Toni Kroos Belum Mau Umbar Soal Masa Depannya di Real Madrid

Jakarta, IDN Times - Masa depan Toni Kroos di Real Madrid masih jadi tanda tanya. Dia masih belum mau mengumbar soal masa depannya hingga jelang akhir musim ini.
Sebagaimana diketahui, kontrak Kroos di Madrid tinggal tersisa beberapa bulan lagi. Sampai saat ini, belum ada tanda-tanda dia akan memperpanjang konntrak bersama Los Blancos.
“Saya tak cemas soal yang bakal terjadi nanti. Keputusan baru bakal diambil sebelum akhir musim,” ujar Kroos dilansir Marca.
1. Kroos belum bisa mengungkap soal masa depannya di Madrid

Kroos menegaskan, baru akan memutuskan jika sudah waktunya tiba. Dia pun memastikan masalah ini tak akan mempengaruhi performanya di lapangan bersama Madrid.
Namun demikian, dia tak sedikitpun menyinggung soal bakal bertahan atau tidak. Hal itu masih jadi misteri yang belum bisa diungkapkan dalam waktu dekat.
“Saya belum memutuskan soal apapun. Saya cuma mau menyelesaikan karier saya di level tertinggi. Seperti tahun sebelumnya, nanti kita lihat,” kata eks pemain Bayern Muenchen ini.
2. Kroos sudah beri banyak gelar bergengsi untuk Madrid

Kroos sudah membela Real Madrid selama hampir sembilan tahun. Beberapa prestasi mentereng berhasil ia persembahkan untuk klubnya itu, seperti trofi LaLiga (3) hingga Liga Champions (4).
Sejak musim lalu, pemain asal Jerman ini sempat dirumorkan hengkang dari Madrid. Gelandang 33 tahun itu sempat digoda sejumlah klub Arab untuk merumput di Saudi Pro League.
Namun, tawaran itu ditolak mentah-mentah oleh Kroos. Meski diiming-imingi gaji selangit, ambisi Kroos pensiun di Santiago Bernabeu ternyata jauh lebih besar.
3. Kroos masih dibutuhkan Madrid?

Kroos pun akhirnya memutuskan untuk memperpanjang kontrak di Real Madrid. Dia diikat dengan kontrak baru yang hanya berdurasi setahun, yakni hingga Juni 2024 mendatang.
Kabar ini tentunya menjadi bukti kalau kemampuan Kroos masih dibutuhkan Madrid. Los Blancos perlu figur pemain senior di lini tengah demi membimbing para pemain mudanya seperti Jude Bellingham, Aurelien Tchouameni, hingga Eduardo Camavinga, sebelum pada akhirnya regenerasi benar-benar berjalan sempurna.