10 Aplikasi ByteDance yang Terancam Diblokir di AS, Gak Cuma TikTok

- AS memblokir TikTok dan aplikasi ByteDance lainnya berdasarkan UU keamanan nasional
- TikTok Studio, CapCut, Lemon8, Gauth, Hypic, Lark, Melolo, Fizzo dan MyTopia Books terancam diblokir di AS
- ByteDance mengakuisisi Tokopedia dan menggabungkannya dengan operasi TikTok Shop di Indonesia
Amerika Serikat (AS) sempat memblokir TikTok dan aplikasi ByteDance lainnya pada Minggu (19/1/2025). Pemblokiran ini berdasarkan Undang-Undang "Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act" (PAFACA). UU ini mewajibkan ByteDance menjual asetnya di AS ke entitas non-China karena kekhawatiran keamanan nasional.
Presiden AS Donald Trump telah mengeluarkan perintah eksekutif menunda pemblokiran selama 75 hari. Trump berencana mengatur proses penjualan 50 persen saham TikTok ke pihak AS. Namun, hingga kini nasib TikTok dan deretan aplikasi ByteDance lain di AS masih tidak pasti. Berikut 10 aplikasi ByteDance lainnya yang terancam diblokir di AS!
1. Ekosistem TikTok ikut terdampak

Melansir Wired, selain platform media sosialnya, ekosistem lain TikTok juga ikut terancam pemblokiran. TikTok Studio, aplikasi manajemen konten bagi kreator, tidak bisa diakses pengguna AS. Aplikasi ini memungkinkan kreator memantau analitik dan mengatur konten mereka. TikTok Shop Seller, platform bagi penjual mengelola bisnisnya dan TikTok Lite, versi ringan platform, ikut terblokir.
2. CapCut, editor video andalan para kreator

CapCut merupakan aplikasi editing video yang dikembangkan ByteDance sejak 2019. Aplikasi ini awalnya diluncurkan di China sebagai JianYing dan secara internasional sebagai ViaMaker. CapCut telah mencapai 200 juta pengguna aktif dari data yang dihimpun pada 2022 berkat fitur-fitur profesionalnya. Tentu, pada 2025 ini jumlah penggunanya juga telah jauh meningkat.
Aplikasi ini menawarkan kemampuan editing dasar seperti memotong dan menggabungkan klip, pengaturan kecepatan, dukungan multi-track, serta ekspor video hingga 4K 60fps. Pemblokiran CapCut tentu akan berdampak bagi kreator konten AS yang mengandalkannya.
3. Lemon8, platform media sosial China yang tengah naik daun

Lemon8 memadukan konsep Instagram dan Pinterest dalam satu platform. Aplikasi ini berfokus pada konten visual, seperti fashion, kecantikan, makanan, perjalanan, dan kesehatan. Lemon8 telah mencapai 12,5 juta pengguna aktif bulanan global pada Desember 2024.
Platform ini menawarkan fitur unik seperti postingan bergaya carousel dan konten blog panjang. Lemon8 juga terintegrasi dengan TikTok melalui sistem login terpadu dan kemampuan unggahan lintas platform. Platform ini baru saja mencapai 1 juta pengguna aktif harian di AS.
4. Gauth, asisten belajar berbasis AI

Gauth merupakan platform pendidikan yang menggunakan kecerdasan buatan untuk membantu siswa mengerjakan PR. Aplikasi ini mendukung berbagai mata pelajaran, seperti matematika, fisika, kimia, dan biologi. Gauth telah membantu 300 juta pengguna menyelesaikan miliaran soal. Platform ini menawarkan beragam fitur canggih. Siswa bisa memfoto soal mereka dan AI akan langsung memberikan solusi terperinci. Gauth juga menyediakan materi belajar interaktif dan mode fokus.
5. Hypic, editor foto dengan teknologi AI

