Apakah Nico Gonzalez Sukses Menggantikan Peran Rodri pada 2024/2025?

Manchester City mengakhiri English Premier League (EPL) 2024/2025 di peringkat ke-3 klasemen. Hasil itu diraih berkat kemenangan 2-0 atas Fulham pada Minggu (25/5/2025) kemarin. Meski gagal meraih satu pun gelar juara musim ini, setidaknya The Cityzens berhasil meraih tiket Liga Champions Eropa musim depan, mengingat performa mereka yang sempat menurun drastis usai cederanya Rodri.
Di tengah keterpurukan tersebut, Pep Guardiola mendatangkan Nico Gonzalez dari FC Porto pada bursa transfer Januari 2025. Keputusan itu bukan tanpa tekanan. Pemain asal Spanyol ini datang dengan ekspektasi besar, yaitu menjadi poros permainan baru untuk tim yang kehilangan gelandang paling berpengaruhnya. Lantas, apakah ia berhasil mengemban tugas sebagai suksesor Rodri?
1. Nico Gonzalez langsung memberikan dampak signifikan dalam fase bertahan Manchester City
Nico Gonzalez langsung mencuri perhatian sejak kedatangannya pada bursa musim dingin 2025. Ketika Manchester City kehilangan Rodri akibat cedera anterior cruciate ligament (ACL), Nico hadir sebagai solusi darurat di lini tengah. Dalam laga debutnya melawan Newcastle United pada Februari 2025, ia menunjukkan performa meyakinkan yang membuat Pep Guardiola secara spontan menjulukinya ‘Mini Rodri’ karena kemampuannya membaca permainan dan tempo pertandingan.
Dampak kehadirannya pun langsung tercermin data pertahanan tim. Dalam tiga pertandingan pertamanya melawan Newcastle, Liverpool, dan Tottenham Hotspur, Manchester City hanya kebobolan 2 gol dan mencatatkan 2 clean sheet. Menurut statistik The Athletic, ini didukung dengan penurunan signifikan terhadap ancaman yang dihadapi tim per 90 menit. Transisi lawan yang mencapai sepertiga akhir lapangan turun dari 10,8 menjadi 5.7, sementara expected goals against (xGA) menyusut dari 1,44 menjadi hanya 0,84.
Kontribusi Nico tidak hanya tercermin lewat angka. Secara visual, ia tampil sebagai gelandang yang disiplin secara posisi, cepat membaca bahaya, dan tanggap terhadap situasi transisi negatif. Dalam laga kontra Newcastle, misalnya, ia membaca pergerakan Tino Livramento dengan cepat dan memotong potensi serangan balik dengan duel bersih di tengah lapangan, jenis situasi yang sebelumnya kerap menjadi titik lemah The Cityzens.
2. Meski punya catatan impresif, Nico Gonzalez masih perlu beradaptasi dalam fase menyerang
Meski ditugaskan menggantikan Rodri, Nico Gonzalez justru menghadirkan dimensi berbeda dalam permainan Manchester City. Latar belakangnya di La Masia serta pengalaman bersama FC Barcelona dan FC Porto membentuknya sebagai gelandang serbabisa. Ia mampu menjalankan peran bertahan sekaligus aktif mendukung serangan dari lini tengah.
Di Porto, pemain berusia 23 tahun ini menorehkan 7 gol dan 5 assist sebelum hengkang ke Inggris. Kembali dikutip The Athletic, ia memimpin dalam jumlah perebutan bola (73), tekel (34), dan memenangkan duel udara (68), menjadikannya salah satu gelandang paling aktif dan agresif di Liga Primeira Portugal pada paruh awal 2024/2025. Selain menggambarkan kemampuannya bertahan, catatan ini juga menunjukkan naluri menyerangnya yang tajam.
Setelah mengenakan seragam Manchester City, Nico menampilkan tingkat akurasi umpan yang luar biasa. Dengan akurasi umpan sebesar 95,6 persen, ia menorehkan rasio tertinggi di antara gelandang tengah tim musim ini, melampaui Rodri (93,44 persen), Mateo Kovacic (93,29 persen), dan Ilkay Guendogan (92,75 persen). Lebih lanjut, ia mencatatkan 6,39 umpan progresif dan 6,67 umpan di sepertiga akhir lapangan per 90 menit, masing-masing berada di persentil 88 persen dan 96 persen untuk kategori tersebut.
Meski begitu, adaptasi Nico tidak sepenuhnya mulus. Guardiola sempat mencobanya bermain dalam posisi yang lebih ofensif bersama Mateo Kovacic. Namun, dalam beberapa laga, seperti saat melawan Tottenham pada Februari 2025, ia tampak masih kurang disiplin menjaga area hingga harus ditarik keluar lebih awal. Hal ini menunjukkan, walaupun potensinya besar, proses penyesuaian taktis tetap diperlukan agar ia bisa bermain konsisten di Premier League.
3. Bukan menjadi pesaing, Nico Gonzalez bakal menjadi tandem Rodri dalam skema double pivot
Kehadiran Nico Gonzalez bukan hanya untuk mengisi kekosongan temporer. Pep Guardiola dan staf pelatih tampaknya melihatnya sebagai aset jangka panjang yang berpotensi menjadi tandem ideal bagi Rodri di lini tengah. Dalam sistem double pivot atau formasi 3-2-5 khas Guardiola, keberadaan dua gelandang yang kuat secara fisik dan teknikal membuka peluang bagi Manchester City untuk mendominasi penguasaan bola secara lebih stabil dan bervariasi.
Gaya bermain dan postur tubuh Nico kerap dibandingkan dengan versi muda Sergio Busquets. Ia piawai mengatasi tekanan lawan melalui gerak tipu badan dan penguasaan ruang sempit, sekaligus mampu membawa bola keluar dari situasi sulit. Guardiola menilai Nico sangat berpengaruh dalam duel 50:50 karena keberhasilannya dalam situasi itu sering menjadi titik awal serangan tim.
Dengan usia yang masih muda dan pengalaman bermain di berbagai kompetisi seperti LaLiga Spanyol dan Liga Primeira Portugal, Nico punya fondasi yang sangat kokoh untuk menjadi poros permainan masa depan Manchester City. Kehadiran Rodri pada musim depan bukan ancaman, melainkan peluang bagi sang pelatih untuk menciptakan lini tengah yang lebih menakutkan. Kemampuan keduanya dalam mengatur ritme dan menutup ruang dapat membuka peluang untuk mengendalikan permainan dari tengah ke sepertiga akhir.
Nico Gonzalez memang belum sepenuhnya menyamai status Rodri sebagai pemenang Ballon d'Or. Namun dalam waktu singkat, ia telah membuktikan dirinya pantas menjadi bagian dari rencana jangka panjang Manchester City.