Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

Danger Alert, Ini 8 Tanda Kesenanganmu Bermain Game Mulai Tidak Sehat

Unsplash/rxspawn
Unsplash/rxspawn

Bermain game memang menyenangkan. Bagi kebanyakan orang, bermain game menjadi alternatif paling ampuh untuk rehat sejenak dari rutinitas sehari-hari. Banyak manfaat yang bisa seseorang dapatkan dari bermain game. Beberapa menjadikannya hobi. Beberapa menjadikannya salah satu mata pencaharian.

Namun, ada pula yang secara tidak sadar menjadikan bermain game sebagai hal paling dominan di hidup mereka, sehingga menenggelamkan aspek-aspek lain yang lebih penting. Apa kamu salah satu di antaranya? Segera cek tanda-tanda kalau kesenanganmu pada video game mulai tidak sehat berikut ini!

1. Menelantarkan diri sendiri

Unsplash/alex_andrews
Unsplash/alex_andrews

Kamu menunda-nunda waktu makan, bahkan memotong waktu istirahatmu demi bermain game. Kamu mengorbankan waktu yang seharusnya kamu gunakan untuk kepentingan kesehatan dan kebersihanmu sendiri. Waktumu bermain game sama sekali tidak bisa diganggu gugat. Makan? Tidur? Mandi? Semua hal itu nomor sekian.

2. Menelantarkan tanggung jawab

Unsplash/everywheresean
Unsplash/everywheresean

Kamu lebih antusias pada pencapaian di dunia game daripada di dunia nyata. Tak tahan ingin segera log-in dan menjelajah dunia game, kamu menunda mengerjakan tanggung jawab yang lebih utama. Tugas sekolah atau kantor terbengkalai. Kamu ogah-ogahan mengerjakannya. 

3. Merasa gelisah dan kesal kalau tidak bermain game

Unsplash/christnerfurt
Unsplash/christnerfurt

Kamu harus main game. Tidak bisa tidak. Sehari tidak bermain game membuatmu gelisah. Kamu jengkel, bahkan tanpa sadar bersikap agresif ketika jadwal permainanmu harus terganggu. Ketika koneksi internet atau listrik mendadak padam, kamu mengumpat dan merusak barang-barang. Kamu tidak sadar telah menyakiti orang-orang di dekatmu secara emosional maupun fisik.

4. Terus memikirkan permainan yang telah lalu

Pexels/katlovessteve
Pexels/katlovessteve

Kamu memang tengah duduk di kelas atau bilik kantor, tetapi pikiranmu melayang-layang ke permainan kemarin sore. Emosi yang kamu rasakan waktu itu ikut terbawa, membuatmu ingin segera menyudahi aktivitas dan kembali bermain game. Kamu sering kehilangan fokus dan sulit konsentrasi pada apa yang ada di hadapanmu sekarang ini.

5. Berbohong

Pexels/vera-arsic-304265
Pexels/vera-arsic-304265

Kamu berbohong untuk menutupi jumlah uang yang sebenarnya kamu habiskan demi video game. Kamu berbohong menutupi seberapa banyak waktu yang kamu habiskan dalam sehari. Kamu berbohong untuk menutupi kebohongan yang lain. Berbohong menjadi hal paling lumrah dan sah-sah saja untuk kamu lakukan.

6. Malas bersosialisasi

Pexels/inzmam-khan-368018
Pexels/inzmam-khan-368018

Kamu membatalkan rencana keluar dan menolak ajakan-ajakan hangout dari teman-teman. Kamu malas menghadiri acara keluarga atau sekadar keluar rumah untuk bertemu orang lain. Kamu lebih memilih berada di rumah atau tempat di mana kamu bisa bermain game dengan tenang.

7. Kelelahan

Unsplash/kevin_1658
Unsplash/kevin_1658

Akibat kurang tidur dan terlalu lama bermain game, kamu menjadi kelelahan dan tak punya energi. Kamu malas-malasan dan hanya ingin tidur saja, atau kembali bermain game daripada melakukan hal lain. Kamu bahkan tak punya cukup energi untuk sekadar hadir di sekolah atau kantor.

8. Salah satu aspek kehidupanmu terganggu

Unsplash/tjump
Unsplash/tjump

Entah itu kehidupan sosial, ekonomi, atau yang lainnya, mereka terganggu karena kesenangan berlebihanmu pada video game. Kamu memilih menarik dan mengisolasi diri dari dunia nyata, melewatkan banyak kesempatan dan kehilangan apa yang awalnya menjadi milik kamu. Kamu mulai merasakan dampaknya, tetapi tak bisa berbuat apa-apa.

Bila kamu mendapati beberapa tanda di atas pada diri kamu, ada baiknya kamu mengurangi frekuensi bermain game. Bermain game memang alternatif melepas penat yang ampuh, bahkan bisa menjadi ladang mencari uang di zaman sekarang ini, tapi kamu harus pandai-pandai mengatur waktu.

Jangan malu atau ragu untuk berkonsultasi pada psikolog atau psikiater bila kamu kesulitan untuk menghentikan diri atau sekadar bertanya lebih lanjut perkara ini. Don't worry, kamu gak sendirian kok, tapi harus segera diatasi jika serius.

This article is written by our community writers and has been carefully reviewed by our editorial team. We strive to provide the most accurate and reliable information, ensuring high standards of quality, credibility, and trustworthiness.
Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Bayu D. Wicaksono
EditorBayu D. Wicaksono
Follow Us