Saat Asia Tenggara Jadi Magnet Pemain Keturunan Timnas Indonesia

- Shayne Pattynama merapat ke Buriram United, debut bersama Uthai Thani FC dalam Thai League 1.
- Rafael Struick, Jens Raven, dan Jordi Amat memilih bermain di Indonesia, membela klub Super League.
- Banyaknya pemain keturunan di Asia Tenggara menimbulkan pertanyaan, namun Ketua Umum PSSI menyebut ini adalah pilihan sebagai pemain profesional.
Jakarta, IDN Times - Sebuah kasus unik terjadi jelang musim 2025/26 bergulir. Para pemain keturunan yang membela Timnas Indonesia, ramai-ramai merapat ke Asia Tenggara, khususnya Asia.
Terbaru, beredar kabar bahwa Thom Haye akan merapat juga ke Asia Tenggara. Dia disebut bakal membela klub asal Singapura, Tampines Rovers. Namun, kabar ini masih simpang siur dan belum ada pernyataan resmi soal ini.
Terlepas dari benar atau tidaknya kabar itu, hal ini jadi sebuah tren tersendiri. Belakangan, para pemain keturunan mulai melirik Asia dan Asia Tenggara sebagai tempat baru untuk berkarier.
1. Shayne Pattynama merapat ke Buriram

Kepindahan pemain keturunan ke Asia Tenggara ini diawali dengan pindahnya Shayne Pattynama ke Buriram United. Sebelumnya, dia sempat diisukan akan ke Indonesia, membela Bali United atau Persib Bandung.
Bersama Buriram, Shayne sudah menorehkan debut bersama Uthai Thani FC dalam laga pramusim jelang Thai League 1. Performanya pun mendapatkan sorotan, dan masih banyak pekerjaan rumah yang harus dia selesaikan.
2. Rafael Struick, Jens Raven, dan Jordi Amat ke Indonesia

Sementara itu, gebrakan dilakukan tiga pemain keturunan Timnas, yakni Rafael Struick, Jens Raven, dan Jordi Amat. Ketiganya memilih untuk bermain di Indonesia, membela klub Super League.
Jordi memilih untuk main di Persija Jakarta, usai kontraknya habis di Johor Darul Ta'zim (JDT). Sementara, Struick memutuskan untuk membela Dewa United, usai kontraknya habis bersama Brisbane Roar.
Kemudian, terakhir ada Jens Raven yang memutuskan untuk membela Bali United. Kehadiran mereka bertiga menambah khazanah pemain keturunan yang mentas di Asia Tenggara.
3. Apakah jadi sesuatu yang salah?

Banyaknya pemain keturunan yang mentas di Asia Tenggara ini, apalagi di Super League, sempat menghadirkan tanya di benak fans. Sebab, mereka berharap para pemain ini tetap menjaga kualitas dengan bermain di Eropa.
Namun, Ketua Umum PSSI Erick Thohir menyebut, perihal pemain keturunan main di Asia Tenggara ini bukanlah soal salah dan benar. Ini adalah perkara pilihan mereka sebagai pemain profesional.
"Jadi ketika para pemain Indonesia ada yang bisa main di Eropa, kita bersyukur. Ketika sebagian (pemain keturunan Timnas Indonesia) main di sini atau di Asia Tenggara, harus diapresiasi, jadi di Liga 1 (Super League) akan ada pemain berkualitas," ujar Erick.