Hypic merupakan aplikasi editing foto yang menggabungkan algoritma AI canggih dengan alat editing profesional. Aplikasi ini diluncurkan pada 2022. Ia menawarkan fitur seperti penghapusan latar belakang otomatis, peningkatan kualitas foto, dan pembuatan avatar AI. Pengguna Hypic bisa melakukan penyesuaian dasar seperti kecerahan dan kontras, serta retouching wajah. Aplikasi ini mendukung ekspor kualitas 4K Ultra HD dan dilengkapi template media sosial.
6. Lark, pesaing Slack dari ByteDance

Lark awalnya dikembangkan sebagai aplikasi komunikasi internal ByteDance. Aplikasi ini telah berkembang menjadi platform kolaborasi super app yang menggabungkan berbagai alat kerja. Lark menawarkan fitur pesan instan dengan terjemahan otomatis lebih dari 100 bahasa. Platform ini mendukung rapat video hingga 350 peserta tanpa batas waktu. Lark juga menyediakan penyimpanan awan 200 GB gratis, manajemen kalender, dan fitur manajemen proyek.
7. Melolo, platform streaming drama pendek

Melolo merupakan aplikasi hiburan gratis yang mengkhususkan diri dalam drama dan film Asia pendek. Aplikasi ini menyajikan episode berdurasi 10--20 menit dalam berbagai genre, seperti romansa, thriller, dan fantasi. Konten Melolo diperbarui setiap hari dan tersedia dalam kualitas HD. Melolo sendiri lebih fokus menargetkan penonton Asia Tenggara sehingga pemblokirannya di AS mungkin tidak terlalu berdampak siginifikan.
8. Fizzo, platform novel digital populer

Fizzo telah menjadi salah satu aplikasi membaca novel favorit di Indonesia. Aplikasi ini menawarkan beragam genre cerita mulai dari romansa, fantasi, misteri hingga petualangan. Fizzo juga berfungsi sebagai platform bagi penulis memonetisasi karyanya. Platform ini dilengkapi berbagai fitur seperti audiobook untuk mendengarkan cerita dan komunitas penulis yang aktif berinteraksi.
9. MyTopia Books, perpustakaan digital gratis

MyTopia Books menawarkan akses gratis tak terbatas ke ribuan buku digital dari berbagai penerbit besar. Aplikasi ini memiliki koleksi lengkap mulai dari novel hingga e-book premium. MyTopia Books juga menyediakan rekomendasi personal berdasarkan preferensi pembaca. Platform ini mendukung mode baca offline dan antarmukanya bisa dipersonalisasi. MyTopia Books juga dilengkapi fitur audio untuk mendengarkan novel serta pembaruan konten harian.
10. Tokopedia, e-commerce Indonesia yang baru diakuisisi TikTok

ByteDance mengakuisisi Tokopedia pada Desember 2023 dan menggabungkannya dengan operasi TikTok Shop di Indonesia. Langkah ini diambil setelah pemerintah Indonesia melarang TikTok Shop beroperasi di negaranya. Tokopedia merupakan salah satu platform e-commerce terbesar di Indonesia. Aplikasi Tokopedia juga telah dihapus dari App Store AS, namun, masih tersedia di Play Store.
11. Dampak pemblokiran terhadap aplikasi ByteDance di AS

Saat pemblokiran diberlakukan pada 19 Januari 2024 lalu, aplikasi ByteDance yang sudah terinstal di perangkat pengguna AS masih bisa digunakan. Namun, pengguna tidak bisa mengunduh ulang jika terhapus atau memindahkan ke perangkat baru. Pembelian dalam aplikasi dan langganan baru juga tidak bisa dilakukan.
Aplikasi-aplikasi ini sempat tidak menerima pembaruan yang bisa mempengaruhi kinerja, keamanan, dan kompatibilitas dengan sistem operasi baru. Beberapa fungsi aplikasi menjadi terbatas atau berhenti bekerja karena tidak bisa diperbarui. Kini, setelah keputusan penundaan 75 hari dari Donald Trump, masa depan aplikasi ByteDance di AS akan bergantung pada hasil negosiasi kedua pihak.