Kenapa Google Tidak Melanjutkan Android One?

- Visi Android One sulit dipertahankan
- Kompetisi ketat di pasar smartphone entry-level
- Google kurang bisa memaksimalkan pemasaran
Android One pernah menjadi proyek ambisius Google untuk menghadirkan pengalaman Android murni pada smartphone murah di negara berkembang. Meluncur pada 2014, Android One sempat menarik perhatian berkat janji pembaruan sistem cepat serta performa ringan. Namun, seiring berjalannya waktu, popularitasnya meredup hingga akhirnya Google menghentikan pengembangannya secara perlahan.
Sebagian pengguna menyayangkan dihentikannya proyek ini. Produsen yang dulu berpartisipasi pun mulai beralih fokus pada lini produk lain yang lebih menguntungkan. Dihentikannya proyek Android One menimbulkan pertanyaan besar tentang penyebab di balik berhentinya Android One. Kira-kira, apa saja alasannya?
1. Android One adalah visi yang sulit dipertahankan

Tujuan awal Android One adalah menghadirkan pengalaman Android murni untuk semua kalangan, terutama di negara berkembang. Google berharap bisa menyediakan perangkat terjangkau tanpa modifikasi berlebihan dari produsen. Konsep tersebut memang menarik, tetapi sulit dipertahankan dalam industri yang bergerak cepat.
Produsen smartphone memiliki kepentingan bisnis berbeda dan mulai meninggalkan konsep Android murni. Mereka lebih tertarik menambahkan antarmuka khusus demi membangun identitas merek. Memasuki 2019, Android One kehilangan daya tarik bagi produsen besar yang dulu sempat mendukungnya
2. Kompetisi ketat di pasar smartphine entry-level

Pasar smartphone murah berkembang sangat pesat dan dipenuhi banyak pemain baru. Produsen seperti Xiaomi, TECNO, dan Infinix menghadirkan perangkat murah dengan spesifikasi tinggi yang sulit disaingi. Android One yang berfokus pada pengalaman murni justru tertinggal dalam hal fitur tambahan.
Konsumen di segmen bawah tampaknya lebih tertarik pada HP yang terlihat menarik dengan kaya fitur. HP Android One yang sederhana mungkin terasa kurang menggoda di mata pembeli. Ini membuat proyek tersebut kehilangan pangsa pasar secara perlahan.
3. Google kurang bisa memaksimalkan pemasaran

Google tidak melakukan promosi besar-besaran untuk Android One setelah tahun-tahun awal peluncurannya. Program ini seolah tenggelam di antara kampanye produk lain yang lebih populer seperti Pixel dan Android Go. Saat Android Go meluncur, sebagian konsumen tidak tahu apa itu Android One.
Produsen juga tidak mendapatkan keuntungan besar dari sisi branding karena nama Android One tidak terlalu mentereng di pasar. Situasi tersebut membuat brand enggan melanjutkan kerja sama. Tanpa promosi kuat, proyek Android One kehilangan momentum yang penting untuk bertahan.
4. Perubahan fokus Google dalam mengembangkan Android

Google mulai mengubah fokus strateginya ke lini Pixel yang lebih premium. Produk ini menjadi wadah utama untuk menampilkan inovasi Android secara langsung. Peralihan fokus tersebut menyebabkan proyek Android One kehilangan prioritas dalam pengembangan internal.
Upaya untuk mempertahankan dua proyek berbeda di pasar yang sama dianggap tidak efisien. Google menilai lebih baik memperkuat satu merek yang memiliki nilai tinggi di pasar global. Oleh karena itu, Android One pun dibiarkan berhenti tanpa pengumuman resmi.
5. Kualitas smartphone Android One hadir dalam bentuk lain

Meskipun proyeknya berhenti, Android One meninggalkan jejak penting dalam sejarah Android. Banyak ide yang lahir dari program ini kemudian diadopsi oleh produsen ponsel lain. Pembaruan cepat dan sistem yang ringan kini menjadi standar yang diharapkan pengguna.
Beberapa HP bekas Android One masih dihargai karena stabilitas dan kesederhanaannya. Nilai yang dibawa proyek ini membentuk arah baru bagi pengembangan Android di masa depan. Pengaruhnya tetap terasa meskipun proyek itu sudah tidak aktif lagi.
Keputusan Google menghentikan Android One menunjukkan bahwa idealisme teknologi kadang sulit bertahan di tengah persaingan pasar. Meski berakhir, proyek ini tetap menjadi contoh menarik tentang usaha menghadirkan kualitas pada perangkat terjangkau. Nah, apakah kamu pernah memiliki perangkat Android One?



















