Baca artikel IDN Times lainnya di IDN App
For
You

7 Game Apik yang Buktikan Game Single-Player Belum Mati

Expedition-33-680fde3cd90580d1a224.jpg
Clair Obscur: Expedition 33 (dok. Sandfall Interactive)
Intinya sih...
  • Baldur’s Gate 3 menolak tren microtransaction dan menyajikan konten lengkap
  • Clair Obscur: Expedition 33 memberikan pengalaman unik dengan cerita ambisius dan sistem combat berbasis giliran
  • Resident Evil 7: Biohazard membuktikan game horor tidak butuh mode co-op untuk jadi layak dibeli
Disclaimer: This summary was created using Artificial Intelligence (AI)

Dulu banyak yang memprediksi jika game single-player akan punah karena maraknya game multiplayer online dan live-service di tahun 2010-an, namun faktanya, game single-player justru bangkit dan kini semakin digemari. Prediksi itu sendiri muncul karena dulu, game online terbukti sangat menguntungkan dari sisi finansial sehingga banyak yang beranggapan jika industri gaming akan mengalihkan fokus ke game semacam itu. Namun, beberapa game single-player yang sukses besar berhasil membuktikan bahwa pemain masih haus akan pengalaman bermain seorang diri tanpa keharusan terhubung ke internet. Berikut 7 game yang buktikan game single-player belum mati.

1. Baldur’s Gate 3

Mengingat dua game pertama Baldur’s Gate sudah sangat populer di kalangan penikmat game RPG, game ketiganya memang diprediksi bakal sukses. Namun, tak ada yang menyangka jika dampaknya bakal sebesar itu hingga menarik minat pemain yang belum pernah menjajal dua game sebelumnya. Baldur’s Gate 3 menolak tren microtransaction maupun paywall, dan menyajikan seluruh konten ke dalam game-nya sehingga pemain bebas bereksperimen. Setiap pilihan aksi dan dialog benar‑benar bisa mengubah jalannya cerita, yang membuat pengalaman setiap pemain jadi bisa terasa unik dan personal.

2. Clair Obscur: Expedition 33

Game multiplayer online memang mudah menarik perhatian banyak pemain karena terus diperbarui dengan konten baru dan memberi pemain target baru tiap kali login. Tapi banyak yang terasa seragam, mulai dari battle pass hingga karakter baru dan karenanya, kehadiran game single-player yang unik seperti Clair Obscur: Expedition 33 seperti sebuah angin segar. Terinspirasi game RPG klasik, game ini memberikan opsi parry dan dodge dalam sistem combat berbasis giliran yang diusungnya. Selain itu, cerita ambisiusnya yang dipadukan dengan soundtrack epik juga berhasil memicu emosi pemain.

3. Resident Evil 7: Biohazard

Di tahun 2010‑an, genre horor di industri gaming sempat lesu termasuk Resident Evil yang mencoba menyuntikkan hal baru lewat mode co‑op di RE5 dan RE6. Keduanya memang seru buat mabar, tapi efek sampingnya menciptakan kesan bahwa game horor single‑player mulai kehilangan tempat. Untungnya, Resident Evil 7: Biohazard sebagai game berikutnya mengembalikan serinya ke jalan yang benar. Tidak hanya membawa perspektif kamera first-person, di game ini, pemain juga kembali dipaksa bertahan sendirian. Game ini membuktikan bahwa game horor tidak butuh mode co‑op untuk jadi layak dibeli.

4. The Legend of Zelda: Breath of the Wild

Menjelang perilisan Nintendo Switch pada 2017, banyak yang menduga Nintendo akan mengejar tren game live-service. Kabar baiknya, mereka justru berfokus pada game single-player. Selain Super Mario Odyssey, game yang jadi andalan utama konsol hybrid itu adalah The Legend of Zelda: Breath of the Wild. Dengan launch-title yang tidak banyak, sempat ada keraguan soal penjualan Switch, namun Breath of the Wild berhasil menciptakan hype tinggi. Banyak pemain kemudian membeli Switch hanya untuk memainkan Breath of the Wild, yang menunjukkan bahwa kala itu, minat terhadap game single-player masih sangat tinggi.

5. Red Dead Redemption 2

Dengan fakta bahwa GTA V menjadi salah satu game terlaris sepanjang masa dan makin melejit berkat GTA Online, banyak yang khawatir jika Rockstar Games akan lebih memprioritaskan aspek online untuk game mereka berikutnya. Nyatanya, Red Dead Redemption 2 justru tampil totalitas sebagai game single-player dengan fokus pada cerita. Kisah Arthur Morgan dan para koboi lainnya di Wild West diracik begitu emosional, mendalam, dan memikat sejak awal. Game ini memang memiliki mode online bernama Red Dead Online, namun mode tak lebih dari sekadar pelengkap yang jauh kurang matang dibanding game utamanya.

6. Cyberpunk 2077

Cyberpunk 2077 memulai perjalanannya dengan sangat kacau karena dipenuhi bug dan fitur yang belum sepenuhnya jadi. Namun, banyak pemain melihat ada potensi besar di balik kekacauan itu dan memilih bertahan sembari menunggu pembaruan dari CD Projekt Red selaku developer. Dukungan dan feedback para pemain akhirnya mendorong CDPR untuk memoles game ini hingga menjelma menjadi salah satu game RPG modern terbaik, dengan Night City yang bebas dijelajahi dan tingkat kebebasan bermain yang tinggi. Cyberpunk 2077 membuktikan bahwa untuk game single-player ambisius, awalan yang buruk tidak selalu berakhir buruk.

7. Persona 5

Dulu banyak pemain yang menganggap game JRPG mulai ketinggalan zaman karena sistem combat berbasis giliran kalah pamor dari aksi hack‑and‑slash. Nah, Persona 5 membalik anggapan itu dengan menghadirkan visual yang menarik, cerita yang dewasa sekaligus mendalam dan yang terpenting, tetap mempertahankan sistem combat berbasis giliran sembari mengemasnya menjadi sangat stylish dan modern. Sejak 2016, game JRPG single‑player kembali bersinar karena keberanian Atlus selaku developer dalam mempertahankan tradisi sembari memolesnya agar menarik bagi pemain baru.

Itulah tadi ulasan sekaligus rekomendasi beberapa game apik yang buktikan jika game single-player belum mati. Pernah memainkan salah satu game di atas?

Share
Editor’s Picks
Topics
Editorial Team
Achmad Fatkhur Rozi
EditorAchmad Fatkhur Rozi
Follow Us

Latest in Tech

See More

Kenapa iPhone Tidak Selalu Cocok untuk Semua Orang?

26 Okt 2025, 10:18 WIBTech