Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Konsolidasi Materazzi ke Zidane Usai Tandukan Piala Dunia 2006

Zinedine Zidane (laliga.com)
Intinya sih...
  • Materazzi akhirnya membuka diri dengan Zinedine Zidane setelah hampir 20 tahun insiden tandukan di Piala Dunia 2006
  • Materazzi ingin berbicara dengan Zidane tanpa mencari permintaan maaf, meski keduanya tidak memiliki hubungan dekat sejak insiden tersebut
  • Menurut Materazzi, Zidane merupakan talenta langka di sepak bola dan diakui sebagai juru taktik jenius dalam level kepelatihan

Jakarta, IDN Times - Eks bek Italia dan Inter Milan, Marco Materazzi, akhirnya membuka diri dengan legenda Prancis, Zinedine Zidane. Setelah nyaris 20 tahun insiden tandukan di Piala Dunia 2006, Materazzi akhirnya mau menjalin kembali hubungan dengan Zidane.

The Matrix (julukannya) mengaku mau berbicara dengan Zidane. Tapi, dia tak ingin mencari permintaan maaf lagi dengan Zidane, hanya ingin berbincang.

"Saya tidak lagi mencari permintaan maaf, tapi dengan senang hati akan berbicara dengannya sekarang setelah bertahun-tahun. Tidak akan ada masalah," kata Materazzi dikutip Lucky Block.

1. Memang gak dekat dengan Zidane

Para pemain Italia merayakan gol Marco Materazzi ke gawang Prancis pada final Piala Dunia 2006. (fifa.com)

Memang, Materazzi tak begitu akrab dengan Zidane. Meski Zidane juga sempat bermain di Italia bersama Juventus, Materazzi mengaku hanya sebatas mengetahuinya sebagai pemain. Hingga sekarang, Materazzi juga menyatakan belum ada kontak lagi dengan Zidane, pasca insiden di 2006 itu.

"Saya belum berbicara dengan Zidane sejak hari itu. Saya belum pernah berbicara dengan dia sebelum dan setelahnya. Kami tidak memiliki hubungan dekat," kata Materazzi.

2. Pengakuan Materazzi buat Zidane

Zinedine Zidane (laliga.com)

Secara kualitas, Materazzi merasa Zidane merupakan salah satu talenta langka di sepak bola dunia. Sederet trofi yang diraih di level klub dan Timnas, termasuk Piala Dunia, menjadi bukti jika Zidane merupakan pemain papan atas.

Dalam level kepelatihan, Zidane juga diakui Materazzi sebagai juru taktik jenius. Sebanyak tiga trofi Liga Champions, menurut Materazzi, menjadi bukti jika Zidane bukan pelatih sembarangan.

"Dia adalah legenda sepak bola dan saya selalu menghormatinya sebagai pemain. Selain itu, sebagai pelatih, dia juga meraih tiga trofi Liga Champions beruntun bersama Real Madrid," kata Materazzi.

3. Mengenang insiden tandukan 2006

potret Zinedine Zidane (tengah) (youtube.com/@fifa)

Final Piala Dunia 2006 menjadi akhir karier yang pahit buat Zidane. Bagaimana tidak, dia diusir wasit di momen tersebut, usai menanduk dada Materazzi.

Insiden bermula kala keduanya terlibat dalam adu mulut dalam laga. Zidane yang kesal karena jerseynya terus ditarik Materazzi, melayangkan pernyataan akan memberikannya usai laga. Tapi, Materazzi menjawabnya dengan kalimat kasar, mengaku lebih suka adik Zidane, Lila.

"Dia memprovokasi dengan bicara soal adik saya, Lila. Saya gak bangga, tapi itu bagian dari karier. Saat itu, saya lebih rapuh. Dia tak menyerang ibu saya, tapi adik," ujar Zidane.

Materazzi juga mengaku menyesal telah berbicara hal tersebut. Meski sudah minta maaf, sampai sekarang Zidane belum menerimanya secara terbuka.

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Margith Juita Damanik
EditorMargith Juita Damanik
Follow Us