Apakah HP Flagship Malah Laris Imbas PPN 12 Persen?

- Kenaikan PPN 12% meningkatkan harga smartphone sebesar 0,9% per kenaikan 1%, membebani daya beli kelas menengah ke bawah.
- Permintaan smartphone flagship tetap tinggi di Asia Tenggara, terutama di Indonesia. Brand loyalty, teknologi terbaru, dan status sosial jadi faktor utama.
- Smartphone flagship menawarkan teknologi mutakhir, simbol prestise, dan kemudahan pembayaran. Investasi jangka panjang karena dukungan pembaruan perangkat lunak yang lebih lama.
Kenaikan PPN menjadi 12 persen telah memicu peningkatan harga barang, termasuk smartphone sebesar 0,9 persen untuk setiap kenaikan PPN 1 persen. Dampaknya mungkin kecil secara nominal, tetapi cukup membebani daya beli kelas menengah ke bawah.
Di tengah kondisi ekonomi yang lesu akibat kenaikan harga, permintaan terhadap smartphone flagship bakal masih tetap diminati. Riset Canalys mencatat bahwa pasar smartphone Asia Tenggara tetap tumbuh sebesar 12 persen pada kuartal ketiga (Q3) 2024 dengan Indonesia sebagai kontributor utama, khususnya di segmen flagship. Strategi produsen smartphone seperti Samsung yang berfokus pada segmen premium menunjukkan bahwa permintaan untuk smartphone flagship tetap stabil walaupun ada tekanan dari sisi makroekonomi.
Meski PPN menyebabkan kenaikan harga, konsumen kelas atas tetap membeli smartphone premium. Data Bank Indonesia mengungkap tren perlambatan tabungan masyarakat hingga 15 persen pada kuartal keempat (Q4) 2024. Namun, hal ini tidak memengaruhi minat konsumen premium terhadap barang mewah seperti smartphone flagship seperti yang dilaporkan oleh VOI. Laporan Netray juga mengungkapkan meski kebijakan PPN dihujani kritik masyarakat, konsumen kelas atas tetap memprioritaskan untuk membeli produk premium untuk gaya hidup dan kebutuhan teknologi mereka. Loyalitas merek (brand loyalty), keinginan memiliki teknologi terbaru, dan status sosial menjadi faktor utama di balik keputusan ini.
Sebagai contoh, smartphone seharga Rp20 juta naik menjadi Rp22,4 juta setelah dikenakan PPN 12 persen. Kenaikan Rp200 ribu dianggap wajar oleh konsumen kelas atas karena mereka mengutamakan kualitas, fitur unggulan, dan nilai jangka panjang seperti performa yang lebih baik, ketahanan perangkat, dan pengalaman pengguna yang premium.
Strategi yang dilancarkan oleh brand smartphone seperti Samsung yang fokus pada segmen premium membuat minat terhadap smartphone flagship tetap tinggi. Meski kebijakan PPN naik ini berdampak pada harga gadget kelas atas, penjualan smartphone flagship diprediksi tetap stabil tanpa penurunan signifikan. Lalu, apa saja faktor yang membuat smartphone flagship tetap laris manis meski ada dampak dari PPN 12 persen ini? Simak ulasan lengkapnya dalam artikel berikut!
1. Meski PPN 12 persen dapat menaikkan harga HP flagship, daya beli konsumen produk premium tetap tinggi

Smartphone flagship dirancang untuk segmen konsumen dengan daya beli yang relatif lebih kuat. Kenaikan PPN 12 persen memang membuat harga smartphone flagship meningkat. Tapi, hal ini tidak terlalu berpengaruh pada konsumen di segmen premium. Mereka yang membeli perangkat ini biasanya memiliki penghasilan yang cukup tinggi dan sudah terbiasa mengalokasikan dana untuk teknologi terbaik.
Sebagai contoh, seorang konsumen yang mempertimbangkan untuk membeli smartphone seharga Rp15 juta tidak akan terlalu mempersoalkan kenaikan harga sebesar Rp150 ribu akibat PPN 12 persen. Bagi mereka, kualitas dan performa perangkat jauh lebih penting dibandingkan perubahan kecil pada harga.
2. HP kelas atas diyakini punya fitur canggih dan teknologi terkini

Smartphone flagship dikenal dengan teknologi mutakhir yang sulit ditemukan pada HP segmen mid-range atau entry level. Mulai dari kamera dengan kualitas fotografi profesional, layar OLED dengan refresh rate tinggi, hingga chipset yang mendukung performa gaming berat, semua fitur ini menjadi daya tarik utama di mata konsumen. Konsumen yang memilih smartphone flagship cenderung mengutamakan pengalaman (experience) dalam menjajal teknologi terbaik. Kenaikan harga akibat PPN 12 persen misalnya menjadi hal yang bsa diterima karena nilai yang mereka dapatkan sebanding dengan tambahan biaya tersebut. Smartphone flagship juga sering kali menjadi pelopor inovasi yang kemudian diikuti oleh perangkat di kelas lainnya.
3. Simbol sosial dan brand loyalty juga menjadi alasan mengapa HP flagship bakal tetap laris

