermain sembilan kali. Kiper setinggi 1,88 meter ini kalah bersaing dari Wojciech Szczesny yang didatangkan dari Arsenal pada 2017.

Jika melihat secara rinci, Perin sebetulnya tetap tampil mengesankan. Dari jumlah kesempatan yang disebutkan di atas, ia bisa mencatatkan 5 cleansheet dan hanya kebobolan 8 gol. Kemudian, dari segi hasil akhir, ia membantu Juventus meraih 7 kemenangan, 1 seri, dan hanya menelan 1 kekalahan. Meski tidak signifikan, ia tetap berperan dalam kesuksesan Juventus merebut Scudetto pada musim tersebut.

Alih-alih akibat penampilan, hilangnya kepercayaan Juventus kepada Perin lebih disebabkan oleh cedera yang dideritanya. Menjelang musim usai, pemain didikan akademi Genoa ini memang mendapatkan masalah di bagian bahu. Kondisi tersebut sampai membuat Perin harus tetap absen hingga musim berikutnya.

Situasi ini pun memaksa Juventus kembali terjun ke pasar pemain. Ironisnya, mereka justru menggantikannya dengan Buffon yang habis kontrak di PSG. Tidak berhenti di situ, Perin semakin tidak dilirik karena Juventus yang memilih meminjamkannya ke Genoa pada bursa transfer Januari 2020. Ia bertahan di mantan klubnya tersebut selama satu setengah musim atau sampai akhir 2020/2021.

Ketika kembali pada awal musim berikutnya, peluang Perin untuk merebut posisi nomor satu Juventus dari Szczesny sudah benar-benar hilang. Hingga akhir 2023/2024 yang menjadi musim terakhir Szczesny, Perin hanya mendapat 38 kesempatan. Artinya, secara-rata, ia tampil 12 kali saja per musimnya.

3. Era baru Juventus bersama Thiago Motta kembalikan optimisme Mattia Perin

Mattia Perin saat menahan tendangan penalti dalam laga melawan Stuttgart. (juventus.com)

Oleh karenanya, dengan sederet pengalaman di atas, keputusan Perin untuk bertahan di Juventus cukup mengherankan. Sebagian pihak menduga pilihan ini diambil karena Perin yang sudah puas dengan status kiper cadangan. Anggapan tersebut dibantah keras oleh pemakai nomor punggung satu Juventus itu.

Di bawah asuhan pelatih baru, Thiago Motta, Perin yakin bahwa kesempatannya untuk bisa jadi kiper utama hadir kembali. Ia tidak takut untuk bersaing meski klub mendatangkan kiper anyar pada awal musim ini, yaitu Michele Di Gregorio, dari AC Monza.

"Saya tidak merasa sebagai kiper nomor dua, tetapi rekan kiper. Pelatih dan klub yang membuat saya merasa seperti itu. Tergantung kepada kami untuk membuktikan, lewat usaha, bahwa kami semua memungkinkan menjadi pemain utama. Di sisi lain, jika Anda banyak bermain, memang tepat bahwa semua pemain harus selalu tersedia kapan pun. Di antara para kiper, kami selalu saling mendorong setiap harinya demi bisa membaik. Secara personal, saya merasa hebat. Saya mencoba menghadirkan pengalaman dan tentunya gairah untuk segala hal yang saya lakukan," kata Perin mengutip situs resmi Juventus.

Pernyataan Perin setidaknya memang terbukti dari penampilannya sepanjang musim ini. Tercatat, ia sudah mendapat empat kesempatan dari total sebelas pertandingan yang dilakoni oleh Juventus. Menariknya, kekalahan dari Stuttgart justru menjadi penampilan terbaiknya.

Dalam laga tersebut, ia sukses menggagalkan tendangan penalti Enzo Millot pada menit 86. Kemudian, Perin mampu membuat sembilan penyelamatan. Jumlah tersebut membuatnya menyamai rekor milik Christian Abbiati sebagai kiper Juventus dengan penyelamatan terbanyak dalam satu pertandingan Liga Champions Eropa (19 Oktober 2005 versus Bayern Munich).

Pada, Senin (28/10/2024) dini hari WIB, Juventus akan menjalani partai besar karena harus menghadapi Inter Milan di lanjutan Serie A Italia 2024/2025. Akankah Motta memainkan Perin setelah penampilan impresifnya saat melawan Stuttgart? Atau pelatih berusia 42 tahun itu kembali memasang Di Gregorio? Jika ternyata Perin yang bermain, ini bisa menjadi salah satu indikasi kuat bahwa dirinya berada di jalur tepat dalam menggapai mimpinya menjadi kiper utama La Vecchia Signora.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Gifar Ramzani
EditorGifar Ramzani
Follow Us