Xiaomi Akui Biaya Produksi Smartphone Naik Imbas Harga DRAM

- Harga Redmi K90 naik dibandingkan Redmi K80
- Strategi Xiaomi dalam menghadapi tekanan biaya
- Implikasi untuk konsumen dan industri akibat harga DRAM
Xiaomi, salah satu produsen smartphone terbesar asal China, mengakui bahwa kenaikan harga chip memori DRAM telah mendorong biaya produksi smartphone mereka meningkat. Pernyataan ini disampaikan menyusul peluncuran seri Redmi K90 yang dianggap sebagian konsumen memiliki harga lebih tinggi dibanding generasi sebelumnya. Mengutip Reuters (27/10/2025), Presiden Xiaomi, Lu Weibing, menyebut bahwa lonjakan biaya memori jauh di luar ekspektasi dan berdampak pada strategi penetapan harga smartphone perusahaan.
Kondisi ini terjadi di tengah persaingan global yang semakin ketat untuk pasokan chip memori, yang sebagian besar dipicu oleh permintaan tinggi dari aplikasi kecerdasan buatan (AI) dan pusat data. Lonjakan permintaan tersebut menyebabkan harga DRAM (Dynamic Random Access Memory) dan NAND meningkat tajam sehingga produsen smartphone perlu menyesuaikan harga jual perangkat mereka. Lalu, apa saja dampak dari kenaikan biaya ini? Berikut penjelasannya!
1. Harga Redmi K90 naik dibandingkan Redmi K80

Dampak kenaikan harga DRAM paling nyata terlihat pada seri Redmi K90. Mengutip Economic Times Senin (27/10/2025), harga varian dasar Redmi K90 (12 GB/256 GB) dibanderol 2.599 yuan atau sekitar Rp6 juta. Angka ini jelas lebih tinggi dibandingkan Redmi K80 sebelumnya yang dijual seharga 2.499 yuan atau sekitar Rp5,8 juta.
Kenaikan harga DRAM bukan hanya menjadi tantangan bagi Xiaomi, tetapi juga fenomena global yang memengaruhi seluruh industri smartphone. Produsen chip besar seperti Samsung dan SK Hynix justru mendapat keuntungan dari permintaan memori konvensional yang meningkat untuk smartphone, PC, dan server AI. Terbatasnya kapasitas produksi ditambah prioritas pengiriman ke pusat data dan aplikasi AI membuat pasokan memori untuk smartphone menjadi lebih ketat sehingga harga pun terdorong naik.
Untuk mengantisipasi hal ini, Xiaomi menyesuaikan harga salah satu varian K90 yang paling diminati, yaitu model 12 GB RAM + 512 GB. Perusahaan menawarkan potongan 300 yuan menjadi 2.899 yuan (sekitar Rp6,7 juta) selama bulan pertama penjualan. Langkah ini bertujuan meredam kekecewaan konsumen sekaligus menjaga volume penjualan. Menurut keterangan Presiden Xiaomi, Lu Weibing, tekanan biaya yang meningkat telah memengaruhi harga produk sekaligus menunjukkan bahwa kenaikan harga lebih banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal daripada strategi internal perusahaan.
2. Strategi Xiaomi dalam menghadapi tekanan biaya

Selain menyesuaikan harga pada beberapa model, Xiaomi juga mengambil langkah-langkah untuk mengelola rantai pasokannya sehingga dampak lonjakan harga memori bisa diminimalkan. Salah satunya adalah dengan mendiversifikasi pemasok dan memesan chip lebih awal guna memastikan ketersediaan komponen tetap stabil. Strategi ini juga mencakup peninjauan konfigurasi RAM dan kapasitas penyimpanan yang paling diminati konsumen agar produk tetap kompetitif di pasar.
Selain itu, Xiaomi menerapkan promosi awal atau diskon sementara pada varian tertentu untuk menjaga minat konsumen meski harga dasar meningkat. Pendekatan ini membantu perusahaan menyeimbangkan antara margin keuntungan dan kepuasan pelanggan, sekaligus mempertahankan pangsa pasar di tengah persaingan global yang ketat. Langkah-langkah tersebut menunjukkan bahwa kenaikan biaya produksi bisa dikelola melalui kombinasi strategi harga yang tepat dan manajemen rantai pasokan yang cermat.
3. Implikasi untuk konsumen dan industri akibat harga DRAM

Lonjakan harga DRAM menghadirkan tantangan baru bagi produsen smartphone maupun konsumen. Kini, pembeli perlu lebih cermat membandingkan harga dan spesifikasi saat memilih perangkat bar karena kenaikan harga tidak selalu sejalan dengan peningkatan fitur, melainkan lebih banyak dipicu oleh biaya komponen yang meningkat. Di sisi lain, industri smartphone harus menyeimbangkan antara margin keuntungan dan daya beli konsumen agar pangsa pasar tetap terjaga.
Fenomena ini juga mencerminkan bagaimana revolusi AI dan permintaan untuk pusat data memengaruhi rantai pasok global smartphone. Produsen dituntut menerapkan strategi diversifikasi pemasok dan meningkatkan efisiensi produksi agar dampak kenaikan harga memori dapat diminimalkan. Bagi konsumen, memanfaatkan periode peluncuran atau promo awal menjadi cara efektif untuk mendapatkan harga lebih bersahabat.
Hingga saat ini, penyesuaian harga baru diterapkan pada seri Redmi K90, sementara Xiaomi belum mengonfirmasi apakah model lain akan mengikuti. Meski begitu, ketika tren harga DRAM yang terus melonjak, maka kenaikan harga smartphone kemungkinan besar juga akan ikut terdampak. Bagaimana menurut kamu di situasi seperti ini? Apakah produsen sebaiknya menyesuaikan harga agar tetap menguntungkan atau menekan margin demi menjaga harga smartphone tetap ramah bagi konsumen?


