Smartphone flagship bukan hanya sekadar perangkat komunikasi. Bagi banyak orang, kepemilikan smartphone turut menjadi simbol prestise dan status sosial. Memiliki smartphone flagship dari merek ternama seperti Apple, Samsung, atau OPPO sering kali dianggap mencerminkan keberhasilan dan gaya hidup modern.
Selain itu, loyalitas terhadap merek memainkan peran penting. Konsumen yang sudah setia pada merek tertentu cenderung tetap bertahan meski ada kenaikan harga. Mereka mempercayai kualitas serta pengalaman yang ditawarkan sehingga kenaikan harga akibat PPN tidak menjadi hambatan untuk tetap membeli produk andalan mereka.
Penelitian yang dilakukan oleh Arofa dan Wardhani tahun 2022 dalam Jurnal Ekonomis (Journal of Economics and Business) menunjukkan adanya hubungan antara pengalaman merek (brand experience) dan loyalitas merek (brand loyalty), khususnya pada merek Samsung. Penelitian ini mengungkap bahwa makin banyak pengalaman dan pengetahuan konsumen terhadap produk Samsung maka semakin tinggi tingkat loyalitas mereka terhadap merek tersebut. Pengalaman ini diperoleh setelah konsumen menggunakan produk. Dari analisis variabel brand experience, indikator intelektual menjadi yang paling berpengaruh. Fitur-fitur inovatif pada produk Samsung mampu merangsang imajinasi pengguna yang mendorong pengguna untuk terus menggunakan produk dari merek yang sama.
4. Konsumen makin sadar HP flagship di kantong, tetapi bermanfaat jangka panjang

Konsumen makin sadar bahwa smartphone flagship mungkin membutuhkan investasi awal yang besar, tetapi memberikan manfaat jangka panjang. Perangkat ini biasanya dirancang untuk bertahan lebih lama dibandingkan smartphone mid range, baik dari segi kualitas hardware maupun dukungan pembaruan perangkat lunak (OS). Sebagai contoh, smartphone flagship biasanya menerima pembaruan sistem operasi selama empat hingga lima tahun bahkan bisa tujuh tahun, sementara perangkat mid-range mungkin hanya mendapatkan 2 hingga 3 tahun pembaruan. Hal ini membuat konsumen merasa bahwa membeli smartphone flagship adalah keputusan yang lebih bijak dalam jangka panjang.
5. Kemudahan dalam proses pembayaran juga berperan dalam menjaga lesunya penjualan HP flagship

Salah satu alasan mengapa penjualan smartphone flagship tetap stabil adalah kemudahan dalam proses pembayaran. Banyak produsen dan distributor menawarkan berbagai opsi pembayaran, seperti cicilan tanpa bunga, program trade-in, atau diskon khusus untuk pembelian dengan kartu kredit tertentu. Kemudahan ini membuat konsumen lebih nyaman dalam membeli smartphone flagship meski harganya meningkat akibat PPN naik. Mereka tidak perlu membayar secara langsung dalam jumlah besar sehingga beban finansial terasa lebih ringan.
6. Meski kondisi ekonomi sedang lesu, smartphone flagship masih laris manis

Data dari Canalys menunjukkan meski pasar smartphone di Indonesia hanya tumbuh 11,3 persen year-on-year pada kuartal III 2024, pangsa pasar brand-brand besar tetap kuat. OPPO memimpin dengan 22 persen, diikuti oleh Xiaomi (19 persen), Transsion (18 persen), Samsung (16 persen), dan vivo (16 persen). Angka ini menunjukkan bahwa meskipun kondisi ekonomi cenderung lesu, permintaan terhadap smartphone flagship masih tetap diminati. Hal ini membuktikan bahwa faktor-faktor, seperti daya beli konsumen premium, teknologi canggih, simbol sosial, dan kemudahan pembayaran memainkan peran penting dalam menjaga stabilitas pasar. Meski kenaikan harga dapat memberikan dampak pada segmen tertentu, pasar smartphone secara keseluruhan tetap mencatatkan pertumbuhan, termasuk di segmen premium.
Hal itu sejalan dengan kenaikan PPN dari 11 persen menjadi 12 persen memang memberikan pukulan telak khususnya pada segmen HP flagship sebagai salah satu kategori barang mewah. Meski begitu, pasar HP flagship tetap tumbuh dan laris manis karena beberapa faktor kunci yang menyertainya. Pertama, konsumen di segmen ini umumnya memiliki daya beli yang lebih stabil dan cenderung tidak terlalu terpengaruh oleh kenaikan harga. Kedua, HP flagship menawarkan fitur premium dan inovasi teknologi terkini yang sulit ditandingi oleh perangkat di segmen lain sehingga menjadikannya pilihan utama bagi mereka yang mengutamakan kualitas dan performa.
Selain itu, loyalitas terhadap merek besar seperti Apple, Samsung, dan Xiaomi juga berperan penting. Konsumen yang sudah nyaman dengan ekosistem dan reputasi merek tertentu cenderung tetap membeli produk flagship meskipun harganya meningkat. Program pembiayaan fleksibel, seperti cicilan tanpa bunga atau menjajal skema trade-in, juga membantu menjaga daya tarik pasar ini.
Tak hanya itu, HP flagship sering kali dianggap sebagai investasi jangka panjang karena ketahanannya dan dukungan pembaruan perangkat lunak yang lebih lama dibandingkan smartphone mid-range misalnya. Semua faktor ini berkontribusi pada pertumbuhan pasar HP flagship meski kenaikan PPN memberikan tantangan dan beban baru. Lewat strategi yang tepat, HP flagship masih memiliki potensi untuk terus laris di pasar Indonesia. Namun, penting bagi pemerintah untuk mempertimbangkan dampak dari kebijakan ini terhadap daya beli masyarakat, terutama kelas menengah yang menjadi tulang punggung perekonomian domestik